FITNESS & HEALTH

Studi: Diabetes Tipe 2 Bisa Diwariskan Secara Genetis

Yuni Yuli Yanti
Rabu 04 Januari 2023 / 10:00
Jakarta: Diabetes Tipe 2 dikenal sebagai penyakit yang disebabkan oleh pola makan tidak sehat dan kelebihan berat badan. Namun, ilmuwan Jerman membuktikan lewat tikus percobaan, Diabetes Tipe 2 juga bisa diwariskan secara genetis.

Seperti sebuah epidemi: hampir sepuluh persen penduduk dunia mengidap diabetes tipe 2. Tendensinya, meningkat makin cepat. Kegemukan dan faktor genetis memainkan peran penting. Namun, para ilmuwan menduga ada lebih banyak faktor pemicu kenaikan kasusnya.

Melansir dari laman P2PTM.Kemenkes, di Helmholtz Zentrum, München, para peneliti melacak teka-teki ini. Untuk itu, mereka membutuhkan percobaan di mana mereka dapat mengendalikan kondisi lingkungannya. Tikus sangat cocok untuk penelitian semacam itu. Metabolismenya berfungsi mirip seperti pada manusia.

Ada tikus kurus dan gemuk, yang mengembangkan jenis penyakit seperti manusia. Termasuk diabetes. Sebagaimana kembar identik, tikus ini semua memiliki gen yang sama. Jika kondisinya berbeda, berarti penyebabnya bukan terletak pada genomnya.

Para peneliti memberi makan tikus dengan diet kaya kalori selama enam minggu. Sebagai dampak pola makan yang salah, tikus menjadi tambun dan mengembangkan gejala diabetes - mirip seperti manusia. Ada dugaan: tikus bisa mewariskan karakteristik ini pada keturunannya.
 

Pewarisan penyakit secara genetis

Pewarisannya hanya bisa lewat sel telur dan sperma. Untuk menyingkirkan pengaruh lainnya dari tikus induk tambun, peneliti hanya mengambil sperma dan sel telur untuk inseminasi buatan.

24 jam kemudian telur yang telah dibuahi berkembang jadi embrio tikus. Para peneliti menaruhnya pada rahim ibu pengganti.

Ibu tikus yang dititipi embrio ini sehat dan langsing. Tak hanya melahirkannya, induk titipan ini juga merawat anak-anak tikus. Induk tikus tambun tidak lagi memainkan peranan pada  anak-anaknya. Jadi mereka tidak bisa menjadi panutan pola makan yang buruk.

Johannes Beckers, salah satu peneliti mengatakan "Kami dapat mengesampingkan, bahwa kontak sosial dengan orang tua, efek rahim atau bahkan selama proses menyusui, memainkan peranan. Kami dapat menyingkirkan kemungkinan bahwa, bakteri usus ditularkan dari satu generasi ke berikutnya. Artinya, semua perubahan yang kami amati dari generasi anak tikus ini, hanya berkaitan dengan informasi yang ada di sel germinalnya."


(Seperti sebuah epidemi: hampir sepuluh persen penduduk dunia mengidap diabetes tipe 2. Foto: Ilustrasi. Dok. Freepik.com)
 

Diabetes dampak gaya hidup

Para peneliti sekarang mengamati perkembangan lebih lanjut dari anak-anak tikus ini, dan membandingkannya dengan anak tikus dari induk yang ramping. Semua mendapat makanan yang sama.

Perlu diingat, tikus-tikus ini secara genetis identik dan tumbuh dalam kondisi lingkungan yang sama. Satu-satunya perbedaan adalah orang tua biologisnya gemuk atau langsing. Dan ini nampak jelas menentukan.

Keturunan tikus gemuk lebih cepat mengidap diabetes, ketimbang anak tikus yang induknya ramping. Kecenderungan ini hanya bisa diwariskan. Namun, kecenderungan ini didapat dari orang tua yang mula-mula memiliki pola makan yang salah.

Yang perlu diingat adalah baik Ayah maupun Ibu bisa meneruskan kecenderungan diabetes dan kelebihan berat badan pada anak-anaknya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(yyy)

MOST SEARCH