FITNESS & HEALTH
Bahaya Pneumonia pada Anak dan 5 Langkah Orang Tua untuk Mencegahnya
A. Firdaus
Selasa 07 November 2023 / 10:10
Jakarta: Setiap 43 detik, UNICEF menjabarkan bahwa satu anak di seluruh dunia meninggal akibat pneumonia. Sedangkan Kementerian Kesehatan menyebut Pneumonia adalah penyebab No. 1 kematian pada bayi dan anak usia di bawah lima tahun.
Melihat kedua fakta di atas, kita perlu mengetahui lebih dulu bahayanya Pneumonia ini terhadap si Kecil. Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi, Prof. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, PhD, Pneumonia merupakan peradangan paru yang terutama disebabkan oleh infeksi kuman.
"Berbagai bakteri dan virus dapat menyebabkan pneumonia, menurut penelitian dan laporan penyebab utama pneumonia bakteria adalah pneumokokus," ujar Prof. Cissy dalam Diskusi Edukatif yang diselenggarakan PT Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia untuk Memperingati Hari Pneumonia Sedunia.
Pneumonia yang kerap dikenal dengan istilah paru-paru basah ini, memiliki gejala awal yang sulit dibedakan dengan penyakit saluran pernapasan lain seperti batuk, demam, dan sesak napas sehingga seringkali terlewatkan.
Berbagai faktor risiko memengaruhi terjadinya dan beratnya pneumonia, seperti:
- Malnutrisi.
- Berat badan lahir rendah.
- Tidak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan.
- Imunisasi tidak lengkap.
- Asap rokok dan polusi udara di dalam dan di luar rumah.
- Perubahan cuaca
- Cuaca dingin dan lain sebagainya.
Pneumonia, kata Prof. Cissy, perlu dicegah dan mendapatkan penanganan segera. Jika dibiarkan, dampaknya bisa berbahaya hingga menyebabkan kematian.
"Itulah mengapa, pneumonia disebut sebagai the silent killer bagi anak usia di bawah lima tahun. Penting bagi orang tua untuk mengenali berbagai gejala dan faktor risiko pneumonia yang telah disebutkan," ungkap Prof. Cissy.
Sejatinya, Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang bisa dicegah dan diobati. Ironisnya, UNICEF mencatat satu anak meninggal akibat pneumonia setiap 43 detik di seluruh dunia, menjadikannya penyebab utama kematian bayi dan anak, lebih banyak dari AIDS, malaria, dan campak sekaligus. Sementara di Indonesia, pneumonia adalah penyebab 14,5% kematian pada bayi dan 5% kematian pada anak usia di bawah lima tahun.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi., Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Magister Sains Psikologi Perkembangan menyatakan, bagi orang tua, jangan meremehkan pneumonia pada anak karena dapat berdampak pada pertumbuhan anak untuk jangka panjang. Berbagai langkah pencegahan perlu diterapkan orang tua.
Lima langkah yang perlu dilakukan orang tua untuk #CegahPneumoniaAnak, antara lain:
- Memberikan ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup protein hewani dan nabati.
- Menghindari anak dari orang yang sedang batuk pilek, polusi asap rokok, kompor, kendaraan, pembakaran sampah, dan debu jalanan.
- Menjaga sirkulasi udara di rumah.
- Memakai masker di tempat yang banyak polusi asap dan debu.
- Melengkapi imunisasi sejak bayi, terutama PCV.
Prof Soedjatmiko melanjutkan, Pemerintah Indonesia terus berupaya melindungi anak dari pneumonia. Sejak 2022 vaksinasi PCV13 untuk mencegah pneumonia masuk ke dalam Program Imunisasi Nasional, artinya setiap bayi umur 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan bisa mendapat vaksin untuk mencegah pneumonia gratis.
"Kemajuan teknologi menghasilkan vaksin baru PCV15 dengan perlindungan yang lebih luas karena memberikan perlindungan tambahan untuk dua serotipe yang berbahaya untuk bayi dan anak. PCV15 telah teruji secara klinis aman, dan bermanfaat untuk melindungi 15 serotipe pneumokokus yang berbahaya, sehingga telah mendapat izin edar dari Badan POM untuk digunakan di seluruh wilayah Indonesia," terang Prof. Soedjatmiko.
Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou dalam sambutannya menyatakan, pada momen Hari Pneumonia Sedunia kali ini, MSD Indonesia mengajak masyarakat Indonesia khususnya para orang tua untuk #CegahPneumoniaAnak, salah satunya melalui vaksinasi.
"MSD Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi aktif dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dunia dan terutama di Indonesia. Kami percaya bahwa dengan meningkatnya kesadaran dan literasi masyarakat mengenai pneumonia dapat mencegah penambahan kasus pneumonia anak di Indonesia, dan dapat mewujudkan Indonesia sehat," imbuh George.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)
Melihat kedua fakta di atas, kita perlu mengetahui lebih dulu bahayanya Pneumonia ini terhadap si Kecil. Menurut Dokter Spesialis Anak Konsultan Respirologi, Prof. dr. Cissy Kartasasmita, Sp.A (K), M.Sc, PhD, Pneumonia merupakan peradangan paru yang terutama disebabkan oleh infeksi kuman.
"Berbagai bakteri dan virus dapat menyebabkan pneumonia, menurut penelitian dan laporan penyebab utama pneumonia bakteria adalah pneumokokus," ujar Prof. Cissy dalam Diskusi Edukatif yang diselenggarakan PT Merck Sharp & Dohme (MSD) Indonesia untuk Memperingati Hari Pneumonia Sedunia.
Pneumonia yang kerap dikenal dengan istilah paru-paru basah ini, memiliki gejala awal yang sulit dibedakan dengan penyakit saluran pernapasan lain seperti batuk, demam, dan sesak napas sehingga seringkali terlewatkan.
Berbagai faktor risiko memengaruhi terjadinya dan beratnya pneumonia, seperti:
- Malnutrisi.
- Berat badan lahir rendah.
- Tidak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan.
- Imunisasi tidak lengkap.
- Asap rokok dan polusi udara di dalam dan di luar rumah.
- Perubahan cuaca
- Cuaca dingin dan lain sebagainya.
Pneumonia, kata Prof. Cissy, perlu dicegah dan mendapatkan penanganan segera. Jika dibiarkan, dampaknya bisa berbahaya hingga menyebabkan kematian.
"Itulah mengapa, pneumonia disebut sebagai the silent killer bagi anak usia di bawah lima tahun. Penting bagi orang tua untuk mengenali berbagai gejala dan faktor risiko pneumonia yang telah disebutkan," ungkap Prof. Cissy.
Sejatinya, Pneumonia merupakan salah satu penyakit yang bisa dicegah dan diobati. Ironisnya, UNICEF mencatat satu anak meninggal akibat pneumonia setiap 43 detik di seluruh dunia, menjadikannya penyebab utama kematian bayi dan anak, lebih banyak dari AIDS, malaria, dan campak sekaligus. Sementara di Indonesia, pneumonia adalah penyebab 14,5% kematian pada bayi dan 5% kematian pada anak usia di bawah lima tahun.
Dalam kesempatan yang sama, Prof. dr. Soedjatmiko, SpA(K), MSi., Dokter Spesialis Anak Konsultan Tumbuh Kembang Anak dan Magister Sains Psikologi Perkembangan menyatakan, bagi orang tua, jangan meremehkan pneumonia pada anak karena dapat berdampak pada pertumbuhan anak untuk jangka panjang. Berbagai langkah pencegahan perlu diterapkan orang tua.
Lima langkah yang perlu dilakukan orang tua untuk #CegahPneumoniaAnak, antara lain:
- Memberikan ASI eksklusif dan makanan pendamping ASI (MPASI) yang cukup protein hewani dan nabati.
- Menghindari anak dari orang yang sedang batuk pilek, polusi asap rokok, kompor, kendaraan, pembakaran sampah, dan debu jalanan.
- Menjaga sirkulasi udara di rumah.
- Memakai masker di tempat yang banyak polusi asap dan debu.
- Melengkapi imunisasi sejak bayi, terutama PCV.
Prof Soedjatmiko melanjutkan, Pemerintah Indonesia terus berupaya melindungi anak dari pneumonia. Sejak 2022 vaksinasi PCV13 untuk mencegah pneumonia masuk ke dalam Program Imunisasi Nasional, artinya setiap bayi umur 2 bulan, 3 bulan dan 12 bulan bisa mendapat vaksin untuk mencegah pneumonia gratis.
"Kemajuan teknologi menghasilkan vaksin baru PCV15 dengan perlindungan yang lebih luas karena memberikan perlindungan tambahan untuk dua serotipe yang berbahaya untuk bayi dan anak. PCV15 telah teruji secara klinis aman, dan bermanfaat untuk melindungi 15 serotipe pneumokokus yang berbahaya, sehingga telah mendapat izin edar dari Badan POM untuk digunakan di seluruh wilayah Indonesia," terang Prof. Soedjatmiko.
Managing Director MSD Indonesia, George Stylianou dalam sambutannya menyatakan, pada momen Hari Pneumonia Sedunia kali ini, MSD Indonesia mengajak masyarakat Indonesia khususnya para orang tua untuk #CegahPneumoniaAnak, salah satunya melalui vaksinasi.
"MSD Indonesia berkomitmen untuk terus berkontribusi aktif dalam meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dunia dan terutama di Indonesia. Kami percaya bahwa dengan meningkatnya kesadaran dan literasi masyarakat mengenai pneumonia dapat mencegah penambahan kasus pneumonia anak di Indonesia, dan dapat mewujudkan Indonesia sehat," imbuh George.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)