FITNESS & HEALTH
Pemberian Vaksin pada Lansia Bisa Diberikan Jika Sudah Ada Data Uji Klinis
Raka Lestari
Kamis 31 Desember 2020 / 07:06
Jakarta: Pemberian vaksin covid-19 saat ini baru mendapatkan persetujuan untuk diberikan pada mereka yang berusia 17 – 59 tahun. Hal ini tentu mendapat banyak pertanyaan, salah satunya adalah mengenai pemberian vaksin pada kelompok usia lansia. Mengingat lansia juga menjadi salah satu kelompok yang rentan terkena covid-19.
“Sekarang ini kita memberikan vaksin Sinovac untuk rentang usia 18-59 tahun karena uji klinisnya diberikan di rentang usia tersebut, tetapi Sinovac juga saat ini sedang melakukan fase dua untuk lansia. Jadi, kita sedang menunggu data tersebut,” ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito, dalam Konferensi Pers Secara Online Covid-19.
Penny juga menambahkan bahwa, fase dua uji klinis yang dilakukan Sinovac terhadap kelompok lansia tersebut masih dilakukan di Brasil dan Tiongkok. Untuk itu dilakukan analisis dulu oleh BPOM, agar nanti kalau datanya aman bisa diberikan untuk periode umur yang lansia.
“Jadi ini memang tinggal menunggu data dari uji klinik, kalau sudah ada nanti bisa diberikan pada rentang umur yang lain,” ujar Penny.
Dalam pemberian vaksin dendiri, BPOM sebagai otoritas pengawas obat dan makanan di Indonesia memang mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan terhadap vaksin yang akan diberikan.
“BPOM sebagai otoritas obat dan makanan di Indonesia mementingkan aspek keamanan dan keselamatan, jaminan scientific, mutu, kualitas, keamanan, dan khasiat vaksin yang diutamakan. Tugas BPOM juga melakukan evaluasi data-data dari hasil uji klinis yang ada,” tutur Penny.
“Kami tentunya akan melakukan dengan sangat cermat dan mengutamakan kehati-hatian dadlam rangka memberikan izin penggunaan vaksin dalam masa kedaruratan ini,” tutup Penny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
“Sekarang ini kita memberikan vaksin Sinovac untuk rentang usia 18-59 tahun karena uji klinisnya diberikan di rentang usia tersebut, tetapi Sinovac juga saat ini sedang melakukan fase dua untuk lansia. Jadi, kita sedang menunggu data tersebut,” ujar Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito, dalam Konferensi Pers Secara Online Covid-19.
Penny juga menambahkan bahwa, fase dua uji klinis yang dilakukan Sinovac terhadap kelompok lansia tersebut masih dilakukan di Brasil dan Tiongkok. Untuk itu dilakukan analisis dulu oleh BPOM, agar nanti kalau datanya aman bisa diberikan untuk periode umur yang lansia.
“Jadi ini memang tinggal menunggu data dari uji klinik, kalau sudah ada nanti bisa diberikan pada rentang umur yang lain,” ujar Penny.
Dalam pemberian vaksin dendiri, BPOM sebagai otoritas pengawas obat dan makanan di Indonesia memang mengutamakan aspek keamanan dan keselamatan terhadap vaksin yang akan diberikan.
“BPOM sebagai otoritas obat dan makanan di Indonesia mementingkan aspek keamanan dan keselamatan, jaminan scientific, mutu, kualitas, keamanan, dan khasiat vaksin yang diutamakan. Tugas BPOM juga melakukan evaluasi data-data dari hasil uji klinis yang ada,” tutur Penny.
“Kami tentunya akan melakukan dengan sangat cermat dan mengutamakan kehati-hatian dadlam rangka memberikan izin penggunaan vaksin dalam masa kedaruratan ini,” tutup Penny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)