FITNESS & HEALTH
Kemenkes Minta Masyarakat Tidak Panik Imbas Pneumonia Misterius di Tiongkok
Aulia Putriningtias
Senin 04 Desember 2023 / 17:35
Jakarta: Telah ramai dibicarakan terkait pneumonia misterius di Tiongkok bagian utara. Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) mengimbau masyarakat agar tidak panik menyusul penyebaran undefined pneumonia.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Imran Pambudi mengatakan masyarakat sebaiknya justru meningkatkan kewaspadaan diri terlebih bila melakukan perjalanan ke luar negeri. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penularan secara meluas.
Menurut dr. Imran, pneumonia yang saat ini merebak di Tiongkok pada prinsipnya sama dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat; disebabkan oleh infeksi bakteri. Hanya saja, berdasarkan laporan epidemiologi, kebanyakan kasus pneumonia di sana disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum covid-19. Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang. Karena itu, penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi covid-19, sehingga tingkat fatalitasnya rendah.
.jpg)
(Penyebab utama dari pneumonia misterius di Tiongkok adalah mycoplasma pneumoniae, Dosen Fakultas Kedokteran (UM Surabaya) Gina Noor Djalilah yang juga Dokter Spesialis Anak mengungkapkan mycoplasma pneumoniae bisa menyerang semua usia. Namun sangat rawan pada anak-anak dan lansia. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kementerian Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya mycoplasma pneumonia di Indonesia. Salah satunya, menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Melalui surat edaran tersebut, Kemenkes juga telah mendorong fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pintu masuk negara untuk aktif pelaporan temuan kasus pneumonia melalui saluran yang disediakan, yakni Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Event Based Surveillance (SKDREBS)/Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) maupun ke PHEOC.
Lebih lanjut, dr.Imran menegaskan upaya mitigasi tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Hal ini melainkan harus dibarengi dengan komitmen seluruh masyarakat agar pengendalian pneumonia lebih optimal.
Masyarakat sendiri diperlukan untuk menjaga diri melalui kebersihan dan kesehatan. Perlunya untuk pemenuhan vaksinasi, menjaga kebersihan, dan tetap melakukan gaya hidup sehat akan membantu untuk mengurangi risiko terjadinya penyebaran pneumonia misterius ini.
“Segera ke fasyankes terdekat jika ada tanda gejala, batuk dan/atau kesukaran bernapas disertai dengan demam,” kata dr. Imran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular, dr. Imran Pambudi mengatakan masyarakat sebaiknya justru meningkatkan kewaspadaan diri terlebih bila melakukan perjalanan ke luar negeri. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi penularan secara meluas.
Menurut dr. Imran, pneumonia yang saat ini merebak di Tiongkok pada prinsipnya sama dengan pneumonia yang terjadi di masyarakat; disebabkan oleh infeksi bakteri. Hanya saja, berdasarkan laporan epidemiologi, kebanyakan kasus pneumonia di sana disebabkan oleh mycoplasma pneumoniae.
Mycoplasma merupakan bakteri penyebab umum infeksi pernapasan (respiratory) sebelum covid-19. Bakteri ini diketahui memiliki masa inkubasi yang panjang. Karena itu, penyebarannya tidak secepat virus penyebab pandemi covid-19, sehingga tingkat fatalitasnya rendah.
.jpg)
(Penyebab utama dari pneumonia misterius di Tiongkok adalah mycoplasma pneumoniae, Dosen Fakultas Kedokteran (UM Surabaya) Gina Noor Djalilah yang juga Dokter Spesialis Anak mengungkapkan mycoplasma pneumoniae bisa menyerang semua usia. Namun sangat rawan pada anak-anak dan lansia. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)
Kementerian Kesehatan sudah melakukan berbagai upaya mitigasi untuk mengantisipasi merebaknya mycoplasma pneumonia di Indonesia. Salah satunya, menerbitkan Surat Edaran Nomor: PM.03.01/C/4732/2023 tentang Kewaspadaan Terhadap Kejadian Mycoplasma Pneumonia di Indonesia.
Melalui surat edaran tersebut, Kemenkes juga telah mendorong fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) dan pintu masuk negara untuk aktif pelaporan temuan kasus pneumonia melalui saluran yang disediakan, yakni Sistem Kewaspadaan Dini dan Respons Event Based Surveillance (SKDREBS)/Surveilans Berbasis Kejadian (SBK) maupun ke PHEOC.
Lebih lanjut, dr.Imran menegaskan upaya mitigasi tidak bisa dilakukan pemerintah sendiri. Hal ini melainkan harus dibarengi dengan komitmen seluruh masyarakat agar pengendalian pneumonia lebih optimal.
Masyarakat sendiri diperlukan untuk menjaga diri melalui kebersihan dan kesehatan. Perlunya untuk pemenuhan vaksinasi, menjaga kebersihan, dan tetap melakukan gaya hidup sehat akan membantu untuk mengurangi risiko terjadinya penyebaran pneumonia misterius ini.
“Segera ke fasyankes terdekat jika ada tanda gejala, batuk dan/atau kesukaran bernapas disertai dengan demam,” kata dr. Imran.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)