FITNESS & HEALTH

Kekerasan Seksual tak Sebatas Persentuhan Organ Sensitif Secara Paksa

A. Firdaus
Sabtu 06 Januari 2024 / 09:15
Jakarta: Berdasarkan Catatan Tahunan (CATAHU) Komnas Perempuan, pada 2022 terjadi 339.782 kasus kekerasan berbasis gender (KBG). Bahkan, perempuan dengan disabilitas mengalami dampak yang lebih panjang dan berat lagi.

Lebih jauh, korban kekerasan, khususnya perempuan dan anak, seringkali tidak mendapatkan dukungan yang dibutuhkan untuk bangkit. Hal itu menjadi sorotan dalam program yang diinisiasi PT Unilever Indonesia Tbk dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan.

Masih dalam rangkaian peringatan Hari Ibu, kedua mitra ini menggelar kegiatan 'Pekan Agama dan Perempuan' pada Desember 2023. Seminar dan pelatihan tersebut berisi edukasi publik terkait isu kekerasan seksual dan pemberdayaan ekonomi perempuan, dan dilaksanakan di 7 kota di Indonesia.

Rangkaian kegiatan seminar dan pelatihan “Pekan Agama dan Perempuan” dilakukan di Jakarta, Tangerang Selatan, Bogor, Depok, Semarang, Bandung, dan Surabaya, dengan melibatkan mitra PSIPP dari berbagai provinsi.

Mengangkat sejumlah isu penting terkait kekerasan seksual dan pemberdayaan ekonomi perempuan, kegiatan menyasar lebih dari 900 peserta yang berasal dari berbagai kalangan, mulai dari mahasiswi/a, dosen, guru, pelajar, hingga santri dan pengurus pondok pesantren, di lingkungan Muhammadiyah.

Kristy Nelwan, Head of Communication and Chair of Equity, Diversity & Inclusion (ED&I) Board Unilever Indonesia, mengungkapkan, isu keadilan gender serta penghapusan diskriminasi dan stigma termasuk kekerasan seksual pada perempuan merupakan salah satu hal yang diperjuangkan melalui berbagai program dan kemitraan, termasuk dengan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Institut Teknologi dan Bisnis (ITB) Ahmad Dahlan.

"Kami yakin program-program seperti ini menjadi sebuah kontribusi penting bagi terwujudnya lingkungan yang adil dan inklusif di Indonesia, tak terkecuali bagi perempuan," terang Kristy.

Sementara itu Ketua Satuan Tugas Pencegahan & Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) ITB Ahmad Dahlan Jakarta, Adi Musharianto memberikan pandangannya, tentang pelatihan tersebut, yang penting diikuti masyarakat luas untuk menjembatani kesenjangan pemahaman mengenai isu kekerasan seksual dan gender.

"Banyak yang mengira bahwa kekerasan seksual dan gender artinya sebatas persentuhan organ sensitif yang dilakukan secara paksa atau iseng. Padahal ternyata, definisi kekerasan seksual dan gender itu jauh lebih luas," ungkap Adi.

"Lebih dari tindakan, setiap ucapan, penglihatan, bahasa tubuh, perlakuan, narasi teks atau emoticon, over superior, justifikasi, dan lain sebagainya juga merupakan variabel kekerasan seksual dan gender, yang dapat terjadi terhadap laki-laki maupun perempuan," sambungnya.

Selain itu, Rektor Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan Jakarta, sebagai salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia, Dr. Yayat Sujatna, S.E., M.Si., menyampaikan, seminar dan pelatihan ini menggarisbawahi pentingnya menggalang dan mengalokasikan dana zakat untuk para korban kekerasan, khususnya perempuan dan anak.

"Semoga sinergi yang kami lakukan bersama Unilever Indonesia ini, memberi faedah dalam rangka ikhtiar kita semua memberdayakan perempuan dalam lingkup yang lebih besar. Harapan kami rangkaian kegiatan ini menambah semangat para perempuan penerima manfaat untuk bisa menjadi lebih berdaya," jelas Dr. Yayat.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH