FITNESS & HEALTH
Waspada, 5 Kebiasaan Ini Bisa Memicu Penyakit Kronis
Mia Vale
Rabu 12 Juni 2024 / 21:59
Jakarta: Ada ungkapan yang menyebutkan kalau kehidupan dimulai saat kamu berusia 40 tahun. Selain seseorang diharapkan sudah memiliki emosi dan finansial yang stabil dan mapan, pada usia tersebut juga ada tantangan kesehatan yang akan dihadapi.
Ya, saat usia 40 tahun, tubuh akan mengalami penurunan fungsi seiring dengan meningkatnya risiko penyakit terkait usia. Apalagi bila kamu memiliki gaya hidup tidak sehat. Bahkan mengutip dari In Body USA, berkisar setengah dari seluruh orang dewasa di Amerika Serikat menderita kondisi kesehatan kronis.
Dan berkisar 26 persen orang dewasa menderita lebih dari satu penyakit. Kondisi seperti obesitas, diabetes, kanker, penyakit paru-paru, dan penyakit jantung merupakan hal yang lazim dan sangat berbahaya.
Sayangnya, beberapa kebiasaan gaya hidup yang berkontribusi terhadap penyakit kronis dapat menimbulkan dampak yang tidak disadari dalam jangka pendek, sehingga menjadikannya semakin berbahaya. Di bawah ini, ada beberapa kebiasaan yang meningkatkan risiko kamu terkena penyakit kronis yang serius. Yuk, kita baca!
Tidak hanya terbukti menyebabkan kanker paru-paru, tetapi juga menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik, bronkitis kronis, emfisema, dan asma. Orang yang merokok rokok tradisional memiliki kemungkinan 2,6 lebih besar terkena penyakit paru-paru kronis dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok elektrik sendiri berbahaya.
Pengguna yang hanya menggunakan rokok elektrik memiliki kemungkinan 1,3 kali lebih besar terkena penyakit paru-paru kronis dibandingkan orang yang tidak merokok. Dan pengguna ganda, dalam penelitiannya, memiliki kemungkinan 3,3 kali lebih besar terkena penyakit paru-paru kronis.
.jpg)
(Dalam National Institutes of Health (NIH), menyebutkan baha konsumsi alkohol merupakan faktor risiko banyak penyakit dan kondisi kronis. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
Minum alkohol dalam jumlah banyak sangat berkorelasi dengan penyakit kardiovaskular, kanker, dan angka kematian secara keseluruhan. Yang mengejutkan, risiko terendah terkena penyakit kronis terkait alkohol ditemukan pada kelompok yang meminum 1-2 porsi alkohol per minggu. Bahkan risiko yang lebih rendah dibandingkan orang yang sama sekali tidak mengonsumsi alkohol.
Ternyata, bukan hanya obesitas, kurang makan dan kekurangan nutrisi juga berkontribusi terhadap masalah kesehatan kronis. Sebuah studi di Clinical Nutrition Journal menemukan korelasi menarik antara nutrisi dan multimorbiditas. Para peneliti menemukan bahwa konsumsi lebih banyak buah dan sayuran menurunkan risiko multimorbiditas.
Produk biji-bijian, tidak termasuk beras dan gandum, juga ditemukan berkorelasi tinggi dengan rendahnya risiko multimorbiditas serta asupan serat makanan, zat besi, magnesium, dan fosfor. Beberapa penyakit kronis yang berisiko terkena gizi buruk adalah obesitas, kanker, dan osteoporosis.
Penelitian baru memberikan bukti bahwa kurang tidur meningkatkan dorongan untuk mengonsumsi makanan dan makan berlebihan. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa durasi tidur pendek meningkatkan penumpukan lemak perut. Selain obesitas dan lemak perut, kurang tidur juga berhubungan dengan kecelakaan, diabetes tipe 2, penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker.
Stres telah menjadi “kenormalan baru” dan hampir semua orang melaporkan mengalami stres pada waktu tertentu setiap minggunya. Meskipun sebagian besar stres mungkin terasa seperti masalah emosional, efek stres kronis pada tubuh bisa sangat terasa dan meningkatkan risiko terkena kondisi kronis.
Ada bukti yang mengaitkan stres dengan timbulnya depresi berat, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kanker karena stres kronis dapat menekan respons imun yang tepat.
Meskipun enam kebiasaan di atas dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit kronis dan bahkan kematian, namun harapan tetap ada. Kamu bisa menurunkan risiko secara signifikan dengan melakukan perubahan kecil mulai hari ini. Ingat, kamu dapat melakukan perubahan kecil dalam jangka waktu yang lama untuk melihat hasil yang nyata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Ya, saat usia 40 tahun, tubuh akan mengalami penurunan fungsi seiring dengan meningkatnya risiko penyakit terkait usia. Apalagi bila kamu memiliki gaya hidup tidak sehat. Bahkan mengutip dari In Body USA, berkisar setengah dari seluruh orang dewasa di Amerika Serikat menderita kondisi kesehatan kronis.
Dan berkisar 26 persen orang dewasa menderita lebih dari satu penyakit. Kondisi seperti obesitas, diabetes, kanker, penyakit paru-paru, dan penyakit jantung merupakan hal yang lazim dan sangat berbahaya.
Sayangnya, beberapa kebiasaan gaya hidup yang berkontribusi terhadap penyakit kronis dapat menimbulkan dampak yang tidak disadari dalam jangka pendek, sehingga menjadikannya semakin berbahaya. Di bawah ini, ada beberapa kebiasaan yang meningkatkan risiko kamu terkena penyakit kronis yang serius. Yuk, kita baca!
1. Merokok
Tidak hanya terbukti menyebabkan kanker paru-paru, tetapi juga menyebabkan penyakit paru obstruktif kronik, bronkitis kronis, emfisema, dan asma. Orang yang merokok rokok tradisional memiliki kemungkinan 2,6 lebih besar terkena penyakit paru-paru kronis dibandingkan dengan bukan perokok. Rokok elektrik sendiri berbahaya.
Pengguna yang hanya menggunakan rokok elektrik memiliki kemungkinan 1,3 kali lebih besar terkena penyakit paru-paru kronis dibandingkan orang yang tidak merokok. Dan pengguna ganda, dalam penelitiannya, memiliki kemungkinan 3,3 kali lebih besar terkena penyakit paru-paru kronis.
.jpg)
(Dalam National Institutes of Health (NIH), menyebutkan baha konsumsi alkohol merupakan faktor risiko banyak penyakit dan kondisi kronis. Foto: Ilustrasi/Dok. Unsplash.com)
2. Minuman beralkohol
Minum alkohol dalam jumlah banyak sangat berkorelasi dengan penyakit kardiovaskular, kanker, dan angka kematian secara keseluruhan. Yang mengejutkan, risiko terendah terkena penyakit kronis terkait alkohol ditemukan pada kelompok yang meminum 1-2 porsi alkohol per minggu. Bahkan risiko yang lebih rendah dibandingkan orang yang sama sekali tidak mengonsumsi alkohol.
3. Nutrisi buruk
Ternyata, bukan hanya obesitas, kurang makan dan kekurangan nutrisi juga berkontribusi terhadap masalah kesehatan kronis. Sebuah studi di Clinical Nutrition Journal menemukan korelasi menarik antara nutrisi dan multimorbiditas. Para peneliti menemukan bahwa konsumsi lebih banyak buah dan sayuran menurunkan risiko multimorbiditas.
Produk biji-bijian, tidak termasuk beras dan gandum, juga ditemukan berkorelasi tinggi dengan rendahnya risiko multimorbiditas serta asupan serat makanan, zat besi, magnesium, dan fosfor. Beberapa penyakit kronis yang berisiko terkena gizi buruk adalah obesitas, kanker, dan osteoporosis.
4. Tidur tidak cukup
Penelitian baru memberikan bukti bahwa kurang tidur meningkatkan dorongan untuk mengonsumsi makanan dan makan berlebihan. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa durasi tidur pendek meningkatkan penumpukan lemak perut. Selain obesitas dan lemak perut, kurang tidur juga berhubungan dengan kecelakaan, diabetes tipe 2, penyakit jantung koroner, stroke, dan kanker.
5. Stres berkepanjangan
Stres telah menjadi “kenormalan baru” dan hampir semua orang melaporkan mengalami stres pada waktu tertentu setiap minggunya. Meskipun sebagian besar stres mungkin terasa seperti masalah emosional, efek stres kronis pada tubuh bisa sangat terasa dan meningkatkan risiko terkena kondisi kronis.
Ada bukti yang mengaitkan stres dengan timbulnya depresi berat, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kanker karena stres kronis dapat menekan respons imun yang tepat.
Meskipun enam kebiasaan di atas dapat meningkatkan risiko berbagai macam penyakit kronis dan bahkan kematian, namun harapan tetap ada. Kamu bisa menurunkan risiko secara signifikan dengan melakukan perubahan kecil mulai hari ini. Ingat, kamu dapat melakukan perubahan kecil dalam jangka waktu yang lama untuk melihat hasil yang nyata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)