FITNESS & HEALTH

Bernapas Lewat Mulut Bukan Hal Sepele, Ini Risiko Jangka Panjangnya

A. Firdaus
Selasa 02 September 2025 / 19:19
Tangerang: Manusia selama hidupnya tidak akan berhenti bernapas. Secara normal manusia bernapas melalui hidung namun ada beberapa yang melalui mulut.

Ternyata bernapas melalui mulut, baik saat beraktivitas maupun saat tidur, bisa berdampak signifikan terhadap kesehatan gigi, rahang, dan bentuk wajah, terutama bagi anak-anak dan remaja yang sedang dalam masa pertumbuhan.

Drg. Fauzia Adhiwidyanti, Sp.Ort., dokter gigi spesialis ortodontis di Bethsaida Hospital Dental Center, menjelaskan, kebiasaan bernapas melalui mulut yang dilakukan secara sadar maupun tidak sadar, biasanya terjadi karena adanya kesulitan bernapas melalui hidung.

"Saat aliran udara melalui hidung berkurang, sisa udara akan dipaksakan keluar melalui mulut. Jika kebiasaan ini berlangsung terus-menerus, maka akan ada risiko terjadinya masalah gigi dan rahang di masa depan," ujar drg. Fauzia.
 

Mengapa bernapas lewat mulut bisa terjadi?


Menurut drg. Fauzia, kebiasaan ini umumnya disebabkan oleh gangguan pada rongga pernapasan atas, yang mengurangi aliran udara melalui hidung. Sehingga tubuh secara otomatis menggunakan mulut sebagai jalan keluar udara.

Beberapa faktor yang sering menjadi penyebabnya antara lain:
- Alergi, sinusitis, atau pilek berkepanjangan yang menyumbat hidung.
- Pembesaran tonsil (amandel) yang menghalangi saluran pernapasan.
- Bentuk hidung yang tidak normal, seperti penyempitan rongga hidung.

"Ketika masalah ini terjadi pada anak-anak yang masih dalam fase pertumbuhan, dampaknya bisa lebih signifikan. Kebiasaan bernapas melalui mulut pada masa pertumbuhan dapat menyebabkan lengkung gigi atas menjadi sempit, gigi maju, gigitan terbalik di gigi belakang, atau gigitan terbuka di gigi depan yang menyulitkan aktivitas pengunyahan maupun memotong makanan,” jelas drg. Fauzia.

Selain itu, dampak lainnya adalah:
- Mulut kering akibat berkurangnya produksi saliva, sehingga kebersihan mulut terganggu yang dapat meningkatkan resiko terjadinya gigi berlubang dan penyakit gusi (periodontal).

- Gangguan perkembangan wajah, terutama pertambahan vertikal sepertiga bawah wajah, yang dikenal sebagai kondisi long face.

Baca juga: Kaitan Mendengkur dan Kesejahteraan Hidup Anak-anak

Di sinilah peran dokter gigi spesialis ortodontis menjadi sangat penting. Dokter ortodontis tidak hanya menangani masalah estetika gigi, tetapi juga mendiagnosa dan menangani gangguan akibat kebiasaan bernafas melalui mulut.

“Perawatan ortodontik dapat membantu memperbaiki posisi gigi, memotivasi pasien untuk bernafas lewat hidung, serta mencegah risiko komplikasi jangka panjang," drg. Fauzia menambahkan.

Perawatan ini penting dilakukan sejak dini, terutama bagi anak-anak, agar pertumbuhan gigi dan wajah tetap optimal.

“Dengan penanganan tepat, kita tidak hanya memperbaiki gigitan dan estetika gigi, tetapi juga meningkatkan kesehatan mulut, bentuk wajah dan kualitas hidup anak,” kata drg. Fauzia.
 

Tanda-tanda yang perlu diwaspadai


Seseorang yang memiliki kebiasaan bernapas lewat mulut sehari-hari dapat memperhatikan beberapa gejala, seperti:
- Mulut kering saat bangun tidur.
- Mendengkur atau tidur dengan mulut terbuka.
- Pada anak, wajah terlihat memanjang, lingkaran hitam disekitar mata, lubang hidung sempit dan suara sengau atau tidak jelas saat berbicara.

Jika tanda-tanda ini muncul, sebaiknya segera dilakukan konsultasi dengan dokter gigi spesialis ortodontis untuk pemeriksaan dan solusi yang tepat.
 

Solusi dan Penanganan


Perawatan yang dapat dilakukan dokter ortodontis meliputi:

- Perawatan ortodontik untuk memperbaiki posisi gigi, rahang dan mencegah long face.
- Terapi kebiasaan seperti latihan pernapasan dan edukasi cara bernafas yang benar.
- Kolaborasi dengan spesialis lain, seperti dokter THT, dokter anak maupun speech therapist jika ada masalah medis yang mendasari.

Dengan kombinasi ini, pasien tidak hanya mendapatkan gigi yang sehat dan rapi, tetapi juga postur wajah lebih seimbang, tidur lebih nyenyak, dan kualitas hidup lebih baik.

“Di Bethsaida Hospital Dental Center, kami memiliki tim dokter spesialis ortodontis yang kompeten dan berpengalaman. Layanan kami dilengkapi dengan fasilitas modern, nyaman, dan mendukung setiap pasien dalam mendapatkan perawatan yang optimal," ujar dr. Pitono, Direktur Bethsaida Hospital Gading Serpong.

"Kami percaya, perawatan ortodontik tidak hanya memperbaiki gigi, tetapi juga meningkatkan kesehatan mulut dan kualitas hidup pasien secara keseluruhan," tutupnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(FIR)

MOST SEARCH