FITNESS & HEALTH

Swedia dan Indonesia Tanda Tangani MoU Bersejarah Perkuat Kerja Sama Kesehatan Bilateral

Yatin Suleha
Jumat 30 Mei 2025 / 12:42
Jakarta: Swedia dan Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) antar-pemerintah (Government-to-Government/G2G) untuk memperdalam kerja sama di bidang kesehatan, yang menjadi tonggak penting dalam Konferensi Healthcare Sweden-Indonesia Sustainability Partnership (SISP) 2025. 

Kesepakatan ini ditandatangani oleh Menteri Kesehatan Swedia, H.E. Ms. Acko Ankarberg Johansson, dan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, H.E. Mr. Budi Gunadi Sadikin.

Baca juga: Kolaborasi Kemenkes dan AstraZeneca untuk Tangani Penyakit Tidak Menular

Melalui MoU ini, kedua negara sepakat untuk memperkuat layanan kesehatan, pengembangan kesehatan digital, sistem kesehatan berkelanjutan, dan kebijakan kesehatan. 

Fokus utama mencakup bidang onkologi, resistensi antimikroba, pengobatan presisi, kesiapsiagaan darurat, dan pengembangan tenaga kesehatan.

Kemitraan ini juga bertepatan dengan peringatan 75 tahun hubungan diplomatik antara Swedia dan Indonesia, menegaskan kerja sama jangka panjang yang kini berkembang melalui inovasi kesehatan dan transformasi sistem kesehatan.

Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan bahwa target Indonesia adalah melakukan lompatan dalam pengembangan layanan kesehatan di Indonesia melalui adopsi teknologi canggih dan pembelajaran dari kepemimpinan Swedia dalam sistem kesehatan berkelanjutan.


(Swedia dan Indonesia telah menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) di bidang kesehatan, fokus utama mencakup bidang onkologi, resistensi antimikroba, pengobatan presisi, kesiapsiagaan darurat, dan pengembangan tenaga kesehatan. Foto: Ilustrasi/Dok. Pexels.com)

“Kolaborasi ini akan difokuskan pada tiga hal utama, yaitu investasi di sektor kesehatan Indonesia untuk meningkatkan hasil layanan kesehatan melalui kemitraan bermakna, perluasan peluang belajar bersama Karolinska Institutet untuk memperkuat kapasitas tenaga kesehatan, termasuk perawat dan bidan, serta mendukung transfer teknologi dan berbagi pengetahuan, khususnya terkait keahlian Indonesia dalam pengelolaan penyakit tropis,” ujar Menkes Budi.

Menteri Kesehatan Swedia Acko Ankarberg Johansson mengatakan bahwa kolaborasi bukan hanya soal diplomasi. Ini didasari oleh komitmen bersama terhadap layanan kesehatan yang adil, berbasis data, dan berpusat pada pasien.

“Melalui MoU ini, kita menyelaraskan prioritas untuk mendukung model layanan kesehatan yang scalable, mampu melayani populasi besar, merespons tantangan kesehatan yang terus berkembang, dan mengintegrasikan teknologi digital serta inovasi medis."

"Kami bangga mendukung visi Indonesia dalam membangun sistem kesehatan yang tangguh dan siap bekerja sama untuk menciptakan kemitraan yang berdampak, inklusif, dan siap menghadapi masa depan,” ucap Johansson.

Duta Besar Swedia untuk Indonesia, Timor-Leste, Papua Nugini, dan ASEAN, H.E. Daniel Blockert, menambahkan bahwa selama lebih dari tujuh dekade, Swedia dan Indonesia telah membangun landasan kerja sama yang kuat. Kesehatan kini menjadi salah satu pilar paling dinamis dan berorientasi pada tujuan dari kemitraan ini.

“Kolaborasi ini bukan hanya tentang berbagi pengetahuan, tetapi juga tentang berinvestasi pada sistem, sumber daya manusia, dan teknologi untuk membangun masyarakat yang lebih sehat. Bersama-sama, kita menunjukkan contoh nyata bagaimana keterlibatan bilateral dapat memberikan dampak berkelanjutan bagi kesehatan masyarakat global,”ungkap Blockert.

Selain penandatanganan MoU antar-pemerintah, konferensi ini juga menghasilkan sejumlah kerja sama multi-pihak, antara lain:

– Perjanjian hibah studi kelayakan antara Swedfund, Kementerian Kesehatan RI, dan Rumah Sakit Kanker Dharmais untuk mendukung pengembangan pusat radioterapi,

– Kemitraan antara Kementerian Kesehatan dan AstraZeneca untuk memperkuat upaya pencegahan dan pengendalian penyakit tidak menular (PTM),

– Kolaborasi antara Kementerian Kesehatan dan Essity untuk meningkatkan kapasitas dan keahlian dalam program pengendalian resistensi antimikroba (AMR),

– Dialog strategis antara Pemerintah Kota Jakarta dan HemoCue untuk melaksanakan program skrining anemia di tingkat masyarakat, dengan fokus pada deteksi dini dan intervensi yang tepat waktu.

Sebagai negara dengan populasi terbesar keempat di dunia, Indonesia terus melakukan modernisasi sistem kesehatannya, didukung oleh investasi pemerintah di bidang infrastruktur, digitalisasi layanan kesehatan, dan pencegahan penyakit. 

Perusahaan-perusahaan Swedia menunjukkan minat yang semakin besar untuk mendukung prioritas kesehatan Indonesia, sejalan dengan enam fokus area SISP: kanker, layanan gawat darurat, diabetes, kesehatan ibu dan anak, kesehatan paru-paru, dan digitalisasi.

Baca juga: Kunjungan Menkes Swedia Perkuat Kerja Sama Bilateral Indonesia-Swedia di Bidang Kesehatan

Dengan kesehatan sebagai pilar strategis hubungan bilateral, penandatanganan MoU dan penyelenggaraan Konferensi Healthcare SISP 2025 mencerminkan komitmen bersama untuk mengembangkan solusi layanan kesehatan yang berkelanjutan, inklusif, dan visioner, yang memberikan dampak nyata bagi kedua negara.


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH