FITNESS & HEALTH

Ditemukan Virus Flu Babi Jenis Baru (G4) di Tiongkok

Sunnaholomi Halakrispen
Kamis 09 Juli 2020 / 22:31

Jakarta: Dunia saat ini sedang 'berduka'. Bagaimana tidak sudah beberapa bulan virus corona atau covid-19 belum juga berakhir. Namun sejumlah peneliti dan negara sedang berlomba untuk menemukan vaksinnya. Dan belum selesai permasalahan covid-19 ini, masalah lainnya muncul, yaitu flu babi jenis baru. 

Virus flu babi jenis baru ini disebut dengan G4. G4 dapat ditularkan oleh babi kepada manusia. Sementara H1N1 (flu babi) menimbulkan pandemi influenza pada 2009. Hal itu pun menjadi salah satu dasar alasan kemungkinan G4 berpotensi pandemi (mewabah di berbagai negara).

Dalam webinar Kewaspadaan Menghadapi Flu Babi dari Kemenkes, Direktur Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik Kemenkes, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, mengatakan, "Saya tidak bisa bilang seberapa cepat virus ini merebak, tetapi kita memantau update dari China," pada Kamis, 9 Juli 2020.
 
"Tetapi bukan berarti kita hanya menunggu. Upaya pencegahan maupun mengawasi informasi terkait babi ini adalah upaya kita mencegah merebahnya, kalau virus ini merebah ke Indonesia," tambah dr. Nadia.

Ia memaparkan lagi, "Karena memiliki historical menimbulkan masalah. Vaksin yang saat ini ada untuk influenza tidak bisa melindungi manusia dari G4. Meskipun ada vaksin untuk H1N1 sudah ada, tapi strainnya tidak bisa menyembuhkan G4."

embed(Di Tiongkok ditemukan virus flu babi jenis baru, disebut dengan G4. Foto: Pexels.com)

Belum ada data pasti G4

Sementara itu, belum ada data pasti mengenai infeksi G4, baik pada hewan maupun pada manusia. Sebab, informasi virus ini masih sangat baru, dan merupakan hasil penelitian dari 2014 yang mendapatkan hasil tersebut. Hingga saat ini pun belum ada kasus wabah G4 di Indonesia.
 
"Teman Litbangkes (badan penelitian dan pengembangan kesehatan) terus memantau bila ada kejadian tidak biasa dan berbeda dari covid-19, untuk kita antisipasi," jelasnya.

Dilansir dari CBS News, World Health Organization (WHO) masih akan membaca lebih dalam mengenai studi virus flu babi baru (G4) tersebut. Juru bicara WHO juga menekankan kepada dunia untuk tidak menurunkan perlindungan terhadap influenza. 
 
"Komunitas medis global harus tetap waspada dan melanjutkan pengawasan, bahkan di tengah pandemi covid-19," tutur perwakilan WHO, Christian Lindmeier.

"Di Indonesia belum ditemukan, baik di babi maupun di manusianya," papar dr. Siti Nadia.

Virus flu babi jenis baru ini diyakini bisa menjadi pandemi atau virus yang mewabah di banyak negara, menurut studi yang dipublikasikan U.S Scientific journal PNAS. Dinamai G4, secara genetik diturunkan dari strain H1N1 yang menyebabkan pandemi pada tahun 2009.

embed(G4 adalah virus flu babi jenis baru. Foto: Pexels.com)

Virus jenis baru

Sebelumnya, dari 2011 hingga 2018, para peneliti di Tiongkok tersebut mengambil 30.000 sampel swab dari babi yang ada di rumah pemotongan hewan yang tersebar di 10 provinsi di Tiongkok dan di rumah sakit hewan. Hasilnya, ditemukan adanya virus jenis baru yang ditemukan pada babi sejak 2016.
 
Para peneliti kemudian melakukan berbagai percobaan termasuk kepada musang, yang memang banyak digunakan dalam studi flu karena mereka memiliki gejala yang mirip dengan manusia terutama demam, batuk, dan bersin.
 
Setelah dilakukan pengamatan, disimpulkan bahwa G4 adalah virus yang sangat menular dan bisa bereplikasi dalam sel manusia dan menyebabkan gejala yang lebih serius pada musang dibandingkan virus lainnya. 
 
Tes tersebut juga menunjukkan bahwa kekebalan yang didapat dari flu biasa tidak memberikan perlindungan terhadap G4.
 
Virus tersebut juga telah berpindah dari hewan ke manusia. Tetapi, belum ada bukti bahwa virus itu dapat ditularkan dari manusia ke manusia yang merupakan kekhawatiran utama dari para ilmuwan Tiongkok.



Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(TIN)

MOST SEARCH