FITNESS & HEALTH
Tinggi Badan Bisa Menjadi Faktor Pemicu Kanker, Ah yang Benar?
Medcom
Jumat 27 Januari 2023 / 11:22
Jakarta: Kanker adalah penyakit kronis yang dapat memengaruhi berbagai bagian tubuhmu. Itu terjadi ketika sel-sel di dalamnya tumbuh tak terkendali dan menyebar ke bagian lain dari tubuh.
Menurut World Cancer Research Fund International, penelitian terbarunya membuktikan bahwa tinggi badan dapat menentukan risiko kanker. Tim peneliti melihat bukti global tentang hubungan antara diet, berat badan, aktivitas fisik, dan kanker. Ditemukan bahwa semakin tinggi, semakin berisiko terkena kanker ovarium, prostat, pankreas, kolorektal, payudara, dan ginjal.
Meskipun sederhana untuk diukur, tinggi badan adalah variabel kompleks yang berada di hilir berbagai faktor penentu biologis dan sosiologis. Ketika populasi mengalami peningkatan ketersediaan energi dan makanan kaya protein, penurunan aktivitas fisik dan penurunan insiden infeksi parasit, serta diare pada masa kanak-kanak, rata-rata tinggi badan populasi meningkat.
Peran lingkungan masa kanak-kanak diamati melalui peningkatan tinggi badan selama abad ke-20, yang bersamaan dengan peningkatan standar hidup. Di dalam populasi yang sudah berkembang secara ekonomi, dan tinggi badan yang stabil telah ditetapkan, faktor penentu tinggi badan sebagian besar bisa bersifat genetik; dalam situasi ini, variasi genetik tinggi dikaitkan dengan risiko kanker.
Penentu utama tinggi badan di berbagai populasi adalah perkembangan ekonomi dan gizi daripada genetika, dan khususnya, rata-rata tinggi populasi antar negara juga berkorelasi dengan tingkat kanker. Dengan demikian, faktor penentu genetik dan lingkungan berkontribusi terhadap tinggi badan dan, akibatnya, terhadap risiko kanker.
Laporan yang diterbitkan oleh Royal Society, mengatakan bahwa untuk setiap peningkatan 4 inci (10 cm) tinggi manusia di atas rata-rata yang digunakan dalam studi 5 kaki 7 inci untuk pria dan 5 kaki 3 inci untuk wanita, ada risiko 10% lebih besar dari orang tersebut terkena kanker.
Secara keseluruhan, menjadi tinggi bukanlah kutukan dan bisa terbukti menjadi anugerah dalam hal mencegah penyakit kronis termasuk diabetes, stroke, dan serangan jantung. Tetapi, jika kamu ingin mengurangi risiko kanker, ada langkah-langkah tertentu kok yang dapat diambil dalam langkah makan sehat dan aktif secara fisik.
Menurut Mayo Clinic, makan makanan yang sehat, menjaga berat badan yang sehat, berhenti merokok atau menghindari konsumsi alkohol dan mendapatkan perawatan medis secara teratur dapat mengurangi risiko kanker.
Nandhita Nur Fadjriah
(FIR)
Menurut World Cancer Research Fund International, penelitian terbarunya membuktikan bahwa tinggi badan dapat menentukan risiko kanker. Tim peneliti melihat bukti global tentang hubungan antara diet, berat badan, aktivitas fisik, dan kanker. Ditemukan bahwa semakin tinggi, semakin berisiko terkena kanker ovarium, prostat, pankreas, kolorektal, payudara, dan ginjal.
Bagaimana bisa tinggi badan memengaruhi kanker?
Meskipun sederhana untuk diukur, tinggi badan adalah variabel kompleks yang berada di hilir berbagai faktor penentu biologis dan sosiologis. Ketika populasi mengalami peningkatan ketersediaan energi dan makanan kaya protein, penurunan aktivitas fisik dan penurunan insiden infeksi parasit, serta diare pada masa kanak-kanak, rata-rata tinggi badan populasi meningkat.
Peran lingkungan masa kanak-kanak diamati melalui peningkatan tinggi badan selama abad ke-20, yang bersamaan dengan peningkatan standar hidup. Di dalam populasi yang sudah berkembang secara ekonomi, dan tinggi badan yang stabil telah ditetapkan, faktor penentu tinggi badan sebagian besar bisa bersifat genetik; dalam situasi ini, variasi genetik tinggi dikaitkan dengan risiko kanker.
Penentu utama tinggi badan di berbagai populasi adalah perkembangan ekonomi dan gizi daripada genetika, dan khususnya, rata-rata tinggi populasi antar negara juga berkorelasi dengan tingkat kanker. Dengan demikian, faktor penentu genetik dan lingkungan berkontribusi terhadap tinggi badan dan, akibatnya, terhadap risiko kanker.
Laporan yang diterbitkan oleh Royal Society, mengatakan bahwa untuk setiap peningkatan 4 inci (10 cm) tinggi manusia di atas rata-rata yang digunakan dalam studi 5 kaki 7 inci untuk pria dan 5 kaki 3 inci untuk wanita, ada risiko 10% lebih besar dari orang tersebut terkena kanker.
Menjadi tinggi bukanlah akhir dari segalanya
Secara keseluruhan, menjadi tinggi bukanlah kutukan dan bisa terbukti menjadi anugerah dalam hal mencegah penyakit kronis termasuk diabetes, stroke, dan serangan jantung. Tetapi, jika kamu ingin mengurangi risiko kanker, ada langkah-langkah tertentu kok yang dapat diambil dalam langkah makan sehat dan aktif secara fisik.
Menurut Mayo Clinic, makan makanan yang sehat, menjaga berat badan yang sehat, berhenti merokok atau menghindari konsumsi alkohol dan mendapatkan perawatan medis secara teratur dapat mengurangi risiko kanker.
Nandhita Nur Fadjriah
(FIR)