FITNESS & HEALTH
KLB Polio di Indonesia, Bagaimana Gejala dan Cara Mengobatinya?
Mia Vale
Minggu 20 November 2022 / 12:06
Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes) telah mendeklarasikan Kejadian Luar Biasa (KLB) penyakit polio. Hal ini diutarakan oleh Dr. dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM., MARS selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian (P2P) Kemenkes atas satu kasus yang dialami oleh anak berinisial A berusia 7 tahun di Pidi, Aceh.
Menurut Dr. Maxi, penderita polio tersebut belum menerima vaksinasi apa pun, sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)-nya tak terpenuhi.
Penetapan Indonesia menyandang status KLB disampaikan oleh Maxie Rein Rondonuwu selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian (P2P). Menurutnya, meski ditemukan hanya satu kasus, penetapan ini dilakukan karena Indonesia sudah mendapatkan sertifikat eradikasi Polio (Indonesia bebas Polio) yang ditetapkan pada 2014.
"Dikatakan Kejadian Luar Biasa karena kita sudah eradikasi, jadi kalau ada satu kasus virus polio yang muncul apalagi ini tipe 2, sudah dianggap enggak ada lagi," ucap Maxi saat konferensi pers secara daring, Sabtu 19 November 2022 kemarin.

(Diagnosis dari polio sendiri ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan dapat dibantu dengan pemeriksaan penunjang. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Dinukil dari laman resmi Kemenkes, virus polio adalah virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja.
Virus polio terdiri dari 3 strain yaitu:
1. Strain-1 (Brunhilde)
2. Strain-2 (Lansig), dan
3. Strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae
Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.
Polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi polio terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Pada awal abad ke-20, polio adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti di negara-negara industri, melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an polio telah terkendali dan praktis dihilangkan sebagai masalah kesehatan masyarakat di negara-negara industri. Hal ini setelah pengenalan vaksin yang efektif. Pada 1988, sejak Prakarsa Pemberantasan Polio Global dimulai, lebih dari 2,5 miliar anak telah diimunisasi polio.
Dalam laman yang sama juga disebutkan bahwa masih terdapat beberapa negara endemis yang melaporkan penularan polio yaitu Afganistan, Pakistan dan Nigeria. Pada Juni 2018, dilaporkan adanya kasus polio di Papua New Guinea.
- Masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.
- Kebanyakan orang terinfeksi (90 persen) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak dikenali.
- Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.

(Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena polio di antaranya; orang yang tinggal di daerah terpencil dengan sulitnya akses air mengalir yang bersih terutama untuk MCK, ibu hamil dengan HIV positif, dan anak-anak yang tidak divaksinasi. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Dapat mnyebabkan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku dan sakit.
Menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
Menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.
Polio menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui faeces di mana ia dapat menyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk.
Virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap polio. Polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses. Ada juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan.
Dalam laman Kemenkes disebutkan tidak ada obat untuk polio, yang ada hanya perawatan untuk meringankan gejala. terapi fisik digunakan untuk merangsang otot dan obat antispasmodic diberikan untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan mobilitas. Meskipun ini dapat meningkatkan mobilitas, tapi tidak dapat mengobati kelumpuhan polio permanen.
Apabila sudah terkena polio, tindakan yang dilakukan yaitu tatalaksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin dan penderita dirawat inap selama minimal tujuh hari atau sampai penderita melampaui masa akut. Penemuan dini dan perawatan dini untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya cacat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Menurut Dr. Maxi, penderita polio tersebut belum menerima vaksinasi apa pun, sehingga Imunisasi Dasar Lengkap (IDL)-nya tak terpenuhi.
Penetapan Indonesia menyandang status KLB disampaikan oleh Maxie Rein Rondonuwu selaku Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian (P2P). Menurutnya, meski ditemukan hanya satu kasus, penetapan ini dilakukan karena Indonesia sudah mendapatkan sertifikat eradikasi Polio (Indonesia bebas Polio) yang ditetapkan pada 2014.
"Dikatakan Kejadian Luar Biasa karena kita sudah eradikasi, jadi kalau ada satu kasus virus polio yang muncul apalagi ini tipe 2, sudah dianggap enggak ada lagi," ucap Maxi saat konferensi pers secara daring, Sabtu 19 November 2022 kemarin.

(Diagnosis dari polio sendiri ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan dapat dibantu dengan pemeriksaan penunjang. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Apa itu polio?
Dinukil dari laman resmi Kemenkes, virus polio adalah virus yang termasuk dalam golongan Human Enterovirus yang bereplikasi di usus dan dikeluarkan melalui tinja.
Virus polio terdiri dari 3 strain yaitu:
1. Strain-1 (Brunhilde)
2. Strain-2 (Lansig), dan
3. Strain-3 (Leon), termasuk family Picornaviridae
Penyakit ini dapat menyebabkan kelumpuhan dengan kerusakan motor neuron pada cornu anterior dari sumsum tulang belakang akibat infeksi virus.
Polio menyerang usia berapa saja?
Polio dapat menyerang pada usia berapa pun, tetapi polio terutama menyerang anak-anak di bawah usia lima tahun. Pada awal abad ke-20, polio adalah salah satu penyakit yang paling ditakuti di negara-negara industri, melumpuhkan ratusan ribu anak setiap tahun.
Pada tahun 1950-an dan 1960-an polio telah terkendali dan praktis dihilangkan sebagai masalah kesehatan masyarakat di negara-negara industri. Hal ini setelah pengenalan vaksin yang efektif. Pada 1988, sejak Prakarsa Pemberantasan Polio Global dimulai, lebih dari 2,5 miliar anak telah diimunisasi polio.
Dalam laman yang sama juga disebutkan bahwa masih terdapat beberapa negara endemis yang melaporkan penularan polio yaitu Afganistan, Pakistan dan Nigeria. Pada Juni 2018, dilaporkan adanya kasus polio di Papua New Guinea.
Gejala, tanda dan masa inkubasi polio
- Masa inkubasi virus polio biasanya memakan waktu 3-6 hari, dan kelumpuhan terjadi dalam waktu 7-21 hari.
- Kebanyakan orang terinfeksi (90 persen) tidak memiliki gejala atau gejala yang sangat ringan dan biasanya tidak dikenali.
- Pada kondisi lain, gejala awal yaitu demam, kelelahan, sakit kepala, muntah, kekakuan di leher dan nyeri di tungkai.

(Orang-orang yang memiliki risiko tinggi terkena polio di antaranya; orang yang tinggal di daerah terpencil dengan sulitnya akses air mengalir yang bersih terutama untuk MCK, ibu hamil dengan HIV positif, dan anak-anak yang tidak divaksinasi. Foto: Ilustrasi/Pexels.com)
Tiga kelompok gejala penderita polio
1. Polio non-paralisis
Dapat mnyebabkan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku dan sakit.
2. Polio paralisis
Menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh.
3. Sindrom pasca-polio
Menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun.
Cara penularan polio
Polio menyebar melalui kontak orang ke orang. Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui faeces di mana ia dapat menyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk.
Virus tidak akan rentan menginfeksi dan mati bila seorang anak mendapatkan imunisasi lengkap terhadap polio. Polio dapat menyebar ketika makanan atau minuman terkontaminasi oleh feses. Ada juga bukti bahwa lalat dapat secara pasif memindahkan virus polio dari feses ke makanan.
Treatment terhadap polio
Dalam laman Kemenkes disebutkan tidak ada obat untuk polio, yang ada hanya perawatan untuk meringankan gejala. terapi fisik digunakan untuk merangsang otot dan obat antispasmodic diberikan untuk mengendurkan otot-otot dan meningkatkan mobilitas. Meskipun ini dapat meningkatkan mobilitas, tapi tidak dapat mengobati kelumpuhan polio permanen.
Apabila sudah terkena polio, tindakan yang dilakukan yaitu tatalaksana kasus lebih ditekankan pada tindakan suportif dan pencegahan terjadinya cacat, sehingga anggota gerak diusahakan kembali berfungsi senormal mungkin dan penderita dirawat inap selama minimal tujuh hari atau sampai penderita melampaui masa akut. Penemuan dini dan perawatan dini untuk mempercepat kesembuhan dan mencegah bertambah beratnya cacat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)