FITNESS & HEALTH
Strategi Kepala Daerah Sinjai dan Dumai Tingkatkan Capaian Vaksinasi Covid-19
Yatin Suleha
Kamis 01 Desember 2022 / 13:24
Jakarta: Kesuksesan vaksinasi covid-19 masih terus menjadi tujuan dari penurunan angka dan kasus covid di Indonesia. Salah satu cerita menarik datang dari Siti Haeriyah. Ia menjerit kecil dengan tawa tertahan, di saat jarum suntik menembus pangkal lengannya.
Jika sebelumnya warga Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Sinjai, Sulawesi Selatan, berusia 65 tahun itu selalu merasa takut untuk divaksinasi, kali itu ia tak bisa lagi mengelak.
Bukan karena dipaksa. Meski petugas kesehatan memang mendatangi rumahnya, ia mau divaksinasi covid-19 karena telah menyadari manfaatnya, dari penjelasan petugas.
“Dulu-dulu takut, terlalu banyak yang bilang begini, begitu,” kata Siti. “Sekarang kan sudah tahu bahwa info yang beredar soal vaksinasi itu banyak bohongnya ya?” tanya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, dr. Emmy Kartahara Malik, yang turut serta melakukan aksi door to door menemui para lansia tersebut. Siti mengangguk mengiyakan.
“Penginnya bisa terus sehat sampai umur 100 tahun,” kata Siti, masih dengan terkekeh. “Masih ada cucu yang kecil-kecil, masih pengin bisa ikut ngasuh.”
Pilihan Siti Khaeriyah memang tepat. Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, 47,3 persen pasien covid-19 di Indonesia yang meninggal dunia, merupakan lansia berusia atas 60 tahun.
Sementara, data dari lembaga yang sama juga menerakan, capaian vaksinasi lansia secara nasional masih belum memenuhi target. Sebanyak 7 dari 34 provinsi di Indonesia bahkan belum mencapai 70 persen target vaksinasi lansia dosis pertama. Sementara 24 provinsi lainnya belum dapat mencapai 70 persen target vaksinasi lansia dosis kedua.
Apalagi bicara cakupan vaksinasi booster covid-19. Baru tiga provinsi di Indonesia yang memenuhi target 50 persen lansia yaitu Provinsi DKI Jakarta, Bali dan Jawa Barat. Ddan 8 provinsi berada di kisaran 30-45 persen, dan provinsi sisanya masih di bawah 30 persen untuk cakupan para lansia yang sudah divaksinasi.
Kabupaten Sinjai pun pernah menenteng status tidak membanggakan itu. Pada 2021, Sinjai merupakan kabupaten dengan capaian vaksinasi covid-19 yang paling rendah secara nasional, hanya 69 persen. Sementara untuk vaksinasi lansia bahkan baru sekitar 44 persen.
Itu antara lain yang menurut Kadin Kesehatan Sinjai, dr. Emmy, menjadi pendorong Pemda Kabupaten Sinjai berupaya lebih keras lagi. “Kami memutuskan untuk melakukan upaya door to door, mendatangi para lansia di rumah masing-masing,” kata dia.
Kepala daerah Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa tak nyaman dengan kondisi tersebut. Tidak sekadar agar keluar dari posisi juru kunci, lebih kepada kepeduliannya akan keselamatan warganya dari serangan covid-19, ia berusaha all-out. “Kami memberi rangsangan agar semua orang mau divaksinasi,” kata Andi Seto.
Setiap ada penyerahan bantuan sosial, Pemda Sinjai mewajibkan masyarakat penerima yang akan mengambil bantuan itu sudah divaksinasi. Di bidang pendidikan, Bupati mewajibkan semua guru, murid dan orang tua mereka wajib divaksinasi.
“Jadi kalau mereka ingin mengambil, katakanlah, buku rapor, mau mendaftarkan anaknya masuk sekolah, semua orang tua dan anak itu wajib divaksinasi,” kata Bupati Sinjai tersebut.
Andi juga mendorong keterlibatan lintas sektor, seperti keterlibatan Polres dengan menyiapkan paket sembako minyak goreng untuk semua sasaran yang divaksin, dan melakukan pendampingan oleh Polres dan Kodim di setiap kegiatan vaksinasi.
Di tingkat pemerintah desa dan dusun, pendampingan dan penggerakan sasaran dilakukan oleh Babinsa dan Babinkantibmas. Pokoknya, kata Andi Seto, Pemda Sinjai, mulai dari Forkopimda bersama seluruh jajaran, hingga warga di seluruh pelosok Sinjai didorong untuk mendukung dan melaksanakan program vaksinasi covid-19. “Meningkatnya cakupan vaksinasi di Sinjai ini merupakan hasil kerja bersama,” tegas Andi Seto.
.jpeg)
(Momen Ketika Bupati Andi Seto Asapa mendapat penghargaan dari United States Agency for International Development (terkait) atas keberhasilannya meningkatkan cakupan Vaksinasi covid-19 di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Foto: Dok. Istimewa)
Tujuan itu mendapatkan gayung bersambut dengan digelarnya program Breakthrough ACTION for Covid-19, sebuah program yang berada di bawah koordinasi Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan didukung oleh The United States Agency for International Development (USAID).
Program yang dimulai sejak Desember 2021 ini, telah memperluas akses vaksinasi covid-19 di Sinjai dan sekian banyak Pemda dan provinsi lain di Tanah Air, dengan melaksanakan kegiatan kampanye dan pelibatan masyarakat untuk membangun kesadaran akan pentingnya vaksinasi covid-19, khususnya bagi masyarakat rentan seperti lansia dan masyarakat umum agar melengkapi dosis vaksinasinya serta untuk tidak lengah dan tetap taat menjalani protokol kesehatan.
Hasilnya cukup mencengangkan. Tidak hanya Sinjai yang kini kondisinya sudah jauh lebih baik. Sukses itu juga mencakup Kabupaten Kampar, Kota Dumai, Kabupaten Lumajang, Pasuruan, Kubu Raya, Kayong Utara, Bantaeng, Kupang dan Timor Tengah Selatan.
Kesuksesan daerah-daerah tersebut dalam meningkatkan cakupan vaksinasi memang tidak terlepas dari campur tangan Kepala Daerahnya. Misalnya Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin.
Demi meningkatkan cakupan vaksinasi, ia pun tak segan turun dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mempercepat penanganan dan pengendalian covid-19 di kabupatennya.
Salah satunya adalah dengan melakukan jemput bola dan mendekatkan layanan vaksinasi gratis ke masyarakat, seperti melaksanakan vaksinasi di tempat-tempat ibadah, mengadakan pelayanan vaksinasi di Mal Pelayanan Publik (MPP) dan sosialisasi secara masif terkait ProKes dan Vaksinasi ke masyarakat.
Dalam melakukan sosialisasi, tak jarang berita bohong (hoaks) terkait wabah covid-19 ini menyebar di sosial media dan menimbulkan keresahan masyarakat Bantaeng, contohnya hoaks tentang kandungan vaksin yang dikatakan tidak halal.
Hal ini serta merta membuat Bupati Bantaeng mengimbau masyarakatnya untuk stop menyebar hoaks dan akan memberikan sanksi tegas kepada semua pihak yang menyebarkan hoaks tersebut.
.jpg)
(Bupati Ilhamsyah Azikin berfoto bersama sesaat setelah menerima penghargaan dari United States Agency for International Development (terkait) atas keberhasilannya meningkatkan cakupan vaksinasi covid-19 di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Foto: Dok. Istimewa)
Berbicara di sela acara serah terima penghargaan yang didapat dari United States Agency for International Development (USAID) karena telah bekerja sama dalam mengedukasi masyarakat rentan terpapar covid-19 seperti Lansia dan Disabilitas pada beberapa waktu lalu, Bupati Bantaeng, Ilhamsyah Azikin mengatakan, “Penghargaan ini merupakan kado untuk seluruh tenaga kesehatan dan masyarakat Bantaeng di momentum Hari Kesehatan Nasional ke-58 yang baru kita peringati.”
Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, dr Andi Ihsan yang turut hadir di acara tersebut mengatakan, “Penghargaan ini tidak terlepas dari dukungan Bupati Bantaeng, Ilham Azikin kepada kesuksesan edukasi, pelaksanaan dan capaian vaksinasi di kabupaten kami. Ke depannya, kami berharap dapat menjadi motivasi bagi seluruh Tim Dinas Kesehatan di Kabupaten Bantaeng dan berbagai pihak yang terkait dalam pelaksanaan vaksinasi lengkap.”
Lebih lanjut, Iwan Setiawan, SKM.M.Kes Kabid Kesmas yang turut mendampingi Bupati Bantaeng di acara serah terima penghargaan dari USAID mengatakan, “Pelajaran yang sangat berharga yang diambil dari program Breakthrough Action for COVID-19 ini adalah berhasil dalam menangkal berita-berita hoaks di masyarakat dengan banyaknya Agen Perubahan, yang merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan capaian vaksinasi di kabupaten Bantaeng. Para Agen Perubahan Breakthrough Action for COVID-19 sangat membantu pemerintah dalam melakukan edukasi kepada masyarakat, lebih spesfiknya membina kelompok-kelompok masyarakat seperti lansia dan kaum disabilitas.”
.jpg)
(Bupati Ilhamsyah Azikin (ke dua dari kanan) setelah menerima penghargaan dari United States Agency for International Development (terkait) atas keberhasilannya meningkatkan cakupan vaksinasi covid-19 di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Foto: Dok. Istimewa)
Sukses Kota Dumai, Riau, juga layak dicermati. Dengan penekanan berbeda, Dumai juga tercatat sebagai kota yang meraih sukses dalam program Breakthrough ACTION for Covid-19 tersebut. Yang menarik, dari Dumai kita bisa belajar bagaimana efektifnya seorang pendamping pimpinan daerah bisa berperan.
Di sana, istri Walikota Dumai, Ibu Leni Ramaini Paisali, dikenal berperan sangat signifikan. Tampaknya hal itu tidak lepas dari keberadaan beliau sebagai seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).
Perhatiannya kepada anak-anak sekolah yang selama ini sudah jenuh melakukan belajar di rumah (SFH), Leni fokus menggenjot vaksinasi di sekolah-sekolah.
Hasilnya? “Memasuki tahun ketiga pandemi, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Kota Dumai sudah bisa 100 persen tatap muka,” kata Leni tanpa menyembunyikan kebanggaannya. Kebanggaan yang datang dari kepedulian akan nasib warganya.
.jpg)
(Ibu Leni Ramaini Paisali sedang mengunjungi siswa dalam rangka giat edukasi vaksinasi di Sekolah PAUD Kec. Medang. Foto: Dok. Istimewa)
“Kami memastikan bahwa tenaga pendidik telah divaksinasi dosis tiga, dan siswa telah vaksinasi dosis dua,” kata dia. Namun demikian, ProKes tetap diberlakukan dengan ketat, dipantau Satgas covid-19 dari Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Dinas Pendidikan,” kata Leni, yang juga ketua TP PKK Kota Dumai itu.
Tidak hanya melalui jalur Pendidikan, Leni dan kawan-kawan juga menggerakkan seluruh Tim Penggerak PKK, dari tingkat kota hingga kelurahan. Yang lain adalah melakukan pendekatan kepada 197 posyandu balita yang tersebar di seluruh kota Dumai.
“Itu kami lakukan untuk menjaring sebanyak mungkin anggota masyarakat,” kata dia. Melalui Agen Perubahan program Breakthrough Action for Covid-19, Pemkot dan seluruh jajaran berusaha keras menangkis aneka berita-berita hoaks tentang bahaya vaksinasi.”
Upaya dua pemerintah daerah, yakni Pemda Kabupaten Sinjai dan Pemkot Dumai tersebut, menegaskan kita kebenaran pepatah lama, ”No pain, no gain.” ”Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian.” Semua sukses, rata-rata datang sebagai buah manis perjuangan.
(TIN)
Jika sebelumnya warga Kelurahan Biringere, Kecamatan Sinjai Utara, Sinjai, Sulawesi Selatan, berusia 65 tahun itu selalu merasa takut untuk divaksinasi, kali itu ia tak bisa lagi mengelak.
Bukan karena dipaksa. Meski petugas kesehatan memang mendatangi rumahnya, ia mau divaksinasi covid-19 karena telah menyadari manfaatnya, dari penjelasan petugas.
“Dulu-dulu takut, terlalu banyak yang bilang begini, begitu,” kata Siti. “Sekarang kan sudah tahu bahwa info yang beredar soal vaksinasi itu banyak bohongnya ya?” tanya Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sinjai, dr. Emmy Kartahara Malik, yang turut serta melakukan aksi door to door menemui para lansia tersebut. Siti mengangguk mengiyakan.
“Penginnya bisa terus sehat sampai umur 100 tahun,” kata Siti, masih dengan terkekeh. “Masih ada cucu yang kecil-kecil, masih pengin bisa ikut ngasuh.”
Pilihan Siti Khaeriyah memang tepat. Data Kementerian Kesehatan RI menyebutkan, 47,3 persen pasien covid-19 di Indonesia yang meninggal dunia, merupakan lansia berusia atas 60 tahun.
Sementara, data dari lembaga yang sama juga menerakan, capaian vaksinasi lansia secara nasional masih belum memenuhi target. Sebanyak 7 dari 34 provinsi di Indonesia bahkan belum mencapai 70 persen target vaksinasi lansia dosis pertama. Sementara 24 provinsi lainnya belum dapat mencapai 70 persen target vaksinasi lansia dosis kedua.
Apalagi bicara cakupan vaksinasi booster covid-19. Baru tiga provinsi di Indonesia yang memenuhi target 50 persen lansia yaitu Provinsi DKI Jakarta, Bali dan Jawa Barat. Ddan 8 provinsi berada di kisaran 30-45 persen, dan provinsi sisanya masih di bawah 30 persen untuk cakupan para lansia yang sudah divaksinasi.
Kabupaten Sinjai pun pernah menenteng status tidak membanggakan itu. Pada 2021, Sinjai merupakan kabupaten dengan capaian vaksinasi covid-19 yang paling rendah secara nasional, hanya 69 persen. Sementara untuk vaksinasi lansia bahkan baru sekitar 44 persen.
Itu antara lain yang menurut Kadin Kesehatan Sinjai, dr. Emmy, menjadi pendorong Pemda Kabupaten Sinjai berupaya lebih keras lagi. “Kami memutuskan untuk melakukan upaya door to door, mendatangi para lansia di rumah masing-masing,” kata dia.
Kepala daerah Sinjai, Andi Seto Gadhista Asapa tak nyaman dengan kondisi tersebut. Tidak sekadar agar keluar dari posisi juru kunci, lebih kepada kepeduliannya akan keselamatan warganya dari serangan covid-19, ia berusaha all-out. “Kami memberi rangsangan agar semua orang mau divaksinasi,” kata Andi Seto.
Setiap ada penyerahan bantuan sosial, Pemda Sinjai mewajibkan masyarakat penerima yang akan mengambil bantuan itu sudah divaksinasi. Di bidang pendidikan, Bupati mewajibkan semua guru, murid dan orang tua mereka wajib divaksinasi.
“Jadi kalau mereka ingin mengambil, katakanlah, buku rapor, mau mendaftarkan anaknya masuk sekolah, semua orang tua dan anak itu wajib divaksinasi,” kata Bupati Sinjai tersebut.
Andi juga mendorong keterlibatan lintas sektor, seperti keterlibatan Polres dengan menyiapkan paket sembako minyak goreng untuk semua sasaran yang divaksin, dan melakukan pendampingan oleh Polres dan Kodim di setiap kegiatan vaksinasi.
Di tingkat pemerintah desa dan dusun, pendampingan dan penggerakan sasaran dilakukan oleh Babinsa dan Babinkantibmas. Pokoknya, kata Andi Seto, Pemda Sinjai, mulai dari Forkopimda bersama seluruh jajaran, hingga warga di seluruh pelosok Sinjai didorong untuk mendukung dan melaksanakan program vaksinasi covid-19. “Meningkatnya cakupan vaksinasi di Sinjai ini merupakan hasil kerja bersama,” tegas Andi Seto.
.jpeg)
(Momen Ketika Bupati Andi Seto Asapa mendapat penghargaan dari United States Agency for International Development (terkait) atas keberhasilannya meningkatkan cakupan Vaksinasi covid-19 di Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Foto: Dok. Istimewa)
Tujuan itu mendapatkan gayung bersambut dengan digelarnya program Breakthrough ACTION for Covid-19, sebuah program yang berada di bawah koordinasi Direktorat Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI dan didukung oleh The United States Agency for International Development (USAID).
Program yang dimulai sejak Desember 2021 ini, telah memperluas akses vaksinasi covid-19 di Sinjai dan sekian banyak Pemda dan provinsi lain di Tanah Air, dengan melaksanakan kegiatan kampanye dan pelibatan masyarakat untuk membangun kesadaran akan pentingnya vaksinasi covid-19, khususnya bagi masyarakat rentan seperti lansia dan masyarakat umum agar melengkapi dosis vaksinasinya serta untuk tidak lengah dan tetap taat menjalani protokol kesehatan.
Hasilnya cukup mencengangkan. Tidak hanya Sinjai yang kini kondisinya sudah jauh lebih baik. Sukses itu juga mencakup Kabupaten Kampar, Kota Dumai, Kabupaten Lumajang, Pasuruan, Kubu Raya, Kayong Utara, Bantaeng, Kupang dan Timor Tengah Selatan.
Kesuksesan daerah-daerah tersebut dalam meningkatkan cakupan vaksinasi memang tidak terlepas dari campur tangan Kepala Daerahnya. Misalnya Bupati Bantaeng, Ilham Syah Azikin.
Demi meningkatkan cakupan vaksinasi, ia pun tak segan turun dan mengambil langkah-langkah strategis untuk mempercepat penanganan dan pengendalian covid-19 di kabupatennya.
Salah satunya adalah dengan melakukan jemput bola dan mendekatkan layanan vaksinasi gratis ke masyarakat, seperti melaksanakan vaksinasi di tempat-tempat ibadah, mengadakan pelayanan vaksinasi di Mal Pelayanan Publik (MPP) dan sosialisasi secara masif terkait ProKes dan Vaksinasi ke masyarakat.
Dalam melakukan sosialisasi, tak jarang berita bohong (hoaks) terkait wabah covid-19 ini menyebar di sosial media dan menimbulkan keresahan masyarakat Bantaeng, contohnya hoaks tentang kandungan vaksin yang dikatakan tidak halal.
Hal ini serta merta membuat Bupati Bantaeng mengimbau masyarakatnya untuk stop menyebar hoaks dan akan memberikan sanksi tegas kepada semua pihak yang menyebarkan hoaks tersebut.
.jpg)
(Bupati Ilhamsyah Azikin berfoto bersama sesaat setelah menerima penghargaan dari United States Agency for International Development (terkait) atas keberhasilannya meningkatkan cakupan vaksinasi covid-19 di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Foto: Dok. Istimewa)
Berbicara di sela acara serah terima penghargaan yang didapat dari United States Agency for International Development (USAID) karena telah bekerja sama dalam mengedukasi masyarakat rentan terpapar covid-19 seperti Lansia dan Disabilitas pada beberapa waktu lalu, Bupati Bantaeng, Ilhamsyah Azikin mengatakan, “Penghargaan ini merupakan kado untuk seluruh tenaga kesehatan dan masyarakat Bantaeng di momentum Hari Kesehatan Nasional ke-58 yang baru kita peringati.”
Kepala Dinas Kesehatan Bantaeng, dr Andi Ihsan yang turut hadir di acara tersebut mengatakan, “Penghargaan ini tidak terlepas dari dukungan Bupati Bantaeng, Ilham Azikin kepada kesuksesan edukasi, pelaksanaan dan capaian vaksinasi di kabupaten kami. Ke depannya, kami berharap dapat menjadi motivasi bagi seluruh Tim Dinas Kesehatan di Kabupaten Bantaeng dan berbagai pihak yang terkait dalam pelaksanaan vaksinasi lengkap.”
Lebih lanjut, Iwan Setiawan, SKM.M.Kes Kabid Kesmas yang turut mendampingi Bupati Bantaeng di acara serah terima penghargaan dari USAID mengatakan, “Pelajaran yang sangat berharga yang diambil dari program Breakthrough Action for COVID-19 ini adalah berhasil dalam menangkal berita-berita hoaks di masyarakat dengan banyaknya Agen Perubahan, yang merupakan bagian terpenting dalam meningkatkan capaian vaksinasi di kabupaten Bantaeng. Para Agen Perubahan Breakthrough Action for COVID-19 sangat membantu pemerintah dalam melakukan edukasi kepada masyarakat, lebih spesfiknya membina kelompok-kelompok masyarakat seperti lansia dan kaum disabilitas.”
.jpg)
(Bupati Ilhamsyah Azikin (ke dua dari kanan) setelah menerima penghargaan dari United States Agency for International Development (terkait) atas keberhasilannya meningkatkan cakupan vaksinasi covid-19 di Kabupaten Bantaeng, Sulawesi Selatan. Foto: Dok. Istimewa)
Sukses Kota Dumai, Riau, juga layak dicermati. Dengan penekanan berbeda, Dumai juga tercatat sebagai kota yang meraih sukses dalam program Breakthrough ACTION for Covid-19 tersebut. Yang menarik, dari Dumai kita bisa belajar bagaimana efektifnya seorang pendamping pimpinan daerah bisa berperan.
Di sana, istri Walikota Dumai, Ibu Leni Ramaini Paisali, dikenal berperan sangat signifikan. Tampaknya hal itu tidak lepas dari keberadaan beliau sebagai seorang Sarjana Kesehatan Masyarakat (SKM).
Perhatiannya kepada anak-anak sekolah yang selama ini sudah jenuh melakukan belajar di rumah (SFH), Leni fokus menggenjot vaksinasi di sekolah-sekolah.
Hasilnya? “Memasuki tahun ketiga pandemi, Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di Kota Dumai sudah bisa 100 persen tatap muka,” kata Leni tanpa menyembunyikan kebanggaannya. Kebanggaan yang datang dari kepedulian akan nasib warganya.
.jpg)
(Ibu Leni Ramaini Paisali sedang mengunjungi siswa dalam rangka giat edukasi vaksinasi di Sekolah PAUD Kec. Medang. Foto: Dok. Istimewa)
“Kami memastikan bahwa tenaga pendidik telah divaksinasi dosis tiga, dan siswa telah vaksinasi dosis dua,” kata dia. Namun demikian, ProKes tetap diberlakukan dengan ketat, dipantau Satgas covid-19 dari Dinas Kesehatan, Puskesmas dan Dinas Pendidikan,” kata Leni, yang juga ketua TP PKK Kota Dumai itu.
Tidak hanya melalui jalur Pendidikan, Leni dan kawan-kawan juga menggerakkan seluruh Tim Penggerak PKK, dari tingkat kota hingga kelurahan. Yang lain adalah melakukan pendekatan kepada 197 posyandu balita yang tersebar di seluruh kota Dumai.
“Itu kami lakukan untuk menjaring sebanyak mungkin anggota masyarakat,” kata dia. Melalui Agen Perubahan program Breakthrough Action for Covid-19, Pemkot dan seluruh jajaran berusaha keras menangkis aneka berita-berita hoaks tentang bahaya vaksinasi.”
Upaya dua pemerintah daerah, yakni Pemda Kabupaten Sinjai dan Pemkot Dumai tersebut, menegaskan kita kebenaran pepatah lama, ”No pain, no gain.” ”Berakit-rakit ke hulu, berenang ke tepian.” Semua sukses, rata-rata datang sebagai buah manis perjuangan.
(TIN)