Jakarta: Makanan dan minuman manis bagai bagian yang tak terpisahkan dari anak-anak. Rasa ingin tahu si kecil mengantarkan mereka menyukai atau adiksi terhadap kuliner yang manis.
Anak usia 12 hingga 18 tahun yang mengalami diabetes tipe 1 cenderung meningkat. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kenaikannya mencapai 70 persen dari tahun 2010 hingga 2023.
Menurut Guru besar bidang gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, upaya untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis pada anak semestinya dilakukan secara bertahap.
Prof. Ali mengemukakan bahwa anak yang terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis bisa tantrum jika asupan gula mereka langsung dikurangi secara drastis. Karena asupan gula dapat memengaruhi tingkat energi dan suasana hati anak, ia melanjutkan, penurunan asupan secara mendadak dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, membuat anak gelisah dan mudah marah.
Baca juga: Ibu jadi Panutan Utama Anak soal Konsumsi Gula
Oleh karena itu, pengurangan gula sebaiknya dilakukan secara bertahap agar anak lebih mudah beradaptasi dan tidak mengalami stres berlebihan.
Prof Ali menyarankan orang tua untuk mengurangi takaran gula pada minuman anak sedikit demi sedikit serta memilih produk yang rendah gula saat membeli minuman dalam kemasan.
"Kalau orang tua yang membuat minuman manis itu, maka bisa mengurangi gula dalam minuman anak. Tapi, untuk minuman kemasan, coba pilih yang less sugar," katanya.
Prof Ali juga menyampaikan bahwa kebiasaan orang tua, utamanya ibu, dalam mengonsumsi makanan dan minuman manis bisa mempengaruhi pola konsumsi gula anak.
Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengedukasi diri dan meningkatkan pengetahuan tentang gizi agar bisa menjadi contoh baik dalam menerapkan pola makan sehat di rumah.
"Edukasi gizi di tingkat rumah tangga perlu, dan ibu menjadi panutan utama anak, sehingga seorang ibu dianjurkan melek gizi," kata Prof Ali.
Dia menyampaikan bahwa konsumsi gula anak usia sekolah normalnya 25 gram per hari. Asupan gula proporsional anak usia sekolah itu sekitar 25 gram per hari.
"Ini bisa dilihat berapa gram belanja gula per bulan di rumah tangga, dibagi jumlah anggota rumah tangga. Kalau makanan kemasan bisa dilihat di label gizi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Anak usia 12 hingga 18 tahun yang mengalami diabetes tipe 1 cenderung meningkat. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyebut kenaikannya mencapai 70 persen dari tahun 2010 hingga 2023.
Menurut Guru besar bidang gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, upaya untuk mengurangi konsumsi makanan dan minuman manis pada anak semestinya dilakukan secara bertahap.
Prof. Ali mengemukakan bahwa anak yang terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis bisa tantrum jika asupan gula mereka langsung dikurangi secara drastis. Karena asupan gula dapat memengaruhi tingkat energi dan suasana hati anak, ia melanjutkan, penurunan asupan secara mendadak dapat menimbulkan perasaan tidak nyaman, membuat anak gelisah dan mudah marah.
Baca juga: Ibu jadi Panutan Utama Anak soal Konsumsi Gula
Oleh karena itu, pengurangan gula sebaiknya dilakukan secara bertahap agar anak lebih mudah beradaptasi dan tidak mengalami stres berlebihan.
1. Takaran gula dikurangi sedikit demi sedikit
Prof Ali menyarankan orang tua untuk mengurangi takaran gula pada minuman anak sedikit demi sedikit serta memilih produk yang rendah gula saat membeli minuman dalam kemasan.
"Kalau orang tua yang membuat minuman manis itu, maka bisa mengurangi gula dalam minuman anak. Tapi, untuk minuman kemasan, coba pilih yang less sugar," katanya.
2. Edukasi ke anak
Prof Ali juga menyampaikan bahwa kebiasaan orang tua, utamanya ibu, dalam mengonsumsi makanan dan minuman manis bisa mempengaruhi pola konsumsi gula anak.
Oleh karena itu, para orang tua sebaiknya mengedukasi diri dan meningkatkan pengetahuan tentang gizi agar bisa menjadi contoh baik dalam menerapkan pola makan sehat di rumah.
"Edukasi gizi di tingkat rumah tangga perlu, dan ibu menjadi panutan utama anak, sehingga seorang ibu dianjurkan melek gizi," kata Prof Ali.
3. Kadar normal pemberian gula
Dia menyampaikan bahwa konsumsi gula anak usia sekolah normalnya 25 gram per hari. Asupan gula proporsional anak usia sekolah itu sekitar 25 gram per hari.
"Ini bisa dilihat berapa gram belanja gula per bulan di rumah tangga, dibagi jumlah anggota rumah tangga. Kalau makanan kemasan bisa dilihat di label gizi," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)