FAMILY

Perilaku Selingkuh Disebabkan Faktor Keturunan? Ini Penjelasannya

Fatha Annisa
Selasa 15 Oktober 2024 / 17:05
Jakarta: Perilaku selingkuh merupakan topik yang kompleks. Ada anggapan perilaku ini dapat disebabkan faktor genetik atau keturunan, sementara yang lain percaya bahwa ini merupakan hasil pilihan pribadi.
 
Perselingkuhan kerap menjadi penyebab perceraian atau putusnya sepasang kekasih. Di Indonesia, kasus perselingkuhan sering terjadi dan pelakunya berakhir menjadi bulan-bulanan masyarakat.
 
Pria maupun perempuan memiliki kemungkinan untuk melakukan perselingkuhan. Namun menurut penelitian yang dikutip dari laman Klikdokter, ternyata 63% kecenderungan selingkuh pada pria diturunkan secara genetik, sedangkan pada wanita sekitar 40%.
 
 
Baca juga: Yuk Catat! Ini Tanda-tanda Pasanganmu sedang Selingkuh secara Emosional
 

Pengaruh Genetik pada Perilaku Selingkuh

Berdasarkan penelitian yang diterbitkan oleh PLOS One, ada yang namanya “cheating gene”, yaitu gen D4 polymorphism atau disingkat DRD4 (DRD4 VNTR). Gen ini dimiliki oleh semua orang, tetapi yang menentukan ‘bakat’ selingkuhnya adalah varian serta ukuran gen tersebut.
 
Gen DRD4 sendiri berperan dalam produksi hormon dopamin. Hormon ini diproduksi oleh otak ketika suasana hati sedang gembira, serta dikaitkan dengan kecanduan terhadap alkohol dan tantangan.
 
Selain itu, ada pula gen AVPR1A yang variannya dipercaya berperan sebagai gen selingkuh. Gen ini memproduksi arginine vasopressin yang mengatur rasa percaya dan empati seseorang.

 
Baca juga: Pasangan Berkhianat? Ini 10 Lagu yang Cocok Didengar Korban Perselingkuhan
 

Faktor Lingkungan

Selain faktor genetik, faktor lingkungan juga memainkan peran penting dalam perilaku selingkuh. Hubungan yang tegang, kurangnya kepuasan seksual, dan pengalaman masa kanak-kanak negatif dapat berkontribusi pada risiko perselingkuhan.
 
Faktor-faktor sosial, seperti penerimaan terhadap perselingkuhan dan pengaruh teman sebaya, juga dapat berperan. Lalu pengaruh media dan budaya populer pun mampu membuat perselingkuhan tampak normal sehingga lebih bisa diterima.
 
Sementara itu, sejumlah ahli berpendapat bahwa perilaku selingkuh dapat dipelajari melalui pengamatan dan peniruan. Individu yang dibesarkan dalam lingkungan di mana perselingkuhan adalah hal yang biasa mungkin lebih cenderung mengadopsi perilaku ini sendiri.
 
Perilaku selingkuh dapat disebabkan oleh faktor genetik, lingkungan, dan perilaku yang dipelajari. Namun pada akhirnya, perselingkuhan merupakan pilihan pribadi karena individu memiliki tanggung jawab dalam membuat keputusan untuk menjaga kesetiaan dalam hubungan atau tidak.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(SUR)

MOST SEARCH