FAMILY

Bukan Hanya Tokoh Emansipasi Wanita, Inilah 5 Fakta Menarik tentang RA Kartini

Mia Vale
Minggu 21 April 2024 / 10:05
Jakarta: Emansipasi memiliki arti pembebasan dari perbudakan dan persamaan hak dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat. Emansipasi perempuan yang sangat digaungkan bertujuan memberi perempuan kesempatan bekerja, belajar, dan berkarya seperti halnya para pria. 

Dan tokoh perempuan yang sangat menjunjung tinggi emansipasi perempuan adalah RA Kartini. Ya, pada dasarnya emansipasi perempuan sudah didobrak oleh wanita yang memiliki nama lengkap, Raden Ajeng Kartini Djojo Adhiningrat, sejak dulu. 

Perempuan Jawa kelahiran Jepara, Jawa Tengah ini dikenal sebagai tokoh perjuangan emansipasi, di mana tanggal lahirnya, 21 April kita peringati sebagai hari Kartini. Tidak hanya sebagai hari lahirnya, tanggal tersebut juga dirasa menjadi sebuah momen mengenang perjuangan RA Kartini dalam memperjuangkan hak-hak wanita Indonesia. 

Dan berkat pejuangannya, kini, perempuan-perempuan Indonesia memiliki hak yang setara dengan laki-laki. Selain jadi pejuang emansipasi, ternyata kartini memiliki fakta-fakta menarik, lho! Nah, merangkum dari berbagai sumber yang ada, inilah fakta menarik RA Kartini yang harus kita ketahui.
 

1. Memiliki hubungan keluarga rumit


Sebenarnya keluarga Kartini tergolong dari keluarga bangsawan. Tapi sayangnya, ibu kandungnya tidak diakui sebagai istri utama, lantaran tidak berasal dari keluarga bangsawan juga. Sementara pada zaman itu, seorang Bupati harus menikahi bangsawan.

Oleh karena itu, ayahnya, Raden Adipati Ario Sosroningrat diharuskan menikahi keluarga bangsawan. Alhasil, ayahnya menikah lagi dengan anak keturunan Raja Madura. Dan inilah yang membuat Kartini memiliki hubungan keluarga yang rumit. 


(Pembangunan "Kartinischool" (Sekolah Kartini), dibuka pada 22 Juli 1918 di Bogor. Foto: Dok. Wikipedia/Collectie Tropenmuseum)
 

2. Buku dengan isi yang kontroversi


"Habis Gelap Terbitlah Terang" merupakan buku karya Kartini yang sangat populer. Namun, menukil laman PIPS Universitas Islam Raden Rahmat, buku ini disinyalir menuai kontroversi, lantaran buku yang berisi surat untuk sahabatnya, sempat diragukam kebenarannya. Pasalnya, para sejarawan tidak menemukan bukti valid di mana seluruh surat di dalam buku tersebut adalah tulisan tangan Kartini. 
 

3. Bisa berbahasa Belanda


Pada zaman dulu, tidak semua orang memiliki kebebasan mengenyam pendidikan. Tapi lain halnya dengan Kartini. Karena ia merupakan seorang bangsawan Jawa, maka dirinya berkesempatan untuk mendapat pendidikan. Bahkan ia memiliki kesempatan belajar bahasa Belanda dan mahir di bidang itu. Inilah yang membuatnya mendapat beasiswa dari pemerintah Belanda.
 

4. Besar di lingkungan keluarga poligami


Mendengar kata poligami, tentu saja sudah tidak asing di telinga. Dan inilah yang terjadi pada Kartini. Pejuang emansipasi wanita ini tumbuh dan besar di lingkungan keluarga poligami. Bukan hanya sang ayah, bahkan Kartini sempat dijodohkan dengan K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat yang saat itu sudah memiliki tiga istri.
 

5. Namanya menjadi sebuah jalan di Belanda


Pada usia muda, Kartini meninggal. Tepat tanggal 17 September 1904, dirinya wafat akibat preeklampsia yang dideritanya pasca-melahirkan di usia 25 tahun. Dan hebatnya, tidak hanya di Indonesia, nama Kartini juga harum di Belanda. Tidak tanggung-tanggung, ada 4 kota di Belanda yang memakai nama Kartini, yaitu di Utrecht, Venlo, Amsterdam, dan Haarlem.

Kini, perempuan Indonesia bisa menjadi apa pun dan berkontribusi bagi kemajuan bangsa. Jasa Kartini membuat para perempuan Indonesia bisa mengenyam pendidikan setinggi-tingginya, berpartisipasi dalam kursi pemerintahan, atau bekerja dengan profesi tinggi dan kedudukannya setara dengan laki-laki. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)

MOST SEARCH