Jakarta: Susu sapi merupakan salah satu alternatif sumber gizi yang dapat membantu mengoptimalkan tumbuh kembang anak. Namun, tidak semua anak dapat mentoleransi protein yang terkandung pada susu sapi.
Akibat dari tidak bisa toleransi tersebut, memicu reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuh. Kejadian ini sebagian besar terjadi pada kelompok anak dan biasa disebut dengan istilah Alergi Susu Sapi (ASS).
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian alergi susu sapi sekitar 2-7,5 persen dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal kehidupan. Beberapa hasil studi terkini menyatakan bahwa ketidakcukupan asupan nutrisi pada anak ASS dapat berpotensi menyebabkan stunting.
Studi menyatakan bahwa stunting ditemukan pada 9 persen anak dengan alergi makanan. Risiko semakin meningkat hingga mencapai 24 persen pada kelompok anak yang didiagnosis alergi protein susu sapi.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, Dr. dr. Zahrah Hikmah, SpA(K), memaparkan bahwa alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengartikan protein susu sapi sebagai zat asing yang berbahaya bagi tubuh. Sehingga, akan terjadi gejala-gejala alergi yang akan dirasakan si kecil.

(Dinukil dari laman resmi Kemenkes, stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
"Gejala ringan hingga berat dapat dirasakan oleh anak dengan alergi susu sapi, antara lain gejala pada saluran pencernaan, sistem pernapasan, dan kulit," kata dr. Zahrah dalam acara Allergy Awareness Week 2023, Rabu, 31 Mei 2023.
Saat anak minum susu sapi, sistem imun menganggapnya sebagai zat asing berbahaya. Sehingga, melepaskan zat kimia yang disebut histamin yang merupakan suatu zat kimia yang diproduksi saat tubuh alami alergi untuk melawannya.
"Fungsi dari histamin itu sendiri adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai zat yang membahayakan, hal inilah yang menyebabkan timbulnya reaksi alergi," lanjut dr. Zahrah.
Anak dengan alergi susu sapi rentan kekurangan kalsium dan nutrisi lain yang sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak. Munculnya dampak jangka panjang yang berpotensi stunting pada anak tentu harus menjadi perhatian.
Hingga saat ini stunting merupakan suatu permasalahan yang belum bisa diselesaikan di Indonesia. Adanya hubungan alergi susu sapi dengan tumbuh kembang anak yang memicu stunting, tentu harus menjadi perhatian berbagai pihak.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(TIN)
Akibat dari tidak bisa toleransi tersebut, memicu reaksi berlebih dari sistem kekebalan tubuh. Kejadian ini sebagian besar terjadi pada kelompok anak dan biasa disebut dengan istilah Alergi Susu Sapi (ASS).
Berdasarkan data dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), angka kejadian alergi susu sapi sekitar 2-7,5 persen dengan kasus tertinggi terjadi pada usia awal kehidupan. Beberapa hasil studi terkini menyatakan bahwa ketidakcukupan asupan nutrisi pada anak ASS dapat berpotensi menyebabkan stunting.
Studi menyatakan bahwa stunting ditemukan pada 9 persen anak dengan alergi makanan. Risiko semakin meningkat hingga mencapai 24 persen pada kelompok anak yang didiagnosis alergi protein susu sapi.
Dokter Spesialis Anak Konsultan Alergi Imunologi, Dr. dr. Zahrah Hikmah, SpA(K), memaparkan bahwa alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengartikan protein susu sapi sebagai zat asing yang berbahaya bagi tubuh. Sehingga, akan terjadi gejala-gejala alergi yang akan dirasakan si kecil.

(Dinukil dari laman resmi Kemenkes, stunting berpotensi memperlambat perkembangan otak, dengan dampak jangka panjang berupa keterbelakangan mental, rendahnya kemampuan belajar, dan risiko serangan penyakit kronis seperti diabetes, hipertensi, hingga obesitas. Foto: Dok. Medcom.id/Aulia Putriningtias)
"Gejala ringan hingga berat dapat dirasakan oleh anak dengan alergi susu sapi, antara lain gejala pada saluran pencernaan, sistem pernapasan, dan kulit," kata dr. Zahrah dalam acara Allergy Awareness Week 2023, Rabu, 31 Mei 2023.
Saat anak minum susu sapi, sistem imun menganggapnya sebagai zat asing berbahaya. Sehingga, melepaskan zat kimia yang disebut histamin yang merupakan suatu zat kimia yang diproduksi saat tubuh alami alergi untuk melawannya.
"Fungsi dari histamin itu sendiri adalah untuk melindungi tubuh dari berbagai zat yang membahayakan, hal inilah yang menyebabkan timbulnya reaksi alergi," lanjut dr. Zahrah.
Anak dengan alergi susu sapi rentan kekurangan kalsium dan nutrisi lain yang sangat dibutuhkan bagi tumbuh kembang anak. Munculnya dampak jangka panjang yang berpotensi stunting pada anak tentu harus menjadi perhatian.
Hingga saat ini stunting merupakan suatu permasalahan yang belum bisa diselesaikan di Indonesia. Adanya hubungan alergi susu sapi dengan tumbuh kembang anak yang memicu stunting, tentu harus menjadi perhatian berbagai pihak.
Aulia Putriningtias
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TIN)