FITNESS & HEALTH

Beda dengan Pikun, Apa Itu Demensia?

MetroTV
Jumat 17 Maret 2023 / 11:19

Jakarta: Demensia sering disamakan dengan pikun. Padahal, keduanya berbeda. Tidak semua orang yang pikun sebenarnya mengalami demensia. Lantas, apa itu demensia.

Demensia merupakan kondisi yang berpengaruh pada kemampuan fungsi kognitif otak dalam mengingat, berpikir, bertingkah laku, dan berbicara. Penderita demensia tidak jarang akan bergantung kepada orang lain karena kehilangan kemampuan merawat diri.

Sedangkan pikun hanyalah kondisi ketika seseorang mengalami penurunan daya ingat, yang biasanya disebabkan oleh menuanya usia.

Penyakit demensia juga bersifat progresif atau bisa memburuk dari waktu ke waktu. Namun meskipun risiko mengalami demensia umumnya semakin meningkat seiring bertambahnya usia, kondisi ini sebetulnya bukan bagian dari penuaan.

Baca: Bruce Willis Idap Demensia Frontotemporal, Kondisinya Makin Memburuk

Penyebab Demensia

Demensia terjadi akibat adanya kerusakan sel-sel otak otak (neuron) yang bisa terjadi di beberapa bagian otak. Kondisi ini dapat memengaruhi seseorang dengan cara yang berbeda, tergantung dari area otak mana yang bermasalah.

Berikut adalah hal yang bisa menjadi penyebab demensia:

  • Gangguan pada struktur otak

  • Gangguan pada sistem metabolisme, misalnya kekurangan vitamin B-12, kalium, natrium, kadar gula rendah, serta masalah ginjal dan hati.

  • Terpapar zat kimia yang menyebabkan keracunan, seperti timah, logam berat, dan pestisida.

  • Anoxia yang terjadi ketika tubuh tidak mendapat pasokan oksigen yang cukup. Kondisi ini dapat berkembang karena asma yang parah, serangan jantung, atau keracunan karbon monoksida. 

Kurang gizi, dehidrasi, atau kekurangan vitamin lain.

?Faktor Risiko Demensia

Faktor yang meningkatkan risiko demensia terbagi menjadi dua, yakni faktor yang bisa diubah dan tidak bisa diubah. Faktor yang tidak bisa diubah antara lain, usia, riwayat keluarga, dan down syndrome.

Sementara faktor risiko yang bisa diubah ialah, penyalahgunaan alkohol, depresi, diabetes, kebiasaan merokok, risiko penyakit kardiovaskular. Selain itu, sleep apnea atau orang yang sering mendengkur dan berhenti bernapas saat tidur juga menjadi salah satu faktor risiko demensia.

Gejala Demensia

Tanda-tanda yang ditunjukkan oleh orang yang mengalami demensia sangatlah beragam. Terkait perubahan kognitif, pengidap demensia mengalami gejala seperti kehilangan ingatan, kesulitan berbahasa, mengalami disorientasi waktu dan tempat, serta kesulitan berpikir. 

Demensia juga menimbulkan gejala secara psikologis. Di antaranya, perubahan perilaku, kepribadian, dan suasana hati secara mendadak, menjadi apatis, kesulitan melakukan kegiatan sehari-hari, mengalami depresi, halusinasi, dan paranoia.

Jenis-Jenis Demensia

Penyakit Alzheimer

Penyakit ini adalah yang paling umum bagi masyarakat. Sekitar 60-80 persen kasus demensia ditempati oleh penyakit alzheimer. 

Demensia Vaskular

Demensia vaskular terjadi karena adanya gangguan fungsi otak yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah pada otak. Salah satu penyebabnya adalah penumpukan plak di dalam pembuluh darah arteri. 

Lewy Body Dementia

Lewy body dementia ditandai dengan munculnya endapan protein di dalam sel saraf pada otak. Kondisi ini menghambat fungsi otak untuk mengantarkan sinyal kimia ke seluruh tubuh. Oleh karena itu, orang yang mengalami lewy body dementia biasanya memiliki penurunan daya ingat dan merespons cenderung lambat.

Demensia Frontotemporal

Demensia frontotemporal merupakan sekumpulan penyakit yang ditandai dengan rusaknya sel-sel di lobus frontal temporal otak, yakni di bagian depan. Bagian otak ini biasanya bertugas untuk mengatur kepribadian, perilaku, dan kemampuan berbicara.

Kombinasi Demensia

Kombinasi demensia adalah gabungan dari dua atau lebih jenis demensia. 

Sekarang, Sobat Medcom sudah lebih paham terkait penyakit demensia, kan? Jika Anda atau orang terdekat memiliki satu atau lebih gejala yang disebutkan sebelumnya, segera konsultasikan dengan dokter, ya!

(Fatha Annisa)


(WAN)

MOST SEARCH