COMMUNITY
Ketika Tanah dan Cat Bersatu pada Pameran Perupa Korakrit Arunanondchai di Museum MACAN
Medcom
Jumat 20 Desember 2024 / 12:12
Jakarta: Pada pembukaan pameran terbaru Museum Macan, para pengunjung disajikan instalasi terbuat dari tanah yang dikompresi dan dibentuk menjadi hamparan tanah retak berwarna hitam legam dengan efek hangus terbakar.
Dalam pameran ini, perupa Korakrit Arunanondchai mengeksplorasi tentang persimpangan kehidupan kontemporer dan kepercayaan tradisional. Karya-karyanya bergulat dengan tema yang berkaitan dengan identitas, ingatan, kehidupan, kematian, spiritualitas, dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan manusia. Instalasi tanah tersebut berasal dari tanah yang dicampur dengan cat Mowilex berwarna hitam.
Warna, merupakan hal yang krusial dalam menampilkan sebuah persepsi tanpa narasi dan mampu mengubah suasana hati melalui karya seni. Mowilex merasa terhormat, karena sekali lagi menjadi material cat yang dipercaya para seniman dalam membuat karya. Sebagai mitra cat resmi Museum Macan sejak 2022, cat Mowilex digunakan untuk membangun suasana pameran yang dengan cerdas dirancang oleh Museum Macan.
Warna cat Mowilex yang digunakan mampu memberikan penambahan kesan dan pengalaman pada para pengunjung, seperti pameran sebelumnya oleh perupa Patricia Piccinini yang banyak menggunakan warna-warna pastel seperti biru muda, merah muda, dan kuning untuk membangitkan suasana keibuan pada pameran yang bertajuk “CARE”.
“Jika saya mengenang pameran Agus Suwage di Museum Macan 2023 lalu, kami menemukan bahwa cat ini bahkan dilukis dalam lukisan yang dibuat Agus Suwage sejak 1990-an. Hal ini menjadi simbol sejarah yang membanggakan bagi kami dapat tampil di dalam karya perupa.”, ujar Niko Safavi, CEO PT Mowilex Indonesia.

Pada pameran terbaru kali ini, Mowilex digunakan sebagai salah satu material dalam pembuatan instalasi karya dari perupa - Korakrit Arunanondchai. Dok. Ist
Niko menambahkan bahwa Mowilex Emulsion memang telah lama digunakan para perupa di Indonesia. Ia mengatakan bahwa cat tembok ini tidak pernah diformulasikan dengan sengaja untuk membentuk karya seni,
Niko berkelakar bahwa para perupa telah menemukan cara untuk meretas penggunaan cat tembok ini dan memaksimalkan manfaat dari cat tersebut untuk digunakan pada karya seni mereka.
Hal yang sama pun dilakukan oleh Korakrit Arunanondchai. Pencampuran cat tembok Mowilex dengan tanah tentunya tidak pernah terlampir dalam technical data sheet yang dipaparkan oleh tim research and development Mowilex. Namun bagi para perupa, berkreasi untuk membangun karya seni yang ekspresif tanpa batasan biasanya berasal dari eksplorasi dan Mowilex sangat mendukung hal tersebut.
Cat yang digunakan oleh Korakrit adalah cat Mowilex Emulsion dan Mowilex Cendana warna hitam dengan pigmentasi yang sangat kuat, sehingga mampu memberikan warna legam yang dibutuhkan perupa. Selain itu, dengan kandungan formula yang aman untuk kesehatan dan lingkungan serta Zero VOC (Volatile Organic Compound), Mowilex memastikan para pengunjung dan seluruh staff Museum Macan terjaga dari paparan residu yang berbahaya.
“Warna adalah elemen yang sangat penting dalam desain sebuah pameran. Pemilihan warna yang tepat dan sesuai dengan narasi pameran akan membangun suasana optimal dan holistik dalam presentasi karya-karya seni dari perupa. Kami bangga bisa kembali bekerja sama dengan Mowilex dalam pameran ini, yang berperan besar dalam memperkaya pengalaman yang akan dirasakan oleh pengunjung Museum Macan.” ujar Venus Lau, Direktur Museum MACAN.
Pameran tunggal Korakrit Arunanondchai di Museum Macan menyajikan simbolisme menggugah dari burung phoenix dan api, yang merupakan motif yang sering muncul dalam karya seninya. Simbolisme ini mencerminkan eksplorasi sang seniman terhadap penciptaan dan kehancuran.
Merefleksikan gagasan transformasi abadi, baik secara personal, budaya, maupun teknologi, Arunanondchai menggambarkan pembaharuan dan adaptasi identitas budaya dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi. Dalam tajuk Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen, pameran dibuka untuk umum mulai dari 30 November 2024 – 06 Maret 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
(FIR)
Dalam pameran ini, perupa Korakrit Arunanondchai mengeksplorasi tentang persimpangan kehidupan kontemporer dan kepercayaan tradisional. Karya-karyanya bergulat dengan tema yang berkaitan dengan identitas, ingatan, kehidupan, kematian, spiritualitas, dan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan manusia. Instalasi tanah tersebut berasal dari tanah yang dicampur dengan cat Mowilex berwarna hitam.
Warna, merupakan hal yang krusial dalam menampilkan sebuah persepsi tanpa narasi dan mampu mengubah suasana hati melalui karya seni. Mowilex merasa terhormat, karena sekali lagi menjadi material cat yang dipercaya para seniman dalam membuat karya. Sebagai mitra cat resmi Museum Macan sejak 2022, cat Mowilex digunakan untuk membangun suasana pameran yang dengan cerdas dirancang oleh Museum Macan.
Warna cat Mowilex yang digunakan mampu memberikan penambahan kesan dan pengalaman pada para pengunjung, seperti pameran sebelumnya oleh perupa Patricia Piccinini yang banyak menggunakan warna-warna pastel seperti biru muda, merah muda, dan kuning untuk membangitkan suasana keibuan pada pameran yang bertajuk “CARE”.
“Jika saya mengenang pameran Agus Suwage di Museum Macan 2023 lalu, kami menemukan bahwa cat ini bahkan dilukis dalam lukisan yang dibuat Agus Suwage sejak 1990-an. Hal ini menjadi simbol sejarah yang membanggakan bagi kami dapat tampil di dalam karya perupa.”, ujar Niko Safavi, CEO PT Mowilex Indonesia.

Pada pameran terbaru kali ini, Mowilex digunakan sebagai salah satu material dalam pembuatan instalasi karya dari perupa - Korakrit Arunanondchai. Dok. Ist
Niko menambahkan bahwa Mowilex Emulsion memang telah lama digunakan para perupa di Indonesia. Ia mengatakan bahwa cat tembok ini tidak pernah diformulasikan dengan sengaja untuk membentuk karya seni,
Niko berkelakar bahwa para perupa telah menemukan cara untuk meretas penggunaan cat tembok ini dan memaksimalkan manfaat dari cat tersebut untuk digunakan pada karya seni mereka.
Hal yang sama pun dilakukan oleh Korakrit Arunanondchai. Pencampuran cat tembok Mowilex dengan tanah tentunya tidak pernah terlampir dalam technical data sheet yang dipaparkan oleh tim research and development Mowilex. Namun bagi para perupa, berkreasi untuk membangun karya seni yang ekspresif tanpa batasan biasanya berasal dari eksplorasi dan Mowilex sangat mendukung hal tersebut.
Cat yang digunakan oleh Korakrit adalah cat Mowilex Emulsion dan Mowilex Cendana warna hitam dengan pigmentasi yang sangat kuat, sehingga mampu memberikan warna legam yang dibutuhkan perupa. Selain itu, dengan kandungan formula yang aman untuk kesehatan dan lingkungan serta Zero VOC (Volatile Organic Compound), Mowilex memastikan para pengunjung dan seluruh staff Museum Macan terjaga dari paparan residu yang berbahaya.
“Warna adalah elemen yang sangat penting dalam desain sebuah pameran. Pemilihan warna yang tepat dan sesuai dengan narasi pameran akan membangun suasana optimal dan holistik dalam presentasi karya-karya seni dari perupa. Kami bangga bisa kembali bekerja sama dengan Mowilex dalam pameran ini, yang berperan besar dalam memperkaya pengalaman yang akan dirasakan oleh pengunjung Museum Macan.” ujar Venus Lau, Direktur Museum MACAN.
Pameran tunggal Korakrit Arunanondchai di Museum Macan menyajikan simbolisme menggugah dari burung phoenix dan api, yang merupakan motif yang sering muncul dalam karya seninya. Simbolisme ini mencerminkan eksplorasi sang seniman terhadap penciptaan dan kehancuran.
Merefleksikan gagasan transformasi abadi, baik secara personal, budaya, maupun teknologi, Arunanondchai menggambarkan pembaharuan dan adaptasi identitas budaya dalam menghadapi modernisasi dan globalisasi. Dalam tajuk Sing Dance Cry Breathe | as their world collides on to the screen, pameran dibuka untuk umum mulai dari 30 November 2024 – 06 Maret 2025.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FIR)