YOUR FASHION
SukkhaCitta Berdayakan Pengrajin Sambil Merawat Bumi Melalui Bisnis Mode
Yuni Yuli Yanti
Senin 06 Februari 2023 / 10:00
Jakarta: Tren hidup berkelanjutan kini sedang berkembang pesat di dunia, termasuk
di Indonesia. Sekitar 82 persen konsumen lebih mementingkan untuk menerapkan tren hidup keberlanjutan dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, contohnya seperti mengurangi penggunaan plastik hingga bijak berkonsumsi.
Salah satu implikasi trennya adalah melalui cara konsumsi berpakaian, mulai dari kesadaran untuk beralih ke material ramah lingkungan, tren thrifting, upcycle, hingga reuse yang juga
disambut dengan meningkatnya antusiasme brand-brand mode meluncurkan tren sustainable fashion.
SukkhaCitta, sebagai salah satu pelopor perusahaan sosial yang menggunakan mode untuk menciptakan perubahan signifikan di desa-desa yang tersebar di seluruh Indonesia, secara konsisten berupaya menciptakan dampak positif kepada manusia dan bumi. Salah satunya melalui perolehan sertifikasi B Corp dari organisasi nirlaba B Lab serta Ethically Handcrafted dari organisasi nirlaba NEST pada tahun 2022 lalu.
Sertifikasi B Corp diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki standar tertinggi dan kekuatan untuk mendorong perubahan positif dalam bidang sosial dan lingkungan dengan menerapkan transparansi publik, akuntabilitas hukum, serta memiliki tanggung jawab dalam menyeimbangkan tujuan sosial dan laba.
Dalam peraihan sertifikasi B Corp, SukkhaCitta mencatat skor yang cukup signifikan yaitu 95.3, dari skor pada umumnya senilai 50.9. Selain itu, SukkhaCitta juga turut mendapatkan penghargaan B Corp Best For The World kategori komunitas dengan skor 5 persen teratas dari kategori komunitas.

(Nerd Shirt Seribu Bunga, salah satu koleksi SukkhaCitta. Foto: Dok. SukkhaCitta)
Nilai-nilai SukkhaCitta dalam melestarikan alam dan tradisi melalui pilihan materi yang ramah lingkungan dan dibuat dengan tangan dengan memperhatikan standar yang layak bagi pengrajin serta lingkungan atau ethically handcrafted. Standar inilah yang membawa jenama ini untuk mendapatkan sertifikasi EthicallyHandcrafted dari lembaga non-profit bernama NEST di akhir tahun 2022.
Denica Riadini-Flesch, Founder dan CEO SukkhaCitta mengungkapkan, "Sejak didirikan kami ingin menunjukkan bahwa praktik pada industri fesyen yang berbeda itu sangat memungkinkan, perubahan yang menciptakan peluang bagi perempuan pengrajin dan petani di tempat mereka berada sambil merawat alam disaat yang bersamaan."
Lebih lanjut, Denica menuturkan dengan mengusung konsep Farm-to-Closet, SukkhaCitta berguru kepada para Ibu-Ibu di desa untuk menciptakan pakaian menggunakan material dan proses alami, salah satunya dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tanaman dan limbah pertanian.
Selain itu, SukkhaCitta juga menanam kapas sendiri dengan menggunakan metode tumpang sari, sebuah metode dengan kearifan lokal yang alami agar terhindar dari hama tanpa menggunakan pestisida. Kapas yang menghasilkan kain, kemudian dijadikan pakaian untuk dikenakan dan 100 persen dapat ditelusuri asalnya.
"Sejak didirikan pada tahun 2016, kami secara konsisten mengutamakan praktik kerja yang sehat bagi para pengrajin dan petani, untuk mendapatkan upah yang layak serta merawat bumi melalui regenerative farming. Dimulai dari 3 Ibu-Ibu di desa, kini lebih dari 1,500 kehidupan juga turut merasakan dampaknya. Dari hasil penjualan SukkhaCitta, 56 persennya juga dikembalikan langsung ke para pengrajin dan petani di desa-desa," tutup Denica.
(yyy)
di Indonesia. Sekitar 82 persen konsumen lebih mementingkan untuk menerapkan tren hidup keberlanjutan dibandingkan sebelum pandemi Covid-19, contohnya seperti mengurangi penggunaan plastik hingga bijak berkonsumsi.
Salah satu implikasi trennya adalah melalui cara konsumsi berpakaian, mulai dari kesadaran untuk beralih ke material ramah lingkungan, tren thrifting, upcycle, hingga reuse yang juga
disambut dengan meningkatnya antusiasme brand-brand mode meluncurkan tren sustainable fashion.
SukkhaCitta, sebagai salah satu pelopor perusahaan sosial yang menggunakan mode untuk menciptakan perubahan signifikan di desa-desa yang tersebar di seluruh Indonesia, secara konsisten berupaya menciptakan dampak positif kepada manusia dan bumi. Salah satunya melalui perolehan sertifikasi B Corp dari organisasi nirlaba B Lab serta Ethically Handcrafted dari organisasi nirlaba NEST pada tahun 2022 lalu.
Sertifikasi B Corp diberikan kepada perusahaan-perusahaan yang memiliki standar tertinggi dan kekuatan untuk mendorong perubahan positif dalam bidang sosial dan lingkungan dengan menerapkan transparansi publik, akuntabilitas hukum, serta memiliki tanggung jawab dalam menyeimbangkan tujuan sosial dan laba.
Dalam peraihan sertifikasi B Corp, SukkhaCitta mencatat skor yang cukup signifikan yaitu 95.3, dari skor pada umumnya senilai 50.9. Selain itu, SukkhaCitta juga turut mendapatkan penghargaan B Corp Best For The World kategori komunitas dengan skor 5 persen teratas dari kategori komunitas.

(Nerd Shirt Seribu Bunga, salah satu koleksi SukkhaCitta. Foto: Dok. SukkhaCitta)
Nilai-nilai SukkhaCitta dalam melestarikan alam dan tradisi melalui pilihan materi yang ramah lingkungan dan dibuat dengan tangan dengan memperhatikan standar yang layak bagi pengrajin serta lingkungan atau ethically handcrafted. Standar inilah yang membawa jenama ini untuk mendapatkan sertifikasi EthicallyHandcrafted dari lembaga non-profit bernama NEST di akhir tahun 2022.
Denica Riadini-Flesch, Founder dan CEO SukkhaCitta mengungkapkan, "Sejak didirikan kami ingin menunjukkan bahwa praktik pada industri fesyen yang berbeda itu sangat memungkinkan, perubahan yang menciptakan peluang bagi perempuan pengrajin dan petani di tempat mereka berada sambil merawat alam disaat yang bersamaan."
Lebih lanjut, Denica menuturkan dengan mengusung konsep Farm-to-Closet, SukkhaCitta berguru kepada para Ibu-Ibu di desa untuk menciptakan pakaian menggunakan material dan proses alami, salah satunya dengan menggunakan pewarna alami yang berasal dari tanaman dan limbah pertanian.
Selain itu, SukkhaCitta juga menanam kapas sendiri dengan menggunakan metode tumpang sari, sebuah metode dengan kearifan lokal yang alami agar terhindar dari hama tanpa menggunakan pestisida. Kapas yang menghasilkan kain, kemudian dijadikan pakaian untuk dikenakan dan 100 persen dapat ditelusuri asalnya.
"Sejak didirikan pada tahun 2016, kami secara konsisten mengutamakan praktik kerja yang sehat bagi para pengrajin dan petani, untuk mendapatkan upah yang layak serta merawat bumi melalui regenerative farming. Dimulai dari 3 Ibu-Ibu di desa, kini lebih dari 1,500 kehidupan juga turut merasakan dampaknya. Dari hasil penjualan SukkhaCitta, 56 persennya juga dikembalikan langsung ke para pengrajin dan petani di desa-desa," tutup Denica.
(yyy)