BEAUTY

Jerawat Hormonal Rentan Terjadi pada Wanita, Begini Cara Mencegahnya

Medcom
Kamis 15 Desember 2022 / 12:10
Jakarta: Pernahkah kamu mengalami jerawat pada waktu tertentu? Mungkin itu salah satu jerawat hormonal. Jerawat hormonal adalah ketika jerawat terbentuk di masa dewasa yang dapat berkisar dari komedo hitam dan putih karena fluktuasi hormon selama masa pubertas.

Jerawat hormonal terkait dengan kelebihan produksi sebum (zat berminyak di kelenjar kulit), yang menyumbat pori-pori, menyebabkan jerawat. Meskipun seringkali tidak dapat dihindari, jerawat hormonal dapat diobati untuk mencegah timbulnya jerawat di masa depan.

Namun ternyata, jerawat hormonal dapat terjadi hingga dewasa, dan ini paling sering terjadi pada wanita (terutama jika menggunakan KB). Menurut studi 2008, sekitar 50 persen wanita antara usia 20 dan 29 dan 25 persen wanita antara usia 40 hingga 49 tahun memiliki jerawat.
 

Penyebab jerawat hormonal


Jerawat disebabkan oleh pori-pori yang tersumbat. Jerawat hormonal berkembang ketika perubahan hormon meningkatkan jumlah minyak yang dihasilkan oleh kulit. Minyak ini berinteraksi dengan bakteri di pori-pori kulit tempat rambut tumbuh (folikel rambut) dan menyebabkan jerawat.

Biasanya, jerawat hormonal ditandai dengan:

- Jerawat di sekitar pipi dan garis rahang.
- Komedo hitam, komedo putih, atau kista.
- Kulit berminyak.
- Peradangan.
- Sensitivitas.
 

Lalu, bagaimana cara mengobati jerawat hormonal?


Berdasarkan tingkat keparahan jerawat, berbagai pilihan perawatan tersedia untuk mengurangi produksi sebum, pembentukan jerawat, dan peradangan yang menyakitkan:

- Komedo dan komedo putih: Krim topikal (tretinoin).
- Jerawat meradang: retinoid topikal dan/atau antibiotik topikal dan/atau benzoil peroksida.
- Jerawat sedang hingga parah: Antibiotik dan/atau isotretinoin (retinoid).
- Jerawat kistik: Injeksi steroid (triamcinolone intralesi).

Sedangkan aktivitas rutin yang bisa mencegah jerawat hormonal terjadi adalah dengan:

- Pembersihan kulit setiap hari.
- Pengendalian kelahiran (kontrasepsi oral).
- Perubahan pola makan.
- Terapi laser atau cahaya.

Nandhita Nur Fadjriah

Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

(FIR)

MOST SEARCH