Jakarta: Komedo yang ditangani dengan sembarangan bisa mengalami infeksi. Tentunya ini akan membuat kamu merasa tidak nyaman atau sakit dan juga merusak kulit.
Dikutip dari Healthline, komedo ini bisa infeksi bila kamu mengoreknya. Mencabut komedo dapat merusak dinding yang mengelilingi pori-pori yang terkena, memungkinkan bakteri masuk.
Jika tidak terinfeksi, komedo tampak seperti benjolan kecil dengan bagian tengah yang gelap. Jika terinfeksi, kamu mungkin akan memerhatikan beberapa gejala seperti kemerahan, pembengkakan, dan nanah berwarna putih atau kuning.
Dalam beberapa kasus, area yang terkena menjadi lebih besar. Ini juga bisa menjadi menyakitkan saat disentuh. Infeksi bisa menyebar ke pori-pori terdekat, menyebabkan munculnya jerawat yang meluas.
(Konsultasikan ke dokter jika komedo menjadi infeksi, merah, bengkak, dan bernanah. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
Jerawat yang terinfeksi tidak selalu memerlukan kunjungan dokter. Tetapi jika kamu berurusan dengan nanah membandel dan kemerahan yang tampaknya menyebar, kamu mungkin memerlukan resep antibiotik. Ini mungkin oral atau topikal, tergantung pada tingkat keparahan infeksinya.
Antibiotik membantu membunuh bakteri penyebab infeksi, serta mengurangi peradangan secara keseluruhan.
Jika kamu cenderung sering berjerawat yang meradang dan nyeri, dokter mungkin juga merekomendasikan retinoid. Terbuat dari bahan turunan vitamin A, retinoid membantu mengurangi peradangan dan mencegah kotoran berkumpul di pori-pori.
Jika kamu memutuskan untuk mencoba retinoid, pastikan untuk membeli tabir surya karena dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Jika kamu memiliki komedo yang terinfeksi yang berubah menjadi kista yang besar, dalam, dan nyeri, kamu mungkin perlu memeriksakannya ke dokter kulit.
Sebagai alternatif, kamu juga dapat bertanya kepada dokter tentang suntikan kortikosteroid. Ini dapat membantu mengurangi kemerahan dan bengkak dalam beberapa hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Dikutip dari Healthline, komedo ini bisa infeksi bila kamu mengoreknya. Mencabut komedo dapat merusak dinding yang mengelilingi pori-pori yang terkena, memungkinkan bakteri masuk.
Jika tidak terinfeksi, komedo tampak seperti benjolan kecil dengan bagian tengah yang gelap. Jika terinfeksi, kamu mungkin akan memerhatikan beberapa gejala seperti kemerahan, pembengkakan, dan nanah berwarna putih atau kuning.
Dalam beberapa kasus, area yang terkena menjadi lebih besar. Ini juga bisa menjadi menyakitkan saat disentuh. Infeksi bisa menyebar ke pori-pori terdekat, menyebabkan munculnya jerawat yang meluas.
(Konsultasikan ke dokter jika komedo menjadi infeksi, merah, bengkak, dan bernanah. Foto: Ilustrasi/Freepik.com)
Cara merawat komedo yang terinfeksi
Jerawat yang terinfeksi tidak selalu memerlukan kunjungan dokter. Tetapi jika kamu berurusan dengan nanah membandel dan kemerahan yang tampaknya menyebar, kamu mungkin memerlukan resep antibiotik. Ini mungkin oral atau topikal, tergantung pada tingkat keparahan infeksinya.
Antibiotik membantu membunuh bakteri penyebab infeksi, serta mengurangi peradangan secara keseluruhan.
Jika kamu cenderung sering berjerawat yang meradang dan nyeri, dokter mungkin juga merekomendasikan retinoid. Terbuat dari bahan turunan vitamin A, retinoid membantu mengurangi peradangan dan mencegah kotoran berkumpul di pori-pori.
Jika kamu memutuskan untuk mencoba retinoid, pastikan untuk membeli tabir surya karena dapat membuat kulit lebih sensitif terhadap sinar matahari.
Jika kamu memiliki komedo yang terinfeksi yang berubah menjadi kista yang besar, dalam, dan nyeri, kamu mungkin perlu memeriksakannya ke dokter kulit.
Sebagai alternatif, kamu juga dapat bertanya kepada dokter tentang suntikan kortikosteroid. Ini dapat membantu mengurangi kemerahan dan bengkak dalam beberapa hari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(TIN)
Copyright © 2025, Medcom.id, All Rights Reserved. 0.0110 [51]