FAMILY
Kapan dan Dalam Kondisi seperti Apa Seharusnya Pasutri Ikut Program Bayi Tabung?
A. Firdaus
Kamis 02 Juni 2022 / 22:58
Jakarta: Memiliki anak adalah dambaan setiap pasangan suami istri yang telah menikah. Sayangnya, ada beberapa hal yang tak diinginkan, seperti momongan yang tak kunjung datang.
Data menunjukkan bahwa mayoritas pasangan di Indonesia masih memutuskan ingin memiliki anak setelah melalui tahap pernikahan, membentuk sebuah keluarga untuk mewujudkan relasi sosial dan konsep keluarga ideal. Akan tetapi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut ada penurunan angka fertilitas di Indonesia.
Bahkan hasil survei dan data Sensus Penduduk, angka fertilitas dinamika kependudukan di Indonesia mengalami penurunan dari sebesar 2,6 per wanita pada periode Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2012 menjadi 2,4 anak pada SDKI 2017.
Pada era teknologi canggih saat ini, teknologi kesehatan secara signifikan dapat membantu peluang pasangan untuk mendapatkan momongan. Salah satunya teknologi in vitro fertilization (IVF) atau dikenal dengan bayi tabung, yang bisa menjadi solusi dari penantian pasutri untuk mendapatkan momongan. Keuntungan utama dari program bayi tabung (IVF) adalah kemungkinan tercapainya kehamilan yang sukses dan kelahiran bayi yang lebih sehat.
Data pada 2021 saja menunjukkan bahwa Morula Indonesia memiliki tingkat keberhasilan tertinggi hingga 72%. Pasangan yang mendaftar untuk program ini bukan hanya mereka yang sudah menikah dan menginginkan anak pertama, tetapi juga mereka yang menginginkan proses kehamilan yang lebih aman dan nyaman karena mengurangi berbagai risiko.
"Peluang kehamilan pada pasangan suami istri memang beragam, karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesuburan baik dari sisi suami ataupun istri. Menjalani pola hidup sehat adalah salah satu faktor penting menjaga kesuburan," ungkap dr. Azhar Nurbahri, MD selaku General Manager Medical Business & Operations Morula Indonesia dalam konferensi pers Kampanye Kolaborasi #SehangatHarapanIbu dari Alodokter, Telon Lang Plus, dan Bundamedik Healthcare System.
"Program bayi tabung (IVF) saat ini menjadi alternatif utama untuk memiliki buah hati. Ini dapat dibuktikan dari catatan Morula Indonesia telah beroperasi selama 24 tahun, dengan teknologi terbaru dan sertifikasi internasional, hingga saat ini telah membantu lebih dari 100.000 pasien baik dari Indonesia maupun di luar negeri.” sambungnya.
Biasanya program bayi tabung menjadi jalan terakhir, ketika pasangan tak membuahkan hasil dengan cara alami. Pasangan juga bisa mulai mempertimbangkan untuk mencoba metode pembuahan ini bila calon ibu sudah berusia di atas 40 tahun.
Kendati demikian, program bayi tabung juga dapat dilakukan sebelum sang ibu berusia 35 tahun. Pada usia itu tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Dalam data yang didapat Morula, angka keberhasilan bayi tabung di Indonesia bisa mencapai 45 persen bila usia calon ibu kurang dari 35 tahun.
Selain itu, prosedur bayi tabung sangat dianjurkan bagi pasangan yang sulit hamil, karena memiliki kondisi sebagai berikut:
- Adanya gangguan pada tuba falopi atau rahim berupa kerusakan atau sumbatan jalur sel telur.
- Gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur sedikit.
- Endometriosis.
- Jumlah produksi sperma rendah.
- Adanya masalah pada sistem kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur atau sperma.
- Ketidakmampuan sperma untuk melewati cairan leher rahim.
- Penyebab ketidaksuburan tidak diketahui.
- Memiliki risiko penyakit keturunan.
Langkah awal dalam merencanakan program bayi tabung, pasangan suami istri harus dalam kondisi sehat dengan menjalani tes fertilitas untuk mengetahui kondisi kesuburan mereka, agar program kehamilan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat secara medis. Tes kesuburan biasanya meliputi pengecekan kualitas sperma, kualitas rahim, leher rahim, indung telur hingga tuba falopi dan konsultasi gaya hidup yang mendukung kehamilan, hingga indikasi masalah infertilitas.
(FIR)
Data menunjukkan bahwa mayoritas pasangan di Indonesia masih memutuskan ingin memiliki anak setelah melalui tahap pernikahan, membentuk sebuah keluarga untuk mewujudkan relasi sosial dan konsep keluarga ideal. Akan tetapi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menyebut ada penurunan angka fertilitas di Indonesia.
Bahkan hasil survei dan data Sensus Penduduk, angka fertilitas dinamika kependudukan di Indonesia mengalami penurunan dari sebesar 2,6 per wanita pada periode Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2002-2012 menjadi 2,4 anak pada SDKI 2017.
Pada era teknologi canggih saat ini, teknologi kesehatan secara signifikan dapat membantu peluang pasangan untuk mendapatkan momongan. Salah satunya teknologi in vitro fertilization (IVF) atau dikenal dengan bayi tabung, yang bisa menjadi solusi dari penantian pasutri untuk mendapatkan momongan. Keuntungan utama dari program bayi tabung (IVF) adalah kemungkinan tercapainya kehamilan yang sukses dan kelahiran bayi yang lebih sehat.
Kapan melakukan program bayi tabung?
Data pada 2021 saja menunjukkan bahwa Morula Indonesia memiliki tingkat keberhasilan tertinggi hingga 72%. Pasangan yang mendaftar untuk program ini bukan hanya mereka yang sudah menikah dan menginginkan anak pertama, tetapi juga mereka yang menginginkan proses kehamilan yang lebih aman dan nyaman karena mengurangi berbagai risiko.
"Peluang kehamilan pada pasangan suami istri memang beragam, karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi kesuburan baik dari sisi suami ataupun istri. Menjalani pola hidup sehat adalah salah satu faktor penting menjaga kesuburan," ungkap dr. Azhar Nurbahri, MD selaku General Manager Medical Business & Operations Morula Indonesia dalam konferensi pers Kampanye Kolaborasi #SehangatHarapanIbu dari Alodokter, Telon Lang Plus, dan Bundamedik Healthcare System.
"Program bayi tabung (IVF) saat ini menjadi alternatif utama untuk memiliki buah hati. Ini dapat dibuktikan dari catatan Morula Indonesia telah beroperasi selama 24 tahun, dengan teknologi terbaru dan sertifikasi internasional, hingga saat ini telah membantu lebih dari 100.000 pasien baik dari Indonesia maupun di luar negeri.” sambungnya.
Biasanya program bayi tabung menjadi jalan terakhir, ketika pasangan tak membuahkan hasil dengan cara alami. Pasangan juga bisa mulai mempertimbangkan untuk mencoba metode pembuahan ini bila calon ibu sudah berusia di atas 40 tahun.
Kendati demikian, program bayi tabung juga dapat dilakukan sebelum sang ibu berusia 35 tahun. Pada usia itu tingkat keberhasilannya cukup tinggi. Dalam data yang didapat Morula, angka keberhasilan bayi tabung di Indonesia bisa mencapai 45 persen bila usia calon ibu kurang dari 35 tahun.
Selain itu, prosedur bayi tabung sangat dianjurkan bagi pasangan yang sulit hamil, karena memiliki kondisi sebagai berikut:
- Adanya gangguan pada tuba falopi atau rahim berupa kerusakan atau sumbatan jalur sel telur.
- Gangguan ovulasi yang membuat produksi sel telur sedikit.
- Endometriosis.
- Jumlah produksi sperma rendah.
- Adanya masalah pada sistem kekebalan tubuh yang mengganggu sel telur atau sperma.
- Ketidakmampuan sperma untuk melewati cairan leher rahim.
- Penyebab ketidaksuburan tidak diketahui.
- Memiliki risiko penyakit keturunan.
Langkah awal dalam merencanakan program bayi tabung, pasangan suami istri harus dalam kondisi sehat dengan menjalani tes fertilitas untuk mengetahui kondisi kesuburan mereka, agar program kehamilan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat secara medis. Tes kesuburan biasanya meliputi pengecekan kualitas sperma, kualitas rahim, leher rahim, indung telur hingga tuba falopi dan konsultasi gaya hidup yang mendukung kehamilan, hingga indikasi masalah infertilitas.
(FIR)