(Kiri-Kanan) Ilmuwan muda Indonesia Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq, Setra Yoman Prahyang dan Suhandinata menunjukkan satelit Nano dengan nama Surya Satelit 1 (SS-1) di Jakarta, Selasa, 21 Juni 2022.
(Kiri-Kanan) Ilmuwan muda Indonesia Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq, Setra Yoman Prahyang dan Suhandinata menunjukkan satelit Nano dengan nama Surya Satelit 1 (SS-1) di Jakarta, Selasa, 21 Juni 2022.
Satelit kecil pertama berbentuk kotak (Cubesat) berukuran 10 x 10 x 11,35 cm dan berat 1kg, karya inovatif anak bangsa ini merupakan kolaborasi multi-pihak antara Tim insinyur muda bersama PT. Pasifik Satelit Nusantara, Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), PT. Pudak Scientific, serta didukung penuh oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pusteksat LAPAN), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Satelit kecil pertama berbentuk kotak (Cubesat) berukuran 10 x 10 x 11,35 cm dan berat 1kg, karya inovatif anak bangsa ini merupakan kolaborasi multi-pihak antara Tim insinyur muda bersama PT. Pasifik Satelit Nusantara, Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), PT. Pudak Scientific, serta didukung penuh oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pusteksat LAPAN), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Satelit ini akan diserahkan kepada JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) untuk dipasangkan ke dalam alat pelontar satelit nano pada bulan November 2022 dan dilepaskan dari ISS (International Space Station), direncanakan akan mengorbit pada Low Earth Orbit (LEO) dan beroperasi pada frekuensi VHF.
Satelit ini akan diserahkan kepada JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) untuk dipasangkan ke dalam alat pelontar satelit nano pada bulan November 2022 dan dilepaskan dari ISS (International Space Station), direncanakan akan mengorbit pada Low Earth Orbit (LEO) dan beroperasi pada frekuensi VHF.
Ilmuwan muda Indonesia Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq, Setra Yoman Prahyang dan Suhandinata menunjukkan satelit Nano dengan nama Surya Satelit 1 (SS-1) di Jakarta, Selasa, 21 Juni 2022.
Ilmuwan muda Indonesia Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq, Setra Yoman Prahyang dan Suhandinata menunjukkan satelit Nano dengan nama Surya Satelit 1 (SS-1) di Jakarta, Selasa, 21 Juni 2022.

Satelit Nano Buatan Anak Bangsa Siap Mengorbit di Angkasa

21 Juni 2022 16:15
Jakarta: Ilmuwan muda Indonesia Muhammad Zulfa Dhiyaulhaq, Setra Yoman Prahyang dan Suhandinata menunjukkan satelit Nano dengan nama Surya Satelit 1 (SS-1) di Jakarta, Selasa, 21 Juni 2022.

Satelit kecil pertama berbentuk kotak (Cubesat) berukuran 10 x 10 x 11,35 cm dan berat 1kg, karya inovatif anak bangsa ini merupakan kolaborasi multi-pihak antara Tim insinyur muda bersama PT. Pasifik Satelit Nusantara, Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI), PT. Pudak Scientific, serta didukung penuh oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika, Pusat Teknologi Satelit Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Pusteksat LAPAN), dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

Satelit ini akan diserahkan kepada JAXA (Japan Aerospace Exploration Agency) untuk dipasangkan ke dalam alat pelontar satelit nano pada bulan November 2022 dan dilepaskan dari ISS (International Space Station), direncanakan akan mengorbit pada Low Earth Orbit (LEO) dan beroperasi pada frekuensi VHF. MI/Ramdani

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(KHL)

Teknologi teknologi