Jakarta: Petinju kontroversial asal Aljazair, Imane Khelif, melangkah ke babak final kelas 66kg putri Olimpiade Paris setelah mengalahkan Janjaem Suwannapheng dari Thailand dengan skor telak 5-0 pada Rabu, 7 Agustus 2024 dini hari WIB.
Kemenangan ini menempatkan Khelif hanya satu langkah lagi untuk merebut medali emas, yang akan menjadi medali emas kedua dalam sejarah tinju Aljazair dan yang pertama di kategori tinju putri.
Setelah mengalahkan Suwannapheng, Khelif merayakan kemenangannya dengan penuh sukacita di dalam ring, berlari di tempat sambil mengepalkan tinjunya. Perayaan ini lebih meriah dibandingkan dengan akhir pertandingan perempat finalnya melawan Anna Luca Hamori dari Hungaria, di mana Khelif menangis haru setelah memastikan kemenangan.
Di tengah kritik dan stigma negatif yang dihadapinya, Khelif terus menunjukkan performa gemilang di dalam ring. Sebelumnya, Asosiasi Tinju Internasional (IBA) yang mendiskualifikasi Khelif dan Lin Yu-ting dari Taipei pada Kejuaraan Dunia tahun lalu dengan alasan yang kontroversial. Keputusan IBA tersebut tidak digunakan oleh Komite Olimpiade yang memberikan kesempatan Khelif untuk berkompetisi.
Di hadapan sorak sorai penonton di Roland Garros, Khelif mendominasi pertandingan melawan Suwannapheng. Suwannapheng bahkan sempat menerima hitungan delapan saat terjatuh pada ronde ketiga setelah menerima serangkaian pukulan dari Khelif.
Khelif telah memenangi setiap ronde di setiap pertandingan yang berlangsung penuh di Paris. Keberhasilan ini menandai langkah terpenting dalam karier internasionalnya, meskipun diwarnai kritik dan stigma terkait diskualifikasi tahun lalu.
Khelif juga menerima dukungan penuh dari penggemar saat keluar dari arena Roland Garros. Penggemar yang memadati pintu keluar memeluk Khelif, meminta foto selfie, dan melambaikan bendera Aljazair.
Suasana di Roland Garros semakin meriah dengan kehadiran para pendukung dari Aljazair yang menunjukkan kebanggaan nasional mereka terhadap Khelif. Sejak awal pertarungan, penonton sudah bersorak-sorai, memberikan dukungan penuh kepada petinju yang menjadi sorotan negatif dari dunia.
Khelif, yang berusia 25 tahun, berada di puncak karier amatirnya di Olimpiade. Meskipun telah tampil solid di level internasional dan memenangi beberapa turnamen regional, Khelif belum pernah menjadi petinju dominan di panggung dunia sampai dua penampilan kuatnya di Paris. AFP PHOTO/Mauro Pimentel/Mohd Rasfan Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News