Pelari putri Kenya Ruth Chepngetich meluapkan kegembiraan usai menyentuh garis finis pada lomba maraton di Kejuaran Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar, Jumat 27 September 2019 malam waktu setempat. Chepngetich, yang mencatat waktu tercepat ketiga sepanjang masa dalam lomba maraton, tak bisa mendekati rekornya sendiri pada kondisi ekstrem seperti di Doha ini.
Pelari putri Kenya Ruth Chepngetich meluapkan kegembiraan usai menyentuh garis finis pada lomba maraton di Kejuaran Dunia Atletik 2019 di Doha, Qatar, Jumat 27 September 2019 malam waktu setempat. Chepngetich, yang mencatat waktu tercepat ketiga sepanjang masa dalam lomba maraton, tak bisa mendekati rekornya sendiri pada kondisi ekstrem seperti di Doha ini.
Dia mencapai garis finis dengan catatan waktu dua jam 32 menit 43 detik, catatan waktu paling lambat yang diraih seorang juara kejuaraan dunia atletik. Tapi tetap saja catatan waktu itu sudah cukup untuk mengatasi juara dunia asal Bahrain Rose Chelimo yang harus puas dengan medali perak, terpaut satu menit darinya. Pelari Namibia Helalia Johannes menuntaskan podium dengan meraih medali perunggu.
Dia mencapai garis finis dengan catatan waktu dua jam 32 menit 43 detik, catatan waktu paling lambat yang diraih seorang juara kejuaraan dunia atletik. Tapi tetap saja catatan waktu itu sudah cukup untuk mengatasi juara dunia asal Bahrain Rose Chelimo yang harus puas dengan medali perak, terpaut satu menit darinya. Pelari Namibia Helalia Johannes menuntaskan podium dengan meraih medali perunggu.
Emas Pertama Kejuaraan Dunia Atletik 2019 Direbut Chepngetich
Doha: Pelari putri Kenya Ruth Chepngetich berhasil mengatasi panas dan kelembaban ekstrem untuk menjadi juara dunia maraton tengah malam, Jumat, 27 September 2019 waktu setempat. Cuaca ekstrem membuat sepertiga dari 70 pelari yang mengikuti lomba gagal mencapai garis finis. AFP Photo/Mustafa Abumunes
Emas Pertama Kejuaraan Dunia Atletik 2019 Direbut Chepngetich Doha: Pelari putri Kenya Ruth Chepngetich berhasil mengatasi panas dan kelembaban ekstrem untuk menjadi juara dunia maraton tengah malam, Jumat, 27 September 2019 waktu setempat. Cuaca ekstrem membuat sepertiga dari 70 pelari yang mengikuti lomba gagal mencapai garis finis. AFP Photo/Mustafa Abumunes
Emas Pertama Kejuaraan Dunia Atletik 2019 Direbut Chepngetich
Doha: Pelari putri Kenya Ruth Chepngetich berhasil mengatasi panas dan kelembaban ekstrem untuk menjadi juara dunia maraton tengah malam, Jumat, 27 September 2019 waktu setempat. Cuaca ekstrem membuat sepertiga dari 70 pelari yang mengikuti lomba gagal mencapai garis finis. AFP Photo/Mustafa Abumunes
Emas Pertama Kejuaraan Dunia Atletik 2019 Direbut Chepngetich Doha: Pelari putri Kenya Ruth Chepngetich berhasil mengatasi panas dan kelembaban ekstrem untuk menjadi juara dunia maraton tengah malam, Jumat, 27 September 2019 waktu setempat. Cuaca ekstrem membuat sepertiga dari 70 pelari yang mengikuti lomba gagal mencapai garis finis. AFP Photo/Mustafa Abumunes

Emas Pertama Kejuaraan Dunia Atletik 2019 Direbut Chepngetich

28 September 2019 10:17
Doha: Pelari putri Kenya Ruth Chepngetich berhasil mengatasi panas dan kelembaban ekstrem untuk menjadi juara dunia maraton tengah malam, Jumat, 27 September 2019 waktu setempat. Cuaca ekstrem membuat sepertiga dari 70 pelari yang mengikuti lomba gagal mencapai garis finis. AFP Photo/Mustafa Abumunes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

Olahraga kejuaraan dunia atletik