Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) mengonfirmasi bahwa petenis Polandia berusia 23 tahun Iga Swiatek menerima skorsing satu bulan berdasarkan Program Anti-Doping Tenis, setelah dinyatakan positif menggunakan zat terlarang trimetazidine (TMZ) dalam sampel di luar kompetisi pada Agustus 2024.
Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) mengonfirmasi bahwa petenis Polandia berusia 23 tahun Iga Swiatek menerima skorsing satu bulan berdasarkan Program Anti-Doping Tenis, setelah dinyatakan positif menggunakan zat terlarang trimetazidine (TMZ) dalam sampel di luar kompetisi pada Agustus 2024.
ITIA menerima bahwa hasil tes positif tersebut disebabkan oleh kontaminasi obat bebas yang diatur (melatonin), yang diproduksi dan dijual di Polandia, yang dikonsumsi petenis tersebut untuk mengatasi jet lag dan masalah tidur, dan bahwa pelanggaran tersebut tidak disengaja.
ITIA menerima bahwa hasil tes positif tersebut disebabkan oleh kontaminasi obat bebas yang diatur (melatonin), yang diproduksi dan dijual di Polandia, yang dikonsumsi petenis tersebut untuk mengatasi jet lag dan masalah tidur, dan bahwa pelanggaran tersebut tidak disengaja.
Hal itu diketahui setelah ITTA melakukan wawancara dengan Swiatek dan tim, investigasi, dan analisis dari dua laboratorium terakreditasi Badan Antidoping Dunia (WADA).
Hal itu diketahui setelah ITTA melakukan wawancara dengan Swiatek dan tim, investigasi, dan analisis dari dua laboratorium terakreditasi Badan Antidoping Dunia (WADA).

Swiatek Diskors Satu Bulan akibat Doping

29 November 2024 11:24
Jakarta: Badan Integritas Tenis Internasional (ITIA) mengonfirmasi bahwa petenis Polandia berusia 23 tahun Iga Swiatek menerima skorsing satu bulan berdasarkan Program Anti-Doping Tenis, setelah dinyatakan positif menggunakan zat terlarang trimetazidine (TMZ) dalam sampel di luar kompetisi pada Agustus 2024.
  
ITIA menerima bahwa hasil tes positif tersebut disebabkan oleh kontaminasi obat bebas yang diatur (melatonin), yang diproduksi dan dijual di Polandia, yang dikonsumsi petenis tersebut untuk mengatasi jet lag dan masalah tidur, dan bahwa pelanggaran tersebut tidak disengaja.
  
Hal itu diketahui setelah ITTA melakukan wawancara dengan Swiatek dan tim, investigasi, dan analisis dari dua laboratorium terakreditasi Badan Antidoping Dunia (WADA).
  
"Terkait tingkat kesalahan petenis, karena produk yang terkontaminasi adalah obat bebas yang diatur di negara asal dan tempat pembelian pemain dan dengan mempertimbangkan semua keadaan penggunaannya (dan kasus produk terkontaminasi lainnya berdasarkan Kode Antidoping Dunia), tingkat kesalahan petenis dianggap berada pada batas terendah dari kisaran untuk Tidak Ada Kesalahan atau Kelalaian yang Signifikan," tulis ITTA, dikutip dari laman resmi badan tersebut, Jumat, 29 November 2024.

ITIA memberikan sanksi skorsing selama satu bulan kepada Swiatek, dan pada 27 November 2024, petenis yang saat ini menduduki peringkat kedua tunggal putri itu secara resmi mengakui ADRV dan menerima sanksi tersebut.
  
Swiatek diskors sementara mulai 12 September hingga 4 Oktober, tidak mengikuti tiga turnamen, yang dihitung sebagai bagian dari sanksi. Selain itu, petenis tersebut juga kehilangan hadiah uang dari Cincinnati Open, turnamen yang diadakan setelah tes tersebut.
  
Asosiasi Tenis Wanita (WTA) membenarkan keputusan ITIA, namun juga sepenuhnya mendukung Swiatek untuk melalui masa sulit tersebut. AFP PHOTO/Jorge Guerrero

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

Olahraga tenis