Dai Internasional Aceh Minta Tuan Rumah dan Tamu PON Saling Menghargai

Aceh: Warga di Provinsi Aceh pantas berbangga menjadi tujuan tamu se-Nusantara Indonesia dalam rangka even nasional pelaksanaan PON XXI Aceh-Sumatra. Apalagi ini adalah kesempatan masyarakat Aceh untuk memperkenalkan adat istiadat dan budaya serta pengamalan syariat Islam terhadap para tamu.

Diantara budaya religi yang disuguh adalah tradisi kearifan lokal dalam perlakuan memuliakan tamu. Karena tamu adalah orang yang ingin menyambung silaturrahim dengan tuan rumah.

Demikian dikatakan Da'i Internasional asal Aceh, DR Teungku Amri Fatmi Anziz Lc kepada Media Indonesia, menjelang pembukaan PON Aceh-Sumatra, Rabu, 4 September 2024. Dikatakannya, apalagi di Provinsi berjulukan Serambi Mekkah itu memberlakukan syariat Islam.

Menurut Teungku Amri Fatmi, memuliakan tamu yang datang mengunjung untuk bertanding atau meramaikan saat pembukaan 9 September pekan depan itu merupakan perintah Rasulullah Nabi Mehammad SAW. Itu sesuai sabdanya yaitu 'siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat hedaklah memuliakan tamunya'.

"Bahkan memuliakan tamu adalah bagian dari iman kita dalam Sunnah Nabi SAW," tuturnya.

Memulia itu maksudnya menyediakan pelayanan terbaik dan menyenangkan bagi mereka sehingga membawa kesan positif tentang masyarakat Aceh.

Dikatakan Teungku Amri, tidak memungkiri bahwa ada sebagian orang luar punya image negatif tentang Aceh, maka sakaranglah menunjukkan bagaimana  sebenarnya masyarakat Aceh. Tapi masyarakat Serambi Mekkah kini memiliki kesempatan untuk memperlihatkan bagaimana kesantunannya dan hal positif lain.

Amri yang jebolan Doktoral Aqidak Filsafat, Unversitas Al-Azhar Mesir As-Syarif itu menghimbau masyarakat di tanah kelahirannya itu, sebelum meminta para tamu menghormati syariat Islam di Aceh, dirinya lebih dulu
menunjukkan budaya syariat kepada tamu, terutama rombongan atlit PON 2024.

Diantaranya menjaga kebersihan di warung-warung dan tempat kuliner yang banyak dikunjungi wisatawan. Pasalnya ini termasuk imaje syariat Islam, rasa aman bagi pengunjung, keramahan, mesjid yang bersih dan nyaman.

"Belum lagi pemerintah yang melayani dan peduli terhadap kebutuhan para tamu. Iini adalah budaya syariat yang wajib ditampakkan," Katanya.

Setelah itu, baru mengharapkan agar para wisatawan dan pengunjung menghormati dan memperhatikan adat istiadat dan budaya syariat di Aceh.

Karena bila warga Aceh sendiri tidak respek terhadap budaya syariat di daerahnya, bagaimana bisa mengharapkan para tamu dari Sabang sampai Meuroke yang baru berkunjung bisa menjaga norma dan budaya Aceh. MI/Amiruddin Abdullah Reubee

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News