Cilacap: Sebuah jembatan bambu yang biasa digunakan warga di wilayah Kecamatan Kampung Laut, Cilacap, Jawa Tengah nyaris ambruk setelah tiang penyangganya dipenuhi tumpukan sampah. Ironisnya, para siswa tetap nekat menggunakannya untuk menyebrang meski harus menantang bahaya karena kondisi jembatan yang telah miring.
Untuk menyeberang, para siswa harus berpegangan kuat pada lantai jembatan, bahkan ada yang terpaksa digendong oleh anggota Babinsa yang bertugas di desa tersebut.
Secara bergantian, para siswa ini menyeberang agar bisa bersekolah ke wilayah sebelahnya. Warga lain yang juga beraktifitas untuk bekerja maupun bertani juga terpaksa menggunakan jembatan miring tersebut.
Sebelumnya, sejak satu pekan terakhir, wilayah ini sering dilanda hujan dan membuat banyak sampah yang tersangkut di tiang jembatan. Akibatnya, tiang jembatan yang juga terbuat dari bambu tidak kuat menahan beban dan menjadi miring. Lantai jembatanpun akhirnya miring dan rusak, padahal ini merupakan satu-satunya akses terdekat warga.
Salah seorang warga mengatakan, jembatan tersebut merupakan akses tercepat yang dibangun warga untuk bisa melintas dari Desa Ujung Gagak ke Desa Panikel. Jika tidak melalui jembatan ini, warga harus memutar sejauh 14 kilometer. Hal ini sangat menyusahkan masyarakat termasuk anak-anak yang harus bersekolah di seberang sungai.
Warga berharap ada perhatian pemerintah, mengingat jembatan ini merupakan akses yang menjadi jalur terdekat untuk menjalankan aktifitas sehari-hari. Terlebih sungai dengan kedalaman yang mencapai 4 meter inipun sangat membahayakan jika sewaktu-waktu jembatan runtuh saat ada warga yang melintas. Metro TV/Darbe Tyas Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News