Petani di tiga kecamatan wilayah kabupaten Boyolali gagal menikmati mimpi indah menangguk harga gabah tinggi, seiring mengamuknya tikus yang mengganas di tanaman padi seluas ratusan hektare milik mereka.
Petani di tiga kecamatan wilayah kabupaten Boyolali gagal menikmati mimpi indah menangguk harga gabah tinggi, seiring mengamuknya tikus yang mengganas di tanaman padi seluas ratusan hektare milik mereka.
Seperti dialami petani di Dukuh Gombang, Desa Gombang, Kecamatan Sawit, Boyolali yang mengaku rugi puluhan juta rupiah karena tanaman padi umur lebih 60 hari milik mereka diserbu hama tikus selama beberapa pekan terakhir.
Seperti dialami petani di Dukuh Gombang, Desa Gombang, Kecamatan Sawit, Boyolali yang mengaku rugi puluhan juta rupiah karena tanaman padi umur lebih 60 hari milik mereka diserbu hama tikus selama beberapa pekan terakhir.

Hama Tikus Rusak 250 Hektare Padi di Boyolali

28 Februari 2024 19:25
Solo: Petani di tiga kecamatan wilayah kabupaten Boyolali gagal menikmati mimpi indah menangguk harga gabah tinggi, seiring mengamuknya tikus yang mengganas di tanaman padi seluas ratusan hektare milik mereka.

Seperti dialami petani di Dukuh Gombang, Desa Gombang, Kecamatan Sawit, Boyolali yang mengaku rugi puluhan juta rupiah karena tanaman padi umur lebih 60 hari milik mereka diserbu hama tikus selama beberapa pekan terakhir.

"Yang di Desa Gombang sedikitnya 5 hektare dari 40 an hektar dihancurkan hama tikus, jadi lemas, karena tanaman sudah mengeluarkan bulir padi. Apalagi sejumlah desa lain yang lebih parah," ungkap Ketua Kelompok Tani (Poktan) Yosotani Dukuh Gombang, Gunawan.

Hama pengerat itu merusak batang padi, dipatahkan, sehingga tidak memungkinkan bisa dipanen. Padahal per patok kalau tanaman padi selamat bisa memperoleh Rp8 juta-Rp10 juta atau sekitar Rp30 juta-Rp35 juta per hektare.

Adanya fakta bahwa di hampir semua lokasi produsen padi yang telah memanen, bisa mendapatkan harga gabah Rp8000 hingga Rp8500 atau minimal Rp7600, membuat petani sejumlah desa di kecamatan Sawit yang diserbu tikus hanya bisa menangis.

Para petani sepakat mengadakan gropyokan tikus pada Jumat (1 Maret) nanti, untuk mengenyahkan agar tidak meluas lagi serangannya. "Itu upaya kami. Dan yang tanaman padinya telanjur dirusak, mengajukan proposal kerigian ke asuransi pertanian lewat Dinas Pertanian (Dispertan) Boyolali. Sebab gagal panen lebih 80 persen," sergah dia.

Koordinator Penyuluh Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Sawit, Sugimin, mencatat total ada ratusan hektare sawah yang diserang hama tikus dengan kerusakan ringan hingga berat atau antara 13%-78% kerusakan.

Sementara Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Joko Suhartono mengakui, hama tikus telah merusak sedikitnya 250 hektare tanaman padi di sejumlah desa yang tersebar di tiga kecamatan, yakni Sawit, Nogosari dan Mojosongo.

"Terparah di sejumlah desa di Sawit yang mencapai 180 an hektare. Kami menyarankan gerak cepat gropyokan, agar serangan tidak meluas. Mudah mudahan padi di puluhan kecamatan lain tidak terganggu. Saat ini petani sedang semangat mengelola sawahnya karena gabah harganya bagus," pungkas Joko. MI/Widjajadi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

News hama tikus Padi Jawa Tengah