Sumatra Selatan: Kebakaran hutan dan lahan di Sumatra Selatan, khususnya di Kabupaten Ogan Komering Ilir sampai saat ini terus membara. Meski upaya dari pemerintah daerah maupun tim pemadam kebakaran sudah maksimal, nyatanya belum mampu menangani karhutla, terutama di Desa Jungkal, Kecamatan Pampangan, OKI.
Untuk itu, Kepolisian Daerah Sumatra Selatan menambah bantuan personil untuk memadamkan karhutla di OKI. "Karena fenomena el nino panjang membuat upaya pemadaman karhutla terkendala. Saat ini kondisi lokasi kebakaran di OKI sudah sangat kering ditandai dengan ketersediaan air semakin berkurang. Karenanya kami turunkan kembali bantuan personil kepolisian untuk membantu memadamkan api," ujar Kapolda Sumsel Irjen Pol Rachmad Wibowo, Rabu, 1 November 2023.
Sebelumnya, Kapolda Sumsel sudah menurunkan sekitar 350 personil tambahan untuk membantu sosialisasi dan pemadaman karhutla. Namun hingga 3 bulan belakangan, kebakaran lahan di OKI masih terus terjadi.
"Kami tambah 50 orang personel gabungan Sat Brimob dan Dirsamapta Polda Sumsel yang akan diperbantukan ke Manggala Agni memadamkan api di daerah Pampangan Ogan Komering Ilir. Tim ini diperlengkapi dengan peralatan berupa masker anti asap, masker, sepatu karet, ransel air minum, dan makanan tambahan siap saji untuk di lapangan," kata dia.
Selain melakukan pemadaman melalui darat, tim ini juga melakukan upaya pembasahan lahan dengan cara memompa air dari sungai Komering sepanjang 18 kilometer, dengan menggunakan pompa yang diperbantukan dari Dirjen PPI (Pengendalian Perubahan Iklim / Direktorat Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan KLHK RI).
"Harapan kita dengan penebalan dan tambahan personil ini, bisa membantu Manggala Agni dalam upaya memadamkan karhutla di Pampangan OKI. Sehingga kabut asap di Kota Palembang dan sekitarnya bisa reda," ungkapnya.
Sementara itu, Ferdian Kristianto, Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim Kebakaran Hutan dan Lahan (PPIKHL) Wilayah Sumatra mengatakan, fokus pemadaman karhutla masih diprioritaskan di Kecamatan Pampangan, OKI. Di daerah ini kebakaran hutan dan lahan cukup luas, dan tidak kunjung reda meski sudah hampir memasuki 3 bulan dari awal kebakaran terjadi.
"Sulitnya pemadaman, karena memang karhutla terjadi di lahan gambut, di lokasi perusahaan kelapa sawit yang sudah pailit. Selain itu, saat ini kita sudah mengalami kesulitan mendapatkan air untuk memadamkan. Lokasi sumber air cukup jauh, karenanya membuat gerak kita dalam memadamkan api menjadi terhambat," kata dia.
Apalagi di daerah tersebut belum turun hujan, namun angin terus bertiup kencang. "Tim Manggala Agni di lapangan terus maksimal melakukan tugasnya. Sekarang memang upaya pemadaman darat yang paling diutamakan, karena kebakaran berasal dari dalam gambut," jelasnya.
Ia menyebut, percepatan penanganan karhutla juga terus diupayakan oleh berbagai pihak. Terbaru, penanganan itu mendapat tambahan 50 personil Brimob dan Samapta.
"Sebanyak 50 personil akan ditambahkan dari Brimob dan Samapta bergabung dengan kami di OKI. Harapan kami dengan tambahan personel itu dapat mempercepat penanganan karhutla di Sumsel. Saat ini, jumlah tim yang bertugas menangani karhutla berasal dari Manggala Agni 240 orang dan 30 orang dari BKO Jambi. Ada lagi dari Gakkum tambahan 30 personel, Brimob-Samapta diperbantukan 50 orang, TNI 350 personel, serta dari BPBD, RPK perusahaan lainnya," pungkasnya. MI/Dwi Apriani
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News