Kerugian besar dialami peternak ikan keramba jaring apung (KJA) di perairan Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat. Ratusan ton ikan mati akibat berbagai penyebab.
Kerugian besar dialami peternak ikan keramba jaring apung (KJA) di perairan Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat. Ratusan ton ikan mati akibat berbagai penyebab.
Kematian mendadak ikan ini tak cuma dipicu oleh perpindahan masa air dari dasar ke atas permukaan (Up-Welling). Tapi juga diduga karena tingginya kadar pencemaran air dari hulu, mulai dari limbah aktivitas industri hingga kegiatan pertanian.
Kematian mendadak ikan ini tak cuma dipicu oleh perpindahan masa air dari dasar ke atas permukaan (Up-Welling). Tapi juga diduga karena tingginya kadar pencemaran air dari hulu, mulai dari limbah aktivitas industri hingga kegiatan pertanian.

Perubahan Cuaca dan Pencemaran Air, Peternak Ikan KJA Rugi Rp3 Miliar

18 Desember 2023 17:44
Bandung: Kerugian besar dialami peternak ikan keramba jaring apung (KJA) di perairan Waduk Saguling, Kabupaten Bandung Barat. Ratusan ton ikan mati akibat berbagai penyebab.

Kematian mendadak ikan ini tak cuma dipicu oleh perpindahan masa air dari dasar ke atas permukaan (Up-Welling). Tapi juga diduga karena tingginya kadar pencemaran air dari hulu, mulai dari limbah aktivitas industri hingga kegiatan pertanian.

"Bukan saja akibat up welling, tapi yang lebih parah karena tercemar dampak aktivitas industri dan pertanian. Limbah dari industri kerap dialirkan saat hujan. Kalau pertanian, ada unsur pestisida yang tergerus dan terbawa ke sungai," kata Pengelola Kesehatan Ikan dan Lingkungan pada Dispernakan Bandung Barat, Iip Kusyaman, Senin, 18 Desember 2023.

Ia menjelaskan, kematian massal ikan KJA Waduk Saguling dipicu dua peristiwa banjir bandang, pada 14 November 2023 dan 31 November 2023. Besarnya debit air membawa berbagai jenis limbah yang bermuara di Saguling.

Dengan kondisi itu, ikan-ikan tersebut harus bertahan di tengah berbagai ancaman mulai dari up welling, suhu air dibawah rata-rata karena cuaca mendung, ditambah adanya kadar limbah dari hulu.

"Justru saya menduga bukan dari pestisida saja, ada oknum pengelola Ipal pabrik dibuka saat banjir. Jadi selain faktor alam kondisi mendung sehingga suhu air turun, diperparah limbah," ujarnya.

Jika diasumsikan harga ikan Rp20.000 per kilogram dan jumlah kematian ikan sebanyak 150 ton, lanjut dia, maka total kerugian peternak ditaksir mencapai Rp3 miliar lebih.

"KJA yang terdampak kematian massal ikan ini terdapat di blok Bongas, Ugrem, Legok Kupat, Ciminyak, Maroko, hingga Bunder. Yang belum dilaporkan hanya di blok Cipongkor, Jati dan Saguling," ungkap Iip.

Selain menyebabkan kematian ratusan ton ikan, peristiwa banjir juga merusak lebih dari 500 kolam KJA. Kolam-kolam di Blok Bongas, Ugrem, Legok Kupat, dan Ciminyak porak-poranda. Tak cuma itu, gubuk hingga perahu nelayan ikut habis disapu banjir.

"Saat ini masih banyak kolam-kolam yang belum diperbaiki karena tertumpuk dengan kolam lainnya. Bahkan ada yang benar-benar gak bisa lagi diperbaiki," tandasnya. MI/Depi Gunawan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

News perubahan iklim pencemaran ikan mati bandung