Bandung: Dari 2.882 kasus demam berdarah dengue (DBD) yang ditemukan di Kota Bandung Jawa Barat (Jabar), hingga minggu terakhir April 2024. 11 orang diantaranya diyantakan meninggal dunia, akibat gigitan nyamuk aedes aegypti yang mematikan ini.
"Hingga April ini, kasus DBD di Kota Bansung masih tinggi, bahkan kini jumlah kasus nya mencapai 2.882. Sedangkan yang meninggal dari Januari sampai April sebanyak 11 orang," kata Kepala Dinas Kesehatan (Kadiskes) Kota Bandung Anhar Hadian di Bandung Sabtu, 20 April 2024.
Menurut Anhar, mayoritas penderita DBD yang meninggal berasal dari kalangan anak-anak. Meski grafik kasus DBD mengalami penurunan di tiap pekan. Namun, angka tersebut masih belum dapat dipastikan bahwa kasus
mengalami penurunan.
"Pada Maret sempat nurun, namun April Kembali naik lagi. Kota Bandung merupakan kota endemis DBD. Data pada tahun 2021, kasus DBD mencapai 3.743 kasus, tahun 2022 4.308 kasus dan tahun 2023 sebanyak 1.856
kasus," jelasnya.
Anhar menambahkan, strategi terbaik dalam mengatasi masalah DBD yaitu pemberantasan sarang nyamuk (PSN). Dan kegiatan tersebut tentu harus terus ditingkatkan di Kota Bandung. Sebenarnya strategi terbaik
pemberantasan sarang nyamuk itu mudah dikerjakan, namun realisasinya belum tentu bagus.
Anhar menyebut, pihaknya akan bekerja sama dengan sekolah dan melibatkan siswa untuk melakukan kegiatan pemberantasan sarang nyamuk. Selain itu, bekerja sama dengan perkantoran di Kota Bandung untuk melakukan hal yang sama.
"Pemkot juga akan berkoordinasi dengan Kementerian Agama, agar dapat masuk ke pesantren dan madrasah. Dengan mengajak santri dan pengelola pesantren dan madrasah, untuk rutin melaksanakan pemberantasan sarang nyamuk," ucapnya. MI/Naviandri Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News