Boyolali: Sergapan El Nino pada musim kemarau yang memuncak pada September tahun ini, memaksa para peternak Boyolali harus menjual sapi atau kambing miliknya, agar bisa menolong sapi sapi dan kambing lainnya mendapatkan air minum komboran secara baik.
"Istilah peternak kawasan Tamansari, di lereng Merapi, bahwa setiap puncak kekeringan, adalah ternak makan ternak. Ya sapi atau kambing dijual untuk dibelikan air bersih, agar kawan kawannya bisa minum secara baik," tukas Kades Desa Lamparan, Edi Susanto ketika dikonfirmasi, Kamis, 28 September 2023.
Menurut dia, kekeringan di sejumlah dusun kawasan lereng Gunung Merapi, sudah memuncak beberapa minggu terakhir ini. Selain untuk kebutuhan mandi warga, maka butuh ekstra air bersih untuk ternak milik warga, agar kebutuhan air bisa tercukupi.
Ada sedikitnya 1000 ekor sapi dan ratusan kambing di Desa Lampar yang terdiri dari beberapa dusun atau dukuh. Saat ini sumber air sangat terbatas, dan sudah mengering, atau kalau ada sumur dengan kedalaman ratusan meter, tidak mencukupi untuk warga dan ternak milik mereka.
Menurut dia, khusus untuk kebutuhan air bagi hewan ternak di Lampar, telah muncul fenomena ternak makan ternak.Seperti dituturkan Sunarto, warga Dusun Lampar Gede, Desa Lampar, dirinya terpaksa harus menjual sapi miliknya, agar puluhan sapi dan kambing miliknya dan adiknya bisa tercukupi kebutuhan air bersih, sebagai campuran komboran ternak.
Kini hewan ternaknya tinggal enam sapi yang terdiri atas 3 babon dan dara serta dua anakan. Milik adiknya empat sapi dan kambing. "Ya jual sapi untuk beli air.Satu tangki air bisa dimanfaatkan selama 10 hari. Sudah berjalan sejak awal September ini," keluhnya.
Kades Lampar menjelaskan, krisis air bersih karena sergapan El Nino sudah terasa sejak Agustus. Sejumlah warganya terpaksa menjual sapi dalam kondisi seperti sekarang, terpaksa dijual murah.
"Ada yang waktu beli harganya Rp12 juta, tapi dijual hanya Rp10 juta. Ya kalo keluarga besar, airnya bisa gotong royong. Air bersih pada puncak musim kemarau dengan efek El Nino ini, dijual ke warga bervariasi,antara Rp150 ribu/tangki hingga dusun terjauh bisa mencapai Rp190 ribu, dan rerata untuk 8-10 hari," sergah dia.
Karena berbatasan dengan kabupaten Klaten, maka warga sering membeli air dari wilayah Kota Bersinar, sebutan lain dari Kabupaten Klaten. "Warga Kota Susu ambil air dari Kota Bersinar. Ya bagaimana lagi, terdekat agar bisa ngirit atau berhemat," ujar Sarno, warga Lampar Gede.
Situasi krisis air bersih sudah mendapatkan perhatian dari BPBD Boyolali. Namun karena kebutuhan pasokan air datang dari banyak kecamatan dan banyak desa, maka harus rela antre atau mengalami penundaan. Mereka pun mencari bantuan dari para dermawan air bersih.
Teriakan minta tolong itu pun didengar Polri. Salah satunya dari Kompi Batalyon C Pelopor Satbrimob Polda Jateng. Institusi Polri itu telah mengirimkan bantuan air bersih, guna menolong warga dan ternak yang membutuhkan pasokan pelepas dahaga tersebut. MI/Widjajadi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News