Aceh: Ratusan hektare lahan sawah di kawasan Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh, terancam puso (gagal panen). Hal itu karena sejak sebulan terakhir di kawasan itu tidak turu hujan.
Di kawasan Desa Teubeng Tanjoeng, Labui dan Desa Paya Linteung, paada Rabu, 21 Juni 2023 misalnya, puluhan hektar tanaman padi sawah berumur 7 hingga 20 hari sudah mengering. Kondisi lantai sawah sudah mengering dan tanahnya pecah-pecah karena krisis air.
Untuk mencegah kekeringan tidak lebih parah, para petani berupaya menggunakan mesin pompa air. Sisa air di dasar saluran pembuangan disedot dengan pompa mesin untuk di aliri ke setiap peran sawah sekitar.
"Banyak yang memakai mesin pompa ukuran kecil milik pribadi. Ada juga menggunakan mesin pompa aset desa. Untuk kebutuhan bahan bakar tertu harus mengumpulkan secara patungan," kata Kamaruzzaman, petani di Desa Teubeng Tanjung, kepada Media Indonesia.
Bila tidak segera diguyur hujan, dikhawatirkan ratusan hektare lahan sawah akan terjadi puso. Kalau itu terjadi puluhan ribu ton gabah musim tanam gadu (musim tanam kedua) akan gagal produksi.
"Kami tidak tahu lagi harus mengadu kepada siapa supaya ada kepedulian untuk petani. Sampai sawah sudah pecah-pecah mengering seperti sekarang ini, tidak ada satupun pihak pemerintah terkait yang datang melihat keadaan kami disini," tutur, Muslim warga lainnya.
Amatan Media Indonesia, saluran irigasi tesier di lokasi itu sudah mengering. Bahkan debit air sungai Krueng Baro, yang merupakan sumber air untuk kebutuhan pengairan sawah setempat juga krisis air cukup parah.
Bahkan permulaan air sungai yang biasanya tinggi, sekarang sudah menyusut hingga di bawah dasar lantai mulut saluran tesier. Karena debit air sungan lebih rendah sehingga arus air tidak bisa ter aliri lagi ke saluran tesier. MI/Amiruddin Abdullah Reunee Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News