Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto (layar monitor) memberikan penjelasan secara virtual kepada para pemangku kepentingan pendidikan vokasi saat meluncurkan program pendidikan vokasi di ruang pertemuan PT INKA, Madiun, Jawa Timur, Jumat, 13 November 2020.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Wikan Sakarinto (layar monitor) memberikan penjelasan secara virtual kepada para pemangku kepentingan pendidikan vokasi saat meluncurkan program pendidikan vokasi di ruang pertemuan PT INKA, Madiun, Jawa Timur, Jumat, 13 November 2020.
Kemendikbud meluncurkan Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Diploma Dua (D2) jalur cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat/D4).
Kemendikbud meluncurkan Program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), Diploma Dua (D2) jalur cepat dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (Diploma Empat/D4).

Kemendikbud Luncurkan Program Vokasi Jalur Cepat

13 November 2020 20:37
Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program Sekolah Menengah Kejuruan (SMK),  Diploma Dua (D2) Jalur Cepat, dan Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan (D4).

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim dalam peluncuran program itu di Jakarta, Jumat, 13 November 2020, menyambut baik dua program itu.  

"Program ini merupakan terobosan baru yang tidak hanya menambah daya tarik pendidikan vokasi juga memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk dapat memilih yang terbaik untuk dirinya," kata Nadiem.

Selain itu, kedua program ini memberikan kesempatan pendidikan vokasi untuk mempersiapkan calon tenaga kerja yang handal dan matang.

"Melalui program ini, siswa bebas memilih lulus di akhir tahun ketiga atau melanjutkan ke Diploma Dua jalur cepat. Lalu melalui Program Peningkatan Prodi Diploma Tiga menjadi Sarjana Terapan, peserta didik berkesempatan menambah satu tahun untuk mendapatkan keterampilan yang lebih dalam sehingga berpeluang mendapatkan pekerjaan yang lebih baik," tambah Nadiem.

Program tersebut bertujuan agar peserta didik mendapatkan kesempatan sebanyak mungkin pengalaman dari dunia usaha dan dunia industri (DUDI). Pada akhirnya, kesempatan lulusan vokasi mendapatkan pekerjaan yang layak semakin besar karena sudah selaras dengan kebutuhan DUDI.

"Kedua program ini merupakan dua dari sekian banyak program Merdeka Vokasi yang berorientasi pada sambung-suai pendidikan vokasi dengan DUDI, yang secara berkala akan diluncurkan ke depannya," tambah dia.

Program SMK, D2 Jalur Cepat atau Program Jalur Cepat SMK-D2 merupakan realisasi skema sambung-suai dunia pendidikan dan DUDI yang melibatkan tiga pihak, yaitu SMK, Pendidikan Tinggi Vokasi (PTV), dan DUDI. PTV yang dimaksud bisa berupa Politeknik, akademi komunitas, universitas/institut, dan sekolah tinggi yang memiliki program D2.

Sementara itu Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbud Wikan Sakarinto, mengatakan pada prinsip dasarnya program itu harus berbasis kebutuhan nyata dari DUDI.

"Tanpa itu, maka program ini tidak dapat berjalan. Kebutuhan nyata DUDI adalah lulusan dengan kompetensi yang memiliki mental siap kerja dan siap belajar sepanjang hayat. Program ini merupakan program yang mendorong peserta didik SMK dapat lebih cepat mendapatkan kompetensi yang lebih tinggi melalui mekanisme yang lebih praktis. Tentunya disertai dengan gelar atau level ijazah yang lebih tinggi," tambah Wikan.

Untuk bisa mendapatkan D2, peserta didik Program Jalur Cepat SMK-D2 yang telah menjalankan pendidikan di SMK selama tiga tahun (termasuk praktik kerja lapangan selama enam bulan), dapat secara merdeka memilih meneruskan langsung satu setengah tahun pendidikan di PTV (termasuk satu tahun magang).

"Skemanya, siswa menempuh enam semester di SMK dan tiga semester menjadi mahasiswa di level pendidikan tinggi, jadi pengalaman bekerja di industri akan lebih banyak," jelas Wikan.

Syarat khusus lainnya, yaitu kurikulum disusun bersama (SMK, PTV dan DUDI) sejak semester satu hingga sembilan. Selama sembilan semester tersebut, para dosen PTV dan ahli DUDI bergabung dengan para guru SMK untuk terjun langsung mengajar para siswa SMK sejak kelas 10 SMK sampai dengan mereka lulus D2 pada semester sembilan. ANTARA FOTO/Siswowidodo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

News pendidikan Berita Kemendikbud SMK