Fatimah bergegas menuju gedung komposting Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Sampah Supiturang di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.
Fatimah bergegas menuju gedung komposting Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Sampah Supiturang di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.
"Dalam sehari minimal mengemas 100 bungkus," tegas Fatimah membuka pembicaraan, Senin, 4 Desember 2023.
Di gedung komposting ia tak sendiri. Melainkan bersama 13 rekan kerja. Mereka di antaranya Dwi, Dafa, Yusril, Dimas, Fauzi, Yoga, Faktur, Muklas dan Wahyu. Tugas masing-masing mulai pemilahan, pengolahan,
operator alat berat sampai pengemasan. Pegawai lainnya merawat peralatan dan mesin pengolah kompos. Seluruh proses produksi di tempat itu berteknologi modern. Saban hari, alat berat dan mesin bergerak bersama mempercepat proses produksi kompos.
Di gedung komposting ia tak sendiri. Melainkan bersama 13 rekan kerja. Mereka di antaranya Dwi, Dafa, Yusril, Dimas, Fauzi, Yoga, Faktur, Muklas dan Wahyu. Tugas masing-masing mulai pemilahan, pengolahan, operator alat berat sampai pengemasan. Pegawai lainnya merawat peralatan dan mesin pengolah kompos. Seluruh proses produksi di tempat itu berteknologi modern. Saban hari, alat berat dan mesin bergerak bersama mempercepat proses produksi kompos.
Sampah dari pasar tradisional dan rumah tangga se Kota Malang diolah di tempat ini. Sesuai data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah harian tahun 2022 di kota itu sebesar 764,79
ton atau 279.148,37 ton per tahun. Petugas memilah sampah anorganik, hasilnya dihibahkan ke pemulung untuk menambah pendapatan sekaligus mengentaskan kemiskinan.
Sampah dari pasar tradisional dan rumah tangga se Kota Malang diolah di tempat ini. Sesuai data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah harian tahun 2022 di kota itu sebesar 764,79 ton atau 279.148,37 ton per tahun. Petugas memilah sampah anorganik, hasilnya dihibahkan ke pemulung untuk menambah pendapatan sekaligus mengentaskan kemiskinan.

Mengepak Kompos untuk Program Stunting di Malang

05 Desember 2023 13:56
Malang: Fatimah bergegas menuju gedung komposting Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Sampah Supiturang di Kelurahan Mulyorejo, Kecamatan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur.

Tangan perempuan itu cekatan. Tak menunggu lama, kompos yang menggunung sudah beralih tempat ke dalam wadah plastik. Kemasan bertuliskan pupuk organik diproduksi oleh Dinas Lingkungan Hidup Kota Malang.

"Dalam sehari minimal mengemas 100 bungkus," tegas Fatimah membuka pembicaraan, Senin, 4 Desember 2023.

Di gedung komposting ia tak sendiri. Melainkan bersama 13 rekan kerja. Mereka di antaranya Dwi, Dafa, Yusril, Dimas, Fauzi, Yoga, Faktur, Muklas dan Wahyu. Tugas masing-masing mulai pemilahan, pengolahan,
operator alat berat sampai pengemasan. Pegawai lainnya merawat peralatan dan mesin pengolah kompos. Seluruh proses produksi di tempat itu berteknologi modern. Saban hari, alat berat dan mesin bergerak bersama
mempercepat proses produksi kompos.

Sirkulasi udara sangat bagus sehingga berada di gedung tak berbau meski ada tumpukan sampah. Bahkan, lalat pun nyaris tak terlihat. Udara bersih dan segar seperti sedang tak berada di sekitar tempat pemrosesan akhir
sampah (TPA) Supiturang.

Sampah dari pasar tradisional dan rumah tangga se Kota Malang diolah di tempat ini. Sesuai data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN), timbulan sampah harian tahun 2022 di kota itu sebesar 764,79
ton atau 279.148,37 ton per tahun. Petugas memilah sampah anorganik, hasilnya dihibahkan ke pemulung untuk menambah pendapatan sekaligus mengentaskan kemiskinan. 

Sampah organik dijadikan kompos

Sampah yang kotor dan berbau dari 57 kelurahan didaur ulang. Pengolahan mengubah wujud sampah menjadi kompos. Itu pun komplet terbungkus kemasan plastik secara rapi dan bersih. Lalu, sampah yang sudah menjadi pupuk organik dikembalikan lagi ke masyarakat untuk pertanian, media tanam dan urban farming.

Sejumlah warga berdatangan mengambil sendiri pupuk organik. Petugas dengan ramah dan responsif melayani. Sikap santun menjadi yang utama menyatu dalam proses aktivitas pengelolaan persampahan.

"Sakniki kepolone sae. Pak Satawi merespons warga nyuwun nopo langsung ditanggapi. Mboten nunggu emben (Sekarang kepala pengelola sangat baik. Pak Satawi cepat merespons, warga minta langsung ditanggapi. Tidak perlu menunggu besok)," ucap warga sekitar TPA Supiturang Ibu Suminah.

Menurut Koordinator Komposting Unit Pelaksana Teknis Pengolahan Sampah Supiturang Teguh Sambodo, kompos dibagikan gratis. Setiap warga boleh mengambil 3 kuintal per kemasan 5 kg. Bila instansi dapat 100 bungkus atau 5 kuintal kompos.

"Sampah yang diolah 10 ton per hari dari sampah pasar dan rumah tangga," tuturnya.

Panen kompos 40% dari bahan baku sampah yang masuk komposting. Kompos buatan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Malang layak sebagai pupuk organik dan media tanam lantaran berkualitas SNI.

Di lahan komposting seluas 2.800 meter persegi, sampah diubah menjadi kompos melalui proses pemilahan, pencacahan, fermentasi, maturasi, pengayakan dan pengemasan. Fermentasi dengan mengecek keasaman (ph),
suhu dan kadar air. Starternya dari air lindi di bak penampungan untuk menyiram bahan kompos.

Dari mengelola sampah, DLH Kota Malang mendukung program ketahanan pangan, stunting, inflasi, kemiskinan dan pelestarian lingkungan. Betapa tidak, kompos yang diolah di TPA Supiturang menyuburkan lahan dan
tanaman. Urban farming yang dikembangkan warga akhirnya panen melimpah menambah pendapatan keluarga. Gizi balita tercukupi dari panen bahan pangan di lahan yang ramah lingkungan. Daya beli masyarakat pun terjaga
lantaran sebagian kebutuhan dipetik di depan rumah.

Cabai dan sayur mayur tercukupi dari pekarangan rumah. Itu artinya kompos sentuhan pegawai TPA Supiturang turut memberikan andil dalam menyelesaikan persoalan pengendalian inflasi, stunting dan kemiskinan. MI/Bagus Suryo


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

News pupuk Sampah stunting Jawa Timur