Yogyakarta: Mahasiswa Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM), Rania Naura Anindhita bersama sejumlah pihak menciptakan cairan eco lindi, cairan penghilang bau menyengat dari sampah.
Rania menceritakan proses awal hingga ditemukan eco lindi bisa mengurangi hingga menghilangkan bau sampah sekitar 6 bulan. Eco lindi ini dibuat dari sejumlah unsur, meliputi air lindi, air accu (asam sulfat), bio katalis yang telah diinovasi, dan molase atau tetesan tebu dari limbah industri gula.
Eco lindi ini dinilai cukup efisien untuk menghilangkan bau lindi yang ditimbulkan dari berbagai macam jenis sampah.
"Cukup efisien untuk penggunaannya. Eco lindi disemprotkan untuk menghilangkan bau limbah lindi," kata Rania di Balairung UGM, Jumat, 3 Juni 2022.
Eco lindi yang telah diujicobakan di Sidoarjo, Jawa Timur belum lama ini dinilai memberikan dampak positif. Cairannya yang sudah diramu tersebut dapat menghilangkan bau setelah 5-10 menit penyemprotan.
Dalam sebulan, kata dia, biaya yang dikeluarkan untuk membuat eco lindi sebesar Rp2 juta. Nominal itu bisa untuk menghilangkan bau saat uji coba di TPA Sidoarjo.
"Nilai ekonomisnya untuk produksi tidak makan waktu lama. Ini bisa jadi solusi cepat," kata dia.
Rania menambahkan, eco lindi sangat bisa diterapkan untuk menghilangkan bau yang ada di TPST Piyungan Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta (DIY).
Seperti diketahui, bau menyengat cairan lindi di TPST Piyungan menjadi salah satu yang dikeluhkan warga hingga berujung pemblokiran beberapa waktu lalu. Meskipun, kata dia, karakter pengelolaan sampah di TPST Piyungan lebih dominan kering. Medcom.id/Ahmad Mustaqim Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News