Aceh: Harga daging kerbau dan sapi di hari tradisi mameugang atau dua hari menjelang Idul Fitri 1445 H di Provinsi Aceh tergolong sangat tinggi. Kenaikan yang sangat mencolok itu jauh lebih mahal dari hari-hari biasanya.
Amatan Media Indonesia, Selasa, 9 April 2024 di pasar daging Kota Sigli, Ibukota Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh misalnya, harga daging kerbau mencapai kisaran Rp180.000 hingga Rp200.000/kg. Harga tersebut lebih mahal dari biasanya Rp150.000/kg.
Lalu harga daging sapi dari biasanya Rp 140.000/kg, pada musim mameugang kali ini (dua hari jelang lebaran) mencapai 180.000 hingga Rp 190.000/kg. Padahal kedua jenis daging itu adalah daging kerbau lokal dan daging sapi Aceh.
"Kualitasnya sama. Pada hari biasanya daging sapi atau kerbau lokal dan saat dua hari tradisi mameugang juga ternak jenis lokal. Tapi harganya terlalu jauh berbeda," tutur Muhammad Yani, tokoh masyarakat Kota Sigli.
Mahalnya harga bahan lauk tradisi mameugang itu bukan saja di Pidie, tapi juga merata sepuluh wilayah Aceh. Misalnya di Banda Aceh Ibukota Provinsi Aceh, Kabupaten Aceh Besar, Aceh Utara, Bireuen, Aceh Tengah dan Aceh Timur. Hal tidak jauh berbeda juga meliputi Aceh Barat, Aceh Selatan, Aceh Singkil, Aceh Tenggara dan Kabupaten Gayo Lues.
Kondisi ini sangat memberatkan warga bumi berjulukan Serambi Mekkah itu. Apalagi ditengah kondisi ekonomi karut marut seperti sekarang.
Tingginya harga daging kerbau dan sapi setiap musim tradisi mameugang bukan hal yang baru di provinsi paling barat Indonesia itu. Kondisi tidak berpihak kepada konsumen itu sudah terjadi setiap tahun.
Sulaiman Tripa, pemerhati masalah Sosial Masyarakat dari Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, kepada Media Indonesia mengatakan, seharusnya pemerintah atau pihak berwenang mengontrol lebih serius harga danging. Terutama saat musim tradisi mameugang dua hari menjelang bulan Ramadan, dua hari menjelang Lebaran Idul Fitri dan dua hari menjelang Lebaran Idul Adha.
"Harus dikontrol harga daging terutama saat musim malegang. Mengapa harus mahal, apakah tidak bisa kalau lebih murah sedikit. Jangan sampai ada permainan untuk memperoleh keuntungan besar pihak tertentu," tutur dosen USK tersebut. MI/Amiruddin Abdullah Reubee Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News