Petani di Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, geram lataran irigasi yang mengairi 22 hektare sawah dalam kondisi hancur. Akibatnya, petani kekurangan air saat memasuki tanam di musim kemarau ini.
Petani di Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, geram lataran irigasi yang mengairi 22 hektare sawah dalam kondisi hancur. Akibatnya, petani kekurangan air saat memasuki tanam di musim kemarau ini.
"Petani sangat dirugikan. Saat hujan air membanjiri sawah, dan kemarau kekurangan air," tegas Ketua Kelompok Tani Sri Lestari Tasikmadu, Kota Malang, Sutarji, Rabu, 26 Juni 2024.
Sutarji mengungkapkan irigasi yang rusak membuat panen merosot semula 7-8 ton per ha menjadi 5-6 ton per hektare. Bahkan, infrastruktur pertanian yang buruk berimbas pada menurunkan minat anak petani untuk bertani.
Sutarji mengungkapkan irigasi yang rusak membuat panen merosot semula 7-8 ton per ha menjadi 5-6 ton per hektare. Bahkan, infrastruktur pertanian yang buruk berimbas pada menurunkan minat anak petani untuk bertani.
Saat ini, petani menunggu niat baik Pemkot Malang segera memperbaiki irigasi. Pasalnya, petani sudah minta perbaikan, tetapi sudah lima tahun ini belum ada realisasi.
Saat ini, petani menunggu niat baik Pemkot Malang segera memperbaiki irigasi. Pasalnya, petani sudah minta perbaikan, tetapi sudah lima tahun ini belum ada realisasi.

Petani Malang Geram Irigasi Hancur Berimbas Kekurangan Air

26 Juni 2024 13:35
Malang: Petani di Kelurahan Tasikmadu, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Jawa Timur, geram lataran irigasi yang mengairi 22 hektare sawah dalam kondisi hancur. Akibatnya, petani kekurangan air saat memasuki tanam di
musim kemarau ini.

"Petani sangat dirugikan. Saat hujan air membanjiri sawah, dan kemarau kekurangan air," tegas Ketua Kelompok Tani Sri Lestari Tasikmadu, Kota Malang, Sutarji, Rabu, 26 Juni 2024.

Sutarji mengungkapkan irigasi yang rusak membuat panen merosot semula 7-8 ton per ha menjadi 5-6 ton per hektare. Bahkan, infrastruktur pertanian yang buruk berimbas pada menurunkan minat anak petani untuk bertani.

Saat ini, petani menunggu niat baik Pemkot Malang segera memperbaiki irigasi. Pasalnya, petani sudah minta perbaikan, tetapi sudah lima tahun ini belum ada realisasi.

"Yang bisa kami lakukan menambal kerusakan meskipun kemampuan petani sangat terbatas," tuturnya.

Pagi itu, Sutarji menunjukkan saluran irigasi yang rusak parah. Bahkan, sampah menumpuk sehingga menyumbat aliran air. Penyebab kerusakan, lanjutnya, air dari Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, meluncur
deras terutama saat musim hujan.

Memasuki musim kemarau ini, air berkurang drastis karena sudah dipergunakan untuk pengairan sawah berada di atas daerah itu.

Dinas Ketahan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang Slamet Husnan Hariyadi menyatakan segera menindaklanjuti keluhan petani. Pihaknya akan survei lokasi untuk selanjutnya melakukan perbaikan.

"Irigasi kita survei dulu, kalau tersier berdekatan dengan sawah, kewenangan Dispangtan," ujarnya.

Slamet menjelaskan anggaran irigasi di APBD hanya Rp230 juta sudah terealisasi di 11 lokasi.

"Kondisi irigasi secara keseluruhan masih berfungsi meskipun ada sedimen. Sebenarnya petani punya inisiatif merawat irigasi," pungkasnya. MI/Bagus Suryo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

News Petani Kekeringan Lahan Malang