Aceh: Menghindari gagal panen karena ancaman fenomena alam El Nino yang sedang melanda Indonesia, sebagian petani di kawasan Provinsi Aceh memilih beralih ke tanaman jenis lain. Lahan sawah mereka yang sebelumnya ditanami padi, sekarang beralih ke tanaman lain yang dianggap lebih bandel di musim panas atau saat kekeringan.
Di Kabupaten Pidie, Provinsi Aceh misalnya, ratusan petani urung menanam padi di musim gadu (musim tanam kedua) seperti sekarang ini. Sebagai pengganti tanaman padi, mereka beralih menanam kacang tanah.
Lokasi lahan sawah yang beralih tanam itu antara lain di Kecamatan Lampoh Saka, Simpang Tiga, Indrajaya, Delima, dan Kecamatan Pidie. Lokasi yang ditanami kacang tanah itu merupakan lahan sawah yang sering krisis air pada musim gadu.
Berkat tepat menyesuaikan tanaman dan kondisi cuaca, ratusan petani di Pidie sejak sepekan terakhir mulai memanen kacang tanah. Hasil produksi panen itu ditampung oleh tengkulak, langsung di lepas kepasar lokal dan ada juga dijual eceran.
Bukhari Tahir, tokoh masyarakat Kecamatan Lampoh Saka, kepada Media Indonesia, Minggu, 3 September 2023 mengatakan, sudah tiga tahun terakhir para petani di Kawasan setempat setiap musim gadu beralih ke kacang tanah.
Hal tersebut disebabkan karena krisis debit air dimusim tanam gadu yang biasa beriringan dengan fenomena alam El Nino. Lalu lahan sawah kekurangan air sehingga rawan gagal tanam padi atau terancam puso.
"Seperti lahan sawah di Desa Dayah Bubue dan Desa Dua Paya, sudah tiga tiga tahun petani menanam padi hanya saat musim tanam pertama atau musim rendenga. Ketika musim tanam kedua sering krisis air dan cuaca panas, maka harus beralih ke kacang tanah agar lahan sawah tetap produksi," tutur mantan Kadis Pendidikan Pidie tersebut.
Helmi, pakar Ilmu Tanah yang juga Dosen Fakultas Pertanian Universitas Syi'ah Kuala, Aceh, mengatakan, peralihan dari kebiasaan menanam padi ke tanaman palawija atau kacang-kacangan seperti kacang tanah tindakan sangat tepat. Apalagi jenis tanaman palawija yang lebih bandel berhadapan dengan cuaca panas berlebihan atau El Nino.
"Perlu digalakkan menanam palawija untuk bersahabat dengan alam. Jangan memaksa tanaman padi kalau suhu cuaca panas, kemarau atau ditengah El Nino. Salah pola dan musim tanam itu rawan puso dan serangan hama penyakit," tutur nya.
Helmi menjelaskan, kebutuhan air untuk tanaman padi berkisar 2 liter per detik per hektare. Sedangkan untuk tanaman kacang tanah tentu lebih sedikit yaitu hanya seper lima dari kebutuhan padi.
"Kalau padi butuh sedikit tergenang pada bagian bawah, walau tidak terus menerus. Sedangkan untuk lahan kacang hanya sesekali butuh ke lembaban sedikit saja. Apalagi kacang tanah lebih tahan kering, yaitu selama berusia sekitar 3 bulan, kalau sudah ada tiga kali kelembaban lahan secara menyeluruh, bisa bertahan dan memadai," tutur lulusan Doktoral Universitas Nagoya, Nagoya Jepang. MI/Amiruddin Abdullah Reubee
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News