Kumandang Azan dari Masjid Darushudur Sekegawir, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terdengar jelas dari berbagai penjuru pesantren. Para santri berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan ibadah salat zuhur. Setelahnya, mereka tak langsung meninggalkan masjid tetapi menunaikan kewajiban untuk setoran hafalan atau biasa disebut murojaah.
Kumandang Azan dari Masjid Darushudur Sekegawir, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terdengar jelas dari berbagai penjuru pesantren. Para santri berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan ibadah salat zuhur. Setelahnya, mereka tak langsung meninggalkan masjid tetapi menunaikan kewajiban untuk setoran hafalan atau biasa disebut murojaah.
Dalam sehari, para santri dapat menghafal satu hingga tiga halaman ayat suci Alquran. Jari jemari mereka tak lelah meraba setiap huruf yang tertulis dalam Alquran, sementara mulut mereka merapal setiap bacaannya. Ya, kondisi mereka yang merupakan disabilitas tuna netra tidak menjadi halangan. Mushaf Alquran dengan huruf braille sudah layaknya teman hidup.
Dalam sehari, para santri dapat menghafal satu hingga tiga halaman ayat suci Alquran. Jari jemari mereka tak lelah meraba setiap huruf yang tertulis dalam Alquran, sementara mulut mereka merapal setiap bacaannya. Ya, kondisi mereka yang merupakan disabilitas tuna netra tidak menjadi halangan. Mushaf Alquran dengan huruf braille sudah layaknya teman hidup.
Sebanyak 24 santri, yang terdiri dari 15 santri laki-laki dan 9 perempuan, dari berbagai daerah di Indonesia tinggal di Pondok Pesantren Tuna Netra Sam'an Darushudur, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada periode tiga tahun awal, mereka mengenyam pendidikan dan hafalan Alquran dengan metode bunyi-bunyian atau biasa disebut metode sam'an.
Sebanyak 24 santri, yang terdiri dari 15 santri laki-laki dan 9 perempuan, dari berbagai daerah di Indonesia tinggal di Pondok Pesantren Tuna Netra Sam'an Darushudur, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada periode tiga tahun awal, mereka mengenyam pendidikan dan hafalan Alquran dengan metode bunyi-bunyian atau biasa disebut metode sam'an.
Pesantren ini juga memiliki dua kelas berbeda, satu kelas Takhasus dengan 90% pembelajaran berupa hafalan Alquran. Kedua, kelas Mubalighin, santri mendapat pembelajaran umum lebih banyak namun tetap berdasarkan Alquran.
Pesantren ini juga memiliki dua kelas berbeda, satu kelas Takhasus dengan 90% pembelajaran berupa hafalan Alquran. Kedua, kelas Mubalighin, santri mendapat pembelajaran umum lebih banyak namun tetap berdasarkan Alquran.
Sang pendiri, Ridwan Efenfi, memaparkan alasan mendirikan pesantren lantaran pengembangan pendidikan, bahasa dan Alquran bagi disabilitas tuna netra masih kurang. Di tahun 2018, ia pun mendirikan pesantren yang sudah melahirkan 10 orang hafiz dan hafizah Quran ini.
Sang pendiri, Ridwan Efenfi, memaparkan alasan mendirikan pesantren lantaran pengembangan pendidikan, bahasa dan Alquran bagi disabilitas tuna netra masih kurang. Di tahun 2018, ia pun mendirikan pesantren yang sudah melahirkan 10 orang hafiz dan hafizah Quran ini.
Salah satu santri Azla Azwani, 20, asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara bercita-cita menjadi hafiz Quran perlahan diupayakannya. Kini dia sudah berhasil hafal 4 juz.
Salah satu santri Azla Azwani, 20, asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara bercita-cita menjadi hafiz Quran perlahan diupayakannya. Kini dia sudah berhasil hafal 4 juz. "Tidak boleh putus asa, kita juga bisa menghafal Alquran. Meski tuna netra, tidak perlu berkecil hati," ucapnya.

Lantunan Ayat Suci dari Gerakan Jemari

20 Maret 2024 10:18
Bandung: Kumandang Azan dari Masjid Darushudur Sekegawir, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, terdengar jelas dari berbagai penjuru pesantren. Para santri berbondong-bondong menuju masjid untuk menunaikan ibadah salat zuhur. Setelahnya, mereka tak langsung meninggalkan masjid tetapi menunaikan kewajiban untuk setoran hafalan atau biasa disebut murojaah.

Dalam sehari, para santri dapat menghafal satu hingga tiga halaman ayat suci Alquran. Jari jemari mereka tak lelah meraba setiap huruf yang tertulis dalam Alquran, sementara mulut mereka merapal setiap bacaannya. Ya, kondisi mereka yang merupakan disabilitas tuna netra tidak menjadi halangan. Mushaf Alquran dengan huruf braille sudah layaknya teman hidup.

Sebanyak 24 santri, yang terdiri dari 15 santri laki-laki dan 9 perempuan, dari berbagai daerah di Indonesia tinggal di Pondok Pesantren Tuna Netra Sam'an Darushudur, Cimenyan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat. Pada periode tiga tahun awal, mereka mengenyam pendidikan dan hafalan Alquran dengan metode bunyi-bunyian atau biasa disebut metode sam'an. 

Pesantren ini juga memiliki dua kelas berbeda, satu kelas Takhasus dengan 90% pembelajaran berupa hafalan Alquran. Kedua, kelas Mubalighin, santri mendapat pembelajaran umum lebih banyak namun tetap berdasarkan Alquran.

Sang pendiri, Ridwan Efenfi, memaparkan alasan mendirikan pesantren lantaran pengembangan pendidikan, bahasa dan Alquran bagi disabilitas tuna netra masih kurang. Di tahun 2018, ia pun mendirikan pesantren yang sudah melahirkan 10 orang hafiz dan hafizah Quran ini.

Salah satu santri yang terlihat bersemangat mengikuti beragam kegiatan meski sedang berpuasa yakni, Azla Azwani, 20, asal Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara. Cita-cita menjadi hafiz Quran perlahan diupayakannya. Kini Azla sudah berhasil hafal 4 juz.

"Tidak boleh putus asa, kita juga bisa menghafal Alquran. Meski tuna netra, tidak perlu berkecil hati," ucap santri yang bergabung dengan pesantren ini sejak Agustus 2023. MI/Bilal Nugraha Ginanjar

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(WWD)

News Tunanetra Alquran Ramadan 2024 puasa