Gunung Merapi pada pukul 07.45 WIB kembali melakukan aktifitas erupsi vulkanik berupa muntahan awan panas atau wedus gembel.
Hal yang langka dan unik saat fenomena wedus gembel atau awan panas terlontar dari puncak Merapi, terlihat sapuan awan membentuk caping atau topi petani.
Cenderun menurun
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan aktivitas Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) saat ini cenderung menurun.
Kepala PVMBG Hendra Gunawan mengatakan aktivitas Gunung Merapi awalnya memang sempat tinggi pasca-kejadian awan panas pada 11 Maret 2023, namun setelah itu kondisi cenderung stagnan sampai saat ini.
Sepanjang 24 sampai 30 Maret 2023, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat Gunung Merapi hanya mengeluarkan dua kali awan panas guguran ke arah barat daya hulu Sungai Boyong dengan jarak luncur sejauh satu kilometer.
Sedangkan guguran lava teramati sebanyak 176 kali ke arah barat daya hulu Sungai Bebeng dan Sungai Boyong dengan jarak luncur maksimal dua kilometer. Sementara itu suara guguran terdengar satu kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil.
Berdasarkan analisis morfologi kubah lava, BPPTKG mencatat bahwa kubah barat daya mengalami perubahan morfologi yang terjadi akibat adanya guguran dan awan panas guguran. Namun kubah tengah tidak ada perubahan yang signifikan.
Pada 13 Maret 2023 foto udara yang dilakukan oleh BPPTKG memperlihatkan volume kubah barat daya terukur sebesar 1,68 juta meter kubik dan kubah tengah sebesar 2,31 juta meter kubik.AFP PHOTO/Devi Rachman Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News