Lembang: Hujan deras yang mengguyur wilayah Lembang, Kabupaten Bandung Barat membuat sejumlah jalan protokol terendam banjir pada Jumat, 21 Mei 2021 sore. Diperkirakan ketinggian air mencapai sekitar 40 cm.
Paling parah banjir terlihat di Jalan Pasar Panorama Lembang, banyak kendaraan roda empat dan roda dua yang mogok di tengah jalan lantaran nekat menerobos banjir. Bahkan ada sejumlah sepeda motor terbawa hanyut karena kuatnya arus.
Selain intensitas hujan memang cukup tinggi, banjir disebabkan saluran air atau drainase tidak lancar. Beberapa pemilik toko di sekitar pasar terpaksa harus mengamankan barang dagangannya karena air masuk ke dalam toko.
"Hujan tadi sekitar jam 3 sore, tadi sempat meninggi sampai kira-kira 100 centimeter. Sekarang sudah agak surut," kata Yandi, 37, tukang ojek di Pasar Panorama.
Dia mengatakan, banjir di sekitar Pasar Panorama sering terjadi setiap kali turun hujan namun belum ada solusi atau tindakan dari pemerintah daerah untuk mengatasi permasalah ini.
"Awal tahun kemarin sempat ada pengerukan saluran drainase yang dikerjakan oleh aparat pemerintah desa. Tapi sekarang banjir lagi," bebernya.
Dampak banjir ini juga menyebabkan arus kendaraan tersendat, antrian kendaraan mengular dari arah Jalan Tangkuban Parahu menuju Jalan Panorama. Lalu lintas sekitar pasar juga lebih padat karena pedagang maupun pengunjung pasar menunggu air surut.
Hingga pukul 17.30 WIB belum ada tanda-tanda banjir bakal surut, bahkan hujan kembali turun namun dengan intensitas sedang.
Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kelas I Bandung memperingatkan potensi cuaca ekstrem yang bakal terjadi beberapa hari ke depan di wilayah Bandung Raya.
"Beberapa wilayah di Bandung Barat dan Cimahi berpotensi banjir dan banjir bandang dengan status waspada yang berlaku mulai hari ini, Jumat 21 Mei 2021," ungkap Kepala BMKG Kelas I Bandung Teguh Rahayu.
Terkait peralihan musim dari hujan ke musim kemarau, dirinya menyebut jika saat ini sebagian wilayah di Indonesia sudah memasuki musim kemarau.
"Angin timuran yang dominan menjadi indikator utama bahwa wilayah Indonesia saat ini sudah memasuki musim kemarau. Diprakirakan dalam sepekan ke depan angin timuran masih sangat dominan akibat dari monsun Australia yang juga masih signifikan hingga sepekan ke depan," jelasnya. Media Indonesia Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News