Bengawan Solo di Bojonegoro Kembali Meluap, Petani Panen Dini

Bojonegoro: Sungai Bengawan Solo di Kabupaten Bojonegoro, Jawa timur, kembali meluap dan merendam ratusan hektar lahan pertanian. Akibatnya, sebagian petani terpaksa melakukan panen dini untuk meminimalisir kerugian lebih besar.

Panen paksa ini seperti yang dilakukan petani di Kecamatan Kanor dan Baureno, Bojonegoro. Panen dini terpaksa dilakukan karena padinya terendam luapan Sungai Ingas yang merupakan anak Sungai Bengawan Solo.

Rata-rata tanaman padi yang terendam banjir ini berusia antara 70 sampai 80 hari, atau menjelang masa panen. Tanaman padi yang terendam air terlalu lama bisa membuat kualitas dan harga jual gabah anjlok. Kondisi tersebut cukup mengancam para petani mengalami kerugian besar karena gagal panen atau puso.

Guna menyiasati ancaman tersebut tak sedikit para petani terpaksa harus memetik tanaman padinya lebih awal. Menurut petani meski sebagian tanaman belum tiba masanya, namun mereka tidak mempunyai pilihan lain kecuali panen dini. Hal ini sebagai upaya untuk menghindari kerugian yang lebih besar.

Imbasnya hasil panen para petani yang melakukan panen paksa ini menurun drastis. Jika pada kondisi normal, sepetak lahan dengan luas 200 meter persegi pada musim panen sebelumnya mampu menghasilkan sedikitnya 32 karung gabah, kini hanya 20 karung gabah saja.

Tak hanya itu, selain hasil panennya merosot, harga jual gabah juga mengalami penurunan cukup drastis. Sebab kualitas gabah menjadi buruk akibat terlalu lama terendam banjir. Jika harga gabah kualitas normal bisa mencapai Rp. 5.500/ kilogram, kini harga gabah dari hasil panen paksa ini hanya Rp. 4500 saja per kilogramnya. Metro TV/Bambagn Yulianto Wibowo

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News