Jakarta: Ratusan anggota tim penyelamat berpacu dengan waktu, Selasa, 5 Desember 2023, untuk menemukan 10 pendaki yang hilang, pascaletusan Gunung Marapi di Sumatera Barat yang menewaskan 13 orang.
Sementara itu, 13 pendaki tewas ditemukan di dekat kawah Gunung Marapi di pulau Sumatera, dengan petugas penyelamat mengumumkan 11 kematian pada hari yang sama dan dua lainnya pada hari Selasa.
Yang lain ditemukan selamat dan dibawa turun gunung dalam upaya penyelamatan yang sulit karena terhambat oleh letusan lebih lanjut dan cuaca buruk.
Gunung berapi tersebut memuntahkan abu vulkanik setinggi 3.000 meter (9.800 kaki) – lebih tinggi dari gunung berapi itu sendiri – ke langit pada hari Minggu, 3 November.
“Jumlah korban meninggal saat ini 13 orang. 10 pendaki yang hilang masih dalam pencarian,” kata Abdul Malik, Kepala Badan Pencarian dan Pertolongan Padang kepada AFP, seraya menambahkan bahwa dua jenazah tambahan pendaki yang tewas ditemukan Senin malam.
Dua menambahkan bahwa lima korban tewas telah dibawa turun gunung untuk diidentifikasi, sementara delapan jenazah telah ditemukan dan dievakuasi ke dalam kantong mayat.
Gambar yang dibagikan oleh badan pencarian dan penyelamatan nasional Basarnas menunjukkan tim penyelamat beranggotakan enam orang yang mengenakan jaket oranye dan helm membawa jenazah ke sisi gunung berapi.
Gunung berapi tersebut masih meletus pada Selasa pagi, menurut para pejabat, sehingga menghambat upaya penyelamatan oleh lebih dari 200 personel.
Tim penyelamat mencoba melakukan evakuasi manual, berjalan ke puncak gunung berapi dan mengevakuasi para korban dengan tandu karena letusan yang sedang berlangsung dan jarak pandang yang buruk, kata Hendri, seorang pejabat penyelamat setempat.
Ahmad Rifandi, kepala pos pemantauan Marapi, mengatakan kepada AFP pada hari Selasa bahwa pihaknya telah mengamati lima letusan dari tengah malam hingga pukul 08.00 WIB.
“Marapi masih sangat aktif. Ketinggian kolomnya belum terlihat karena tertutup awan,” ujarnya.
Abu vulkanik masih berjatuhan di sekitar pos informasi di kaki gunung di mana Marapi tidak terlihat, menurut seorang jurnalis AFP.
Kepala Badan Vulkanologi Indonesia, Hendra Gunawan, mengatakan Marapi telah berada pada tingkat kedua dari sistem peringatan empat tingkat sejak tahun 2011, dan zona eksklusi sepanjang tiga kilometer telah diberlakukan di sekitar kawahnya.
Dia tampaknya menyalahkan para pendaki pada hari Senin karena terlalu dekat dengan kawah, dengan mengatakan bahwa badan tersebut merekomendasikan tidak ada aktivitas manusia di zona tersebut, dan menekankan bahwa dampak parah akan terjadi. Dok. Basarnas Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News