Jakarta: Ribuan warga Pesisir Selatan, Sumatera Barat, terpaksa tinggal di tenda pengungsian, karena rumah yang mereka tempati rusak diterjang banjir bandang. Beberapa di antaranya adalah ibu-ibu hamil, balita dan anak-anak.
Saat Ramadan tiba, mereka kini terpaksa berbuka puasa dengan menu seadanya di antara tenda-tenda pengungsian.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pesisir Selatan mencatat sedikitnya 5.702 unit rumah mengalami kerusakan, sehingga berdampak terhadap 68.990 keluarga dan 223.550 jiwa.
Jumlah itu nyaris separuh dari total populasi penduduk di Pesisir Selatan yang pada tahun ini berdasarkan catatan Badan Pusat Statistik (BPS) diperkirakan sekitar 532 ribu jiwa.
Sementara, sepanjang pencarian sejak 7 Maret hingga Rabu, 13 Maret, total korban tewas yang ditemukan untuk daerah Pessel adalah sebanyak 24 orang.
Hingga saat ini masih tersisa lima korban lagi yang masih dicari oleh petugas, dengan rincian tiga di Langgai, satu orang di Tarusan, dan satu lainnya di Sungai Batang Bayang.
Pemkab Pesisir Selatan menurunkan tenaga kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang menjadi korban bencana banjir dan longsor di daerah itu.
"Masyarakat yang jadi korban bencana harus dipastikan menerima layanan kesehatan yang memadai, tanpa harus pergi ke fasilitas kesehatan, apalagi pada kondisi saat ini," ujar Bupati Pesisir Selatan Rusma Yul Anwar.
Ia mengatakan tingginya curah hujan pada Kamis, 7 Maret memicu banjir di sebagian besar wilayah Pesisir Selatan. Dari 15 kecamatan, hanya Kecamatan IV Nagari Bayang Utara dan Lunang yang tidak terdampak. AFP PHOTO/Rezan Soleh Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News