Kupang: Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) bersama Kementerian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) dan BUMN melakukan penanaman mangrove secara serentak di area seluas 20 hektare di dua desa di Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kamis, 7 Maret 2024.
Lokasi penanaman mangrove melibatkan PT PLN Unit Induk Wilayah NTT dan PT Pelindo, Asosiasi Produsen Biofuel Indonesia (APROBI), Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) NTT, Pemerintah Provinsi NTT, Pemerintah Kabupaten Kupang, dipusatkan di pesisir Pantai Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah.
Kegiatan ini juga bagian dari Penanaman Pohon Serentak Seluruh Indonesia Dalam Rangka Hari Bhakti Rimbawan ke-41 dan Launching Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL).
General Manager PT PLN Unit Induk Wilayah NTT I Gede Agung Sindu Putra mengatakan, lokasi penanaman mangrove di Tanah Merah, masuk dalam area Taman Wisata Alam Laut (TWAL) Teluk Kupang yang memiliki luas sekitar 50 ribu hektare, sedangkan lokasi penanaman mangrove lainnya di Desa Enoraen, Kecamatan Amarasi Timur, Kabupaten Kupang yang masuk area TWAL Manipo.
Menruut Gede, kegiatan penanaman mangrov ini bagian dari salah satu visi PLN yakni seluruh kegiatan usaha perusahaan, selalu berwawasan lingkungan. "Kita wujudkan dengan program TJSL ini, tanaman ini kami akan kawal sepanjang 3 tahun untuk memastikan mangrove tumbuh dengan baik dan menjadi bagian dari hutan mangrove yang sangat luas," ujarnya.
Selama 2023, lanjutnya, PLN sudah menanam lebih dari 16.000 mangrove, kurang lebih seluas 2,4 hektare di seluruh NTT
PLN juga segera membuka jalan setapak ke lokasi penanaman mangrove mengunakan Faba atau abu sisa proses pembakaran batu bara pada pembangkit listrik tenaga uap yang telah dibentuk menjadi bata beton.
"Kami akan bangun jalan setapak memanfaatkan FABA, juga instalasi air diharapkan bisa bermanfaat untuk masyarakat," ujarnya.
Staf Ahli Menteri KLHK Bidang Ekonomi dan Sumber Daya Alam, Tasdiyanto Rohadi mendorong PLN bersama BUMN lainnya serta masyarakat menanam mangrove. Pasalnya, mangrove menyerap emisi karbon 20-25 kali lebih besar jika dibandingkan pepohonan di hutan. "Jadi kegiatan ini sangat tepat bagi perbaikan lingkungan. Terima kasih ke pemerintah provinsi, pengusaha dan PLN yang berperan besar dalam kegiatan ini," kata
Tasdiyanto Rohadi.
Kegiatan ini juga diisi dengan penandatanganan Komitmen Bersama Program TJSL oleh General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah NTT I Gede Agung Sindu Putra, Corporate Secretary PT Pertamina (Persero)
Brahmantya S Poerwadi,Terminal Head Petikemas PT Pelindo Kupang Zanuar Eka Wijaya, dan Head of Substainability Division Aprobi (Indonesia Biofuel Producer Association), Rapolo Hutabarat.
Selain itu pemberian penghargaan kepada Kelompok Tani Dalek Esa, bantuan Sarana Air Bersih dan Pemanfaatan Faba PLN, bantuan pemberdayaan UMKM Kelompok Tani, pegiat konservasi mangrove, Kelompok Masyarakat Konservasi Kakatua Jambul Kuning, dan Pemberdayaan Konservasi Terumbu Karang. MI/Palce Amalo Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News