Petani tembakau lereng merapi kawasan Boyolali, sejak gelaran tradisi 'Tumbuk Tembakau' pada awal bulan ini sangat bersemangat memetik panen yang bakal berlanjut hingga awal September nanti.
Petani tembakau lereng merapi kawasan Boyolali, sejak gelaran tradisi 'Tumbuk Tembakau' pada awal bulan ini sangat bersemangat memetik panen yang bakal berlanjut hingga awal September nanti.
Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Joko Suhartono menyebut, bahwa panen kali ini diprediksi yang terbaik bagi para petani tembakau.
Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Joko Suhartono menyebut, bahwa panen kali ini diprediksi yang terbaik bagi para petani tembakau. "Luasan nya bagus, panenan bagus dan harga juga lebih bagus ketimbang tahun lalu," tukas Joko menjawab Media Indonesia, Minggu, 11 Agustus 2024 di Boyolali.

Petani Tembakau Boyolali Tuai Keuntungan Besar Tahun Ini

11 Agustus 2024 16:49
Boyolali: Petani tembakau lereng merapi kawasan Boyolali, sejak gelaran tradisi 'Tumbuk Tembakau' pada awal bulan ini sangat bersemangat memetik panen yang bakal berlanjut hingga awal September nanti.

Kepala Dinas Pertanian Boyolali, Joko Suhartono menyebut, bahwa panen kali ini diprediksi yang terbaik bagi para petani tembakau. "Luasan nya bagus, panenan bagus dan harga juga lebih bagus ketimbang tahun lalu," tukas Joko menjawab Media Indonesia, Minggu, 11 Agustus 2024 di Boyolali.

Dari laporan yang dia terima, bahwa batang tembakau yang ditanam para petani tahun ini lebih banyak ketimbang tahun lalu, yang sebenarnya juga lumayan bagus serta menuai harga yang sudah bagus.

Dinas Pertanian Boyolali mencatat luas lahan yang ditanami tembakau di Kecamatan Selo pada 2024 naik sekitar 100 hektare dibanding 2023, atau dari 1.455 hektare naik menjadi 1595 hektare.

Total luas tanaman tembakau sejumlah desa di kabupaten Boyolali tahun ini mencapai 3600 hektare. Karena itu, dengan panenan tembakau sekuas itu, dan dengan harga yang stabil tinggi, boleh disebut ini masa keemasan petani tembakau Kota Susu tersebut.

Seperti yang dilakukan oleh sejumlah petani Desa Senden yang selama ini hidup makmur dari menanam tenbakau, mengatakan, bahwa tembakau tahun ini dilihat dari sudut mana pun hasilnya lebih baik ketimbang hasil panen 2023.

Seorang petani Senden, Sarwoto, 52 mengungkapkan banyak petani menambah batangan tembakau. Di desa tembakau itu, pada 2023 hanya ada tanaman bahan baku utama rokok hanya 150 hektar.

"Tetapi pada 2024 yang mulai dipanen sejak awal Agustus ini bertambah luas dan lebih bangak batangannya. Ini karena harga lebih bagus lagi dari tahun lalu, ditambah cuaca yang mendukung sekali," tutur dia.

Sumanto, petani Desa Samiran juga ikut bersuka cita atas panen tembakau tahun ini. "Bagaimana tidak, tahun lalu tembakau krosok sudah Rp 25 ribu, panen tahun ini bisa mencapai minimal Rp40 ribu per batang. Sementara tembakau rajangan Rp75 ribu," kata Manto, petani 40 an tahun iti dengan wajah semringah di tengah menjemur tembakaunya.

Para petani tembakau tahun ini rerata menanam 10 ribu batang tembakau atau duakali lipat dibandingkan tahun kemarin. Ini karena permintaan tembakau krosok (dalam bentuk daun) yang tinggi oleh produsen, dan harga yang stabil tinggi.

"Harga krosok bisa tinggi karena banyak pabrik yang mencari tembakau tersebut. Mencari tembakau murni yang tidak memakai gula. Bisa memanen 6000 batang saja bisa laku Rp30 juta, apalagi yang diatas 10 ribu batang," jelas dia. MI/Widjajadi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


(CDE)

News petani tembakau tembakau Jawa Tengah