Aceh Besar: Musim kemarau ekstrem tahun ini membawa dampak kekeringan di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Kabupaten Aceh Besar. Kekeringan menyebabkan krisis air bersih bagi masyarakat di 25 desa di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Lhoknga dan Peukan Bada, dengan total 16.755 jiwa yang terdampak.
Kekeringan di Aceh Besar tidak hanya berdampak pada krisis air bersih, tetapi juga pada sektor pertanian. Seperti yang dialami warga Desa Meunasah Baro, Kecamatan Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh.
Sekretaris Desa (Sekdes) Meunasah Baro, Ridwan, mengatakan kekeringan yang melanda desanya telah terjadi sejak tujuh bulan terkahir.
"Sejak bulan 12 gak ada air, berarti sudah tujuh bulan ini sumur-sumur kering. Kemudian kami di tiga dusun ini ambil air disini semua di meunasah. Setiap pagi warga mengambil air menggunakan jerigen untuk penampungan air bersih di rumahnya," kata Ridwan kepada Medcom.id, Sabtu, 20 Juli 2024.
Ridwan menjelaskan bahwa untuk keperluan memasak, air isi ulang tersedia. Namun, untuk mencuci dan mandi karena sumur sudah kering, warga mengambil air bersih yang telah disediakan di meunasah.
Di sisi lain, masyarakat di Aceh Besar mengapresiasi upaya pemerintah dalam mengatasi krisis air bersih. Mereka berharap agar penyaluran air bersih dapat dilakukan secara berkelanjutan dan pemerintah dapat mencari solusi jangka panjang untuk mengatasi kekeringan di wilayah mereka.
"Kita juga sangat bersyukur sekali dengan adanya bantuan air bersih seperti ini," ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, berbagai upaya terus dilakukan untuk mengatasi krisis air bersih di Aceh Besar. Salah satu upaya yang masif dilakukan adalah distribusi air bersih kepada masyarakat terdampak.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Besar bekerja sama dengan berbagai pihak terkait, seperti PDAM Tirta Daroy, Damkar Aceh Besar, dan instansi lainnya, untuk menyalurkan air bersih kepada masyarakat. Penyaluran air bersih dilakukan dengan menggunakan mobil Damkar Aceh Besar.
Hingga saat ini, BPBD Aceh Besar telah mendistribusikan hampir 1 juta liter air bersih kepada masyarakat di 25 desa terdampak. Penyaluran air bersih ini terus dilakukan secara berkala untuk memenuhi kebutuhan air bersih masyarakat.
Petugas Damkar Aceh Besar, Hendri Wahyuriadi, menjelaskan bahwa pengambilan air untuk dibagikan ke desa-desa mengalami beberapa perubahan.
"Awalnya, air diambil dari PDAM Lambaro. Namun, karena jaraknya yang cukup jauh, pengambilan air dialihkan ke Mata Ie selama tiga kali," kata Hendri.
Dikarenakan air di Mata Ie mulai kering dan kotor, Damkar Aceh Besar kembali mengambil air dari PDAM Lambaro dan sudah berlangsung selama tiga bulan terakhir. Medcom.id/Fajri Fatmawati Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News