Bandung Barat: Seorang perempuan di Kabupaten Bandung Barat (KBB), Cucu (45) memiliki penyakit terbilang langka. Dia tidak bisa tidur normal sejak tujuh tahun terakhir. Bahkan, hari-harinya dilakukan tanpa tidur, baik siang maupun malam. Beragam perawatan medis hingga alternatif sudah dicoba namun belum membuahkan hasil.
Warga Kampung Warung Jati, RT 02/10, Desa Ciptagumati, Kecamatan Cikalongwetan, Kabupaten Bandung Barat itu sudah bertahun-tahun tak bisa tidur. Namun tak pasti sejak tahun berapa, hanya saja sejak 2014 ia sudah mengalami masalah sulit tidur.
Cucu mengaku tak tahu apa yang menyebabkannya bisa seperti ini. Padahal sebelum tahun 2014 atau saat usianya baru menginjak 38 tahun ketika belum mengalami kondisi tersebut, kehidupan Cucu berjalan normal.
Cucu tak tahan dengan apa yang dirasakannya. Ia lantas memutuskan berobat ke RSUD Cikalongwetan sekitar tahun 2014 lalu, hingga dirinya diberikan obat tidur. Usai mengonsumsi obat tersebut, sedikit demi sedikit ia mulai kembali dapat merasakan kantuk dan tertidur.
"Setelah dikasih obat itu agak lumayan, jadi bisa lebih tenang sama bisa tidur. Tapi ya tetap enggak bisa lama tidurnya," terang Cucu.
Nampaknya tubuh Cucu menuntut lebih terhadap obat yang dikonsumsinya. Kian hari Cucu kian ketergantungan akan obat untuk membantunya menghilangkan cemas agar bisa tidur. Selama setahun penuh ia terus diberikan obat tersebut oleh rumah sakit. Hingga akhirnya ia berhenti mengkonsumsi obat tersebut setahun kemudian lantaran tak merasakan lagi khasiatnya.
Akibat kondisinya tersebut, kini Cucu hanya bisa terkulai di tempat tidur. Padahal sebelum mengalami efek samping mengonsumsi obat tersebut, Cucu berkisah bisa beraktivitas dengan normal kendati memang tak bisa tertidur.
Cucu belum menyerah. Saat ini ia menjalani perawatan di RS Sentosa Bandung dan berharap penyakitnya sembuh agar bisa hidup normal kembali. Di sana Cucu dilakukan scanning pada bagian kepala.
Cerita mencengangkan terselip saat Cucu menjalani pengobatan di RS Santosa. Untuk melakukan scanning, ia harus menerima bius agar tertidur. Dua kali dibius, ternyata tak ada efeknya sama sekali. Memang tubuh Cucu bisa berhenti bergerak, namun matanya tetap tak bisa tertidur.
Cucu berharap ada pihak yang bisa membantunya mendapatkan kesembuhan. Ia tak mau terus membebani keluarga dengan kondisinya yang seperti ini.
Hai Sobat Medcom, terima kasih sudah menjadikan Medcom.id sebagai referensi terbaikmu. Kami ingin lebih mengenali kebutuhanmu. Bantu kami mengisi angket ini yuk https://tinyurl.com/MedcomSurvey2021 dan dapatkan saldo Go-Pay/Ovo @Rp 50 ribu untuk 20 pemberi masukan paling berkesan. Salam hangat.
MI/Idep Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News